21.21: Twenty One

1547 Words

Syahid terlihat menyender pada motor besarnya dengan iseng menendang kerikil di depan kakinya. Pemuda jangkung itu mengangkat wajah memandangi murid-murid di sana yang mulai berhamburan pulang karena bel sudah berbunyi sedari tadi. Syahid terdiam. Keningnya mengkerut memandangi map cokelat pada tangannya. Cowok tinggi tegap itu menghela lega karena ia diterima di sekolah ini. Walaupun hasil testnya belum keluar, apalagi diperiksa. Mengisi formulir dan juga mengikuti tes kelulusan hanyalah formalitas semata. "Ck," decaknya lalu menegakan tubuh sembari melangkah masuk ke dalam gedung sekolah membuat beberapa siswi yang berpapasan dengannya menghentikan langkah sembari menoleh seutuhnya ke arah pemuda itu. Syahid sendiri tidak terlalu menanggapi, hanya mengabaikan sekaligus menghindar. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD