1. Private Bodyguard

1669 Words
            DI Guard Agency merupakan perusahaan agensi yang menyediakan jasa pengawal atau pun orang-orang terlatih untuk mengawal atau melakukan misi tertentu. Perusahaan yang didirikan oleh Andi Garletto 15 tahun yang lalu dan kini sangat terkenal dan memiliki banyak pengawal terlatih dan terpercaya didalamnya.             Baru saja mereka mendapatkan pekerjaan baru dari sebuah perusahaan yang begitu besar yang bernama Petroleum Group. Perusahaan ini ingin menyewa beberapa pengawal serta pengawal pribadi untuk informasi calon penerus perusahaan yang akan segera kembali ke Indonesia. Perusahaan besar itu memang memiliki banyak musuh yang mengincar dan ingin menghancurkannya maka dari itu, mereka perlu untuk menjaga si pewaris agar perusahaan tidak jatuh ke tangan yang salah nantinya.             Andi sudah memanggil seseorang yang ia percaya dan yakini mampu menjadi pengawal pribadi dari calon penerus perusahaan besar itu. Tahu cukup seluk-beluk perusahaan besar dan dia juga tahu siapa saja yang mengincar dan ingin menghancurkan seseorang maka dia harus mengutus seseorang yang mampu dan bisa mengatasinya.             “Om panggil aku?”             Seorang perempuan dengan setelan jas serba hitam dan sedikit terlihat seperti pria karena lebih memilih menggunakan celana panjang untuk menutupi kaki jenjangnya masuk ke ruangan Andi. Wanita itu menguncir rambutnya rapi dan tidak mengizinkan sehelai rambut pun mengganggunya.             “Duduk dulu Nad!” Perintah Andi melihat keponakan yang dia tunggu sejak tadi akhirnya tiba.             Ya, Andi berencana mengutus keponakannya untuk menjadi bodyguard pribadi dari calon penerus Petroleum Group itu. Nathalie Nadine Nelwara adalah nama gadis itu, keponakannya yang sudah hampir 10 tahun ini dia jaga karena kedua orang tuanya yang meninggal akibat kecelakaan.             Nadine sudah cukup lama bergabung dengannya, bukan dia yang meminta-minta keponakannya itu untuk bergabung tapi dia sendiri yang ingin bergabung dan Andi tidak bisa melarangnya. Nadine sudah sangat terlatih dalam hal bela diri, menggunakan senjata apapun bahkan memanah juga bisa dia lakukan. Tidak hanya hebat dalam hal itu, otaknya juga sangat cerdas sehingga hebat dalam menyusun strategi dan karena semua masalah Andi memutuskan untuk mengutusnya.             “Kamu udah cukup lama istirahat, mau kerja lagi?” tanya Andi.             “Mau Om, mau banget malahan! Tubuh aku tuh capek kalo cuman istirahat aja Om. Jadi, kapan aku mulai kerjanya? Kali ini apa yang harus aku lakukan? ”             Nadine terlihat begitu semangat dan antusiasme mendengarnya. Sebenarnya perempuan itu juga belum lama kosong tapi karena dia biasanya selalu diberikan tugas oleh Andi jadi beberapa minggu istirahat sudah habis.             “Kamu akan jadi pengawal pribadi calon penerus Petroleum Group, kamu tahu Petroleum Group 'kan?”             Nadine menganggukkan kepalanya, dia beberapa kali juga pernah diutus untuk mengawal acara penting yang diadakan pemilik perusahaan itu.             “Anak satu-satunya akan kembali ke Indonesia beberapa hari lagi dan mereka mempercayakan kita untuk menjaganya.”             “Jadi aku akan jadi pengawal anak Tuan Peter, Om?” tanya Nadine. Andi menganggukkan kepalanya. “Ada beberapa orang yang akan diutus, tapi khusus untuk pengawal sehingga Om percayakan sama kamu, gimana?”             Nadine menaikkan kedua alisnya kemudian mengangguk mantap membuat Andi mengembangkan senyumannya. “Nama Nicole Dave Petroleum, umurnya 28 tahun dan berada di Amerika selama 10 tahun belakangan ini dan menempuh pendidikan disana. Dia keras kepala dan hidup bebas selama disana. Dia sama sekali tidak bisa bela diri. ”             Nadine menganggukkan kepalanya sambil terus mendengarkan apa yang disampaikan oleh Andi yang kini sedang memberitahukan informasi mengenai orang yang akan ia kabarkan.             “Jika kamu bersedia, kita bisa membuat kontrak kerja dan kamu akan menjadi pengawal selama lima tahun nanti.”             Andi menjelaskan penjelasannya sembari mengulurkan beberapa kertas ke hadapan Nadine yang langsung diterima oleh Nadine. Tanpa perlu mencampakkan waktu, Nadine yang menandatanganinya. Ini adalah pertama kalinya bagi Nadine untuk menjadi pengawal pribadi seseorang. Biasanya Andi hanya akan memberikannya pekerjaan dengan jangka waktu yang sebentar dan sangat menantang. Namun kali ini, Nadine juga merasa tertantang sehingga dia tidak akan menolaknya.                                                                             ¨¨¨¨¨             Bandara Soekarno-Hatta malam ini terlihat dipenuhi oleh orang-orang yang mengenakan setelan jas berwarna hitam. Di beberapa tempat bahkan dilakukan penjagaan ketat dan pemeriksaan bagi setiap orang yang akan masuk keluar dari tempat itu.             Malam ini calon penerus Petroleum Group yang bernama Nicole Dave Petroleum akan tiba di Indonesia sehingga sudah banyak pengawal yang menunggu di bandara untuk menyambut kedatangan sang calon penerus. Diantara para pengawal lelaki yang bertubuh tegap dan kekar itu terdapat Nadine di dalamnya yang juga sudah siap menunggu kedatangan orang yang akan dia jaga.             Tepat pukul 19.05 pesawat pribadi yang hanya diisi oleh Nicole mendarat dan para pengawal langsung Bersiap untuk menjaganya. Peter dan istrinya juga ada disana menunggu kepulangan putra semata wayang mereka yang sudah 10 tahun tinggal di luar negeri.             Nicole tersenyum sumringah ketika melihat kedua orangtuanya sudah menunggu kedatangannya. Bak anak kecil, lelaki berusia 28 tahun itu langsung menghambur kepelukan Raina sang Ibunda dan menerapkannya erat sedangkan Peter ikut menatap senang dan mengusap kepala putranya.             Nicole merenggangkan pelukannya kemudian menatap wajah Raina, “mama beneran nggak ada keriputnya ya? Aku kira selama ini foto yang Mama kirim itu udah diedit atau dikasih filter gitu. ”             Raina terkekeh tak percaya dengan ucapan yang pertama kali dilontarkan putranya itu setelah sekian lama tak bertemu. “Kamu kira mama udah se-tua itu sampai banyak keriputnya?”             Nicole mencibir organisasi kemudian menatap ke arah Peter dan bergantian Raina. “Papa sama Mama sehat 'kan?” tanyanya kemudian.             “Papa sama Mama sehat kok, kamu pasti juga sehat aja 'kan selama disana? Udah besar gini badannya. ” Raina menggenggam kedua lengan Nicole, menatap senang putranya itu karena memang selama berada di luar neger, Raina tidak pernah mengunjunginya, hanya Peter yang sering ke sana sehingga Raina hanya bisa berkomunikasi jarak jauh dengan putranya itu.             “Ayo pulang! Kamu pasti capek 'kan? ” Peter kejadian aksi temu-kangen ibu dan anak itu. Nicole mengangguk dan langsung merangkul bahu Raina membawa ibunya itu untuk melangkah bersama.             Peter berada di depan memimpin jalan mereka, para pengawal sudah berdiri di posisi mereka seperti pagar betis untuk menjaga keluarga Peter. Beberapa wartawan terlihat ketika mereka berada di luar dan akan segera masuk ke dalam mobil. Peter dan keluarganya tidak mengatakan sepatah katapun kepada wartawan yang ada di sana dan memilih untuk langsung masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di sana sejak tadi.                                                                         ¨¨¨¨¨             Sebuah rumah mewah nan megah yang terdiri dari empat laintai dan memiliki lift di dalamnya sudah menunggu kedatangan Nicole. Raina dan Peter langsung membawa Nicole masuk ke dalam kediaman mereka, di dalam sana para pelayan sudah menunggu kedatangan Nicole dan sudah siap makan malam.             “Mau makan malam dulu?” tanya Raina. Nicole mengangguk mantap. Ketiganya langsung menuju meja makan yang sudah disiapkan. Raina langsung mengambilkan makanan untuk putranya, mengambilkan lauk pauk dan meletakkannya di atas piring Nicole.             “Makan yang banyak ya!” pinta Raina sembari mengelus kepala Nicole.             “Mama juga,” balas Nicole.             Orang itu memang sangat dimanja sekali oleh Raina, apalagi mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu dan membuat Raina begitu rindu untuk memanjakan satu-satunya putra yang dia miliki.             “Seminggu ini kamu bisa istirahat dan menyesuaikan diri dulu disini, setelah itu kamu bisa datang ke kantor untuk mulai memahami dan memahami bagaimana keadaan perusahaan kita. Iel juga akan membantu kamu nanti karena dia juga yang akan menjadi sekretaris pribadi kamu. ”             “Jangan langsung di kasih kerjaan yang berat, Pa! Biarkan Nic training dulu selama sebulan, ”pinta Raina.             “Iya, Bu. Nic memang harus training dulu dan Iel yang akan menjadi traine r-nya karena dia juga sudah pasti tahu gimana pekerjaan yang akan diemban Nic nanti. ”             Nicole hanya mendengarkan sembari makanannya dan sesekali menganggukan sebuah saat Peter menatapnya.             “Kamu juga sudah Papa carikan bodyguard pribadi yang akan menjaga kamu karena Papa tidak ingin para musuh kamu apalagi mereka tahu jika kamu menggantikan Papa.”             Nicole kembali menganggukkan kepalanya tanpa berniat mengeluarkan sepatah katapun. Jika dengan Raina Nicole begitu manja, maka tidak dengan Peter. Nicole sangat sulit sekali bersikap santai dengan Papa-nya itu terlebih semenjak kejadian yang membuat Papanya murka dan langsung mengirimnya ke luar negeri.                                                                                    ¨¨¨¨¨             Nicole baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dan berendam selama beberapa menit di dalam sana. Tubuhnya sedikit merasa lelah saat ini dan ingin sudah tidak sabar untuk bermesraan dengan tempat tidurnya.             Baru saja Nicole menekuk lututnya hendak duduk diatas tempat tidur, suara ketukan pada pintu kamarnya terdengar. Nicole kembali bangkit dan sedikit memperbaiki handuk yang melingkari pinggangnya hingga batas lutut.             Tidak sembarang orang yang diizinkan menginjakkan kaki di lantai tiga rumah ini karena itu adalah daerah khusus untuk Nicole. Hanya kedua orangtuanya dan seorang pelayan yang sudah lama bekerja di sini yang boleh menginjakkan kakinya di lantai 3 ini.             Nicole menduga bahwa yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah Raina, mungkin saja ibunya itu ingin memastikan atau mengantarkan sesuatu kepadanya.             “Kenapa Ma-” ucapan Nicole terhenti ketika melihat seseorang yang berdiri di balik pintu kamarnya itu bukanlah orang yang ada di fikirannya.             “Selamat malam Tuan, maaf saya mengganggu waktunya. Saya adalah bodyguard pribadi Tuan yang akan menjaga Tuan, nama saya Nadine.”             Nicole masih menatap tak percaya pada perempuan yang mengatakan bahwa dia akan menjaga Nicole. Bagaimana bisa seorang perempuan yang akan menjaganya?             Nicole terkekeh menatap tak percaya wanita yang bernama Nadine itu. Matanya menyorot tubuh Nadine dari kepala hingga kakinya tanpa melewatkan apapun. Kedua tangannya langsung bersidekap, tidak bermaksud untuk menutupi d**a telanjangnya.             “Kamu yakin jadi bodyguard saya? Harusnya kamu itu jadi wanita yang muasin saya, bukan wanita yang menjaga saya.”             Nadine sedikit mengangkat kepalanya ingin menatap marah dan tak terima, namun dia berusaha menahan dirinya dan menampilkan seringaian dengan santai.             “Kalau begitu saya izin pamit, Tuan. Tuan Peter meminta saya untuk selalu berada di dekat anda jadi beliau meminta saya untuk tinggal di rumah ini dan saya akan tidur di kamar yang ada di ujung sana. Tuan bisa kembali beristirahat.”             Nadine menganggukkan sedikit kepalanya kemudian melangkah menjauhi Nicole yang masih menatap sosoknya tak percaya. Nadine berjalan menuju pintu kamar yang ada di sisi selatan dan berada di lantai yang sama dengan Nicole.             Sedangkan Nicole masih terdiam dan bahkan baru saja meneguk ludahnya sendiri ketika melihat tubuh bodyguard-nya itu. Bagaimana bisa seorang perempuan dengan postur tubuh yang begitu menggoda itu akan menjadi bodyguard pribadinya? Apa dia harus senang dengan hal itu?[]
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD