2. Unexpected

1545 Words
            Suara ketukan terdengar saat Nicole tengah berbaring santai tempat tidur, dia langsung beranjak dari tempatnya untuk menemui orang yang kamar pintu kamar. Ini sudah terlalu malam dan siapa gerangan yang datang ke kamar malam-malam begini.             Tubuh Nicole bekerja seketika saat melihat Nadine berdiri dari balik pintu kamar. Wanita itu datang hanya dengan melihat piyama berbahan satin yang bahkan tidak terkena tubuhnya dengan baik. Nicole bersusah payah meminta ludahnya sendiri sedangkan Nadine terlihat biasanya saja.             Entah bagaimana ceritanya, kini wanita itu sudah berada di atas tubuh Nicole. Tatapannya begitu menggoda, wanita itu sengaja menggigit bibirnya sendiri dan memainkan lidahnya.             Nafas Nicole semakin tidak teratur ketika merasakan tubuh Nicole yang berada di atasnya kini bergerak pelan, dengan sengaja menghubungkan sesuatu yang ada di selangkangannya. Nicole tidak menyangka bodyguard yang telah diketahui bahkan belum bekerja 24 jam dengannya sudah berada diatasnya.             Nadine bergerak semakin pembohong, jari-jari nakalnya mulai menjelajahi tubuh telanjang Nicole. Perlahan Nadine mendekatkan wajahnya hingga lidah basah wanita yang sedang mengawasi, Nicole dan berhasil membuat tubuhnya semakin menegang.             Nicole tidak dapat lagi menahan dirinya, dengan gerakan ia langsung menempatkan mereka dan kini berada diatas tubuh Nadine. Dia tidak akan mengizinkan wanita itu lolos kali ini.             “Kamu salah jika ingin bermain-main denganku. Seharusnya kamu memang jadi wanita pemuas nafsuku yang akan mengerang dan mendesah kenikmatan di bawah tubuhku. ”             Nicole langsung mengangkat piyama yang dikenakan Nadine dan menarik cepat c*****************a itu. Dia tidak ingin membuat waktu, kejantanannya sudah sangat siap untuk berada di dalam inti Nadine.             “Nghh ....”             Nicole meleguh pelan ketika mulai memasukkan kejantanannya, liang Nadine terasa begitu sempit dan semakin terangsang. “Apa kamu masih perawan?” tanya Nicole yang kembali mendorong pinggulnya.             Nadine tidak mampu mengeluarkan suaranya, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya berusaha menahan desahannya agar tidak keluar. Nicole semakin terangsang melihat ekspresi Nadine, dia bahkan masih tidak percaya jika wanita itu kini berada di bawahnya.             "Ahhh ... Sial!"             Desahan penyebab langsung lepas ketika kejantanan Nicole masuk lebih dalam dan menembus penahan yang ada di dalam l**************n Nadine. Nicole tidak membiarkan penisnya menyesuaikan terlebih dahulu, dia sudah terlalu bernafsu dan tidak tahan untuk mencapai puncaknya.             “Ahhh… Ahhh… Lebih Cepat Nic! Aahh .... "             Nicole semakin bersemangat menggenjot tubuh Nadine, apalagi setelah mendengar desahan dan permohonan wanita itu. Dia memejamkan matanya, kepalanya mengadah dan mulutnya terbuka tanpa bisa menahan desahannya.             Nicole menatap p******a Nadine yang terguncang hebat akibat ulahnya dan membuat wanita itu terlihat semakin menggairahkan. Tangan Nicole dengan cepat meraih kedua bongkahan itu dan meremasnya dengan kuat. Jarinya mulai memainkan p****g Nadine, membuat wanita itu semakin mendesah kencang hingga Nicole dan merasakan tubuh Nadine menegang dan liangnya terasa banjir.             Nicole semakin semangat menggagahi tubuh Nadine, apalagi suara peraduan alat kelamin mereka terdengar begitu nyaring dan menambah kenikmatan yang mereka rasakan. Nicole menengadahkan kepalanya ketika cairannya sudah kedekatan ingin keluar, dia sudah tidak bisa menahannya hingga akhirnya ia menembakkannya di dalam kewanitaan Nadine.             Nafas gagal terlihat tidak beraturan setelah mencapai pelepasan mereka, Nicole merasa lemas melemah dan perlahan meraup bibir merah Cinta milik Nadine dan melumatnya dengan penuh nafsu.             Nicole sedikit terkejut ketika Nadine menghapus lumatannya dan membuat ciuman mereka semakin panas. Nadine langsung bergerak maju dan kini berada di Nicole. Kedua inti mereka masih menyatu sehingga membuat Nicole mendesah tertahan saat Nadine menjatuhkan pantatnya begitu saja hingga penisnya tenggelam di sana.             Perlahan Nadine mulai menggerakkan tubuhnya sambil mengacak rambutnya berdoa. Nicole yang baru mencapai puncaknya itu kini kembali terangsang, apalagi ketika melihat wanita itu memainkan payudaranya sendiri sembari terus menggoyangkan pinggulnya.             Nicole tidak dapat memungkiri jika wanita itu terlihat sangat menggodanya saat ini dan bahkan membuat p***s Nicole semakin tegak dan mengeras. Nicole membiarkan Nadine memegang kendali, meraih terulur p******a Nadine yang tergantung dengan indah.             Jari Nicole langsung mencubit p****g Nadine membuat wanita itu tak berhenti meracau kenikmatan. Nicole meremasnya kuat dan Nadine semakin mempercepat goyangannya membuat Nicole berusaha mengimbanginya hingga tak berselang lama, berhasil mengerang bersama dan mencapai puncak mereka.             Nicole menatap puas wajah Nadine yang penuh kenikmatan, itu wanita hebat dalam menggagahi dan memuaskannya hingga bisa mencapai puncak kenikmatannya Ciptaan ini. Nicole memejamkan matanya begitu lelah dan membiarkan Nadine berbaring di dadanya dengan inti mereka yang masih menyatu.             Suara ketukan pada pintu kamar Nicole memaksanya untuk membuka mata, Nicole mengeliat pelan tanpa hambatan. Nicole langsung membuka matanya dan menatap tempat tidurnya yang kosong dan hanya dia tempati sendiri.             Suara ketukan itu kembali masuk dan pulang Nicole beranjak dari kasur untuk membukakan pintu kamar.             “Selamat pagi, Tuan. Tuan Peter sudah menunggu Tuan di meja makan untuk sarapan bersama. ”             Nicole terdiam yang menatap wanita yang kini ada di hadapannya itu. Why the woman that can ada dihadapannya saat ini dan bahkan sudah pengaturan pekerjaan. Bukankah mereka baru saja selesai bertempur?             “Tuan!”             Panggilan Nadine berhasil menyadarkan Nicole dan menghasilkan sedikit gelagapan, “ah iya, kamu duluan aja, belakangan saya menyusul.”             Baiklah Tuan! Nadine menganggukkan kepalanya merekomendasikan untuk segera pergi namun Nicole menahan lengannya dan membuat Nadine kembali menatapnya.             “Tadi malam, hm apa kamu datang ke kamar saya?” tanya Nicole.             Nadine terlihat mengerutkan keningnya menatap Nicole yang kemudian menggelengkan sebuah kelembutan. “Saya baru mendatangi kamar Tuan pagi ini,” jawab Nadine membuat Nicole kembali terlihat kesusahan meneguk ludahnya.             “Ah, yaudah kalau gitu. Kamu boleh pergi! ”             Nadine mengangguk, “permisi Tuan!” Nadine segera pergi dari hadapan Nicole sedangkan pria itu masih menatap tubuh Nadine yang kian menjauh. Pandangannya tertuju pada bongkahan p****t Nadine yang terlihat menggemaskan dan membuat Nicole ingin meremasnya.             Nicole segera tersadar dan kembali masuk ke kamar, sesuatu di selangkangannya mulai mengeras hanya karena melihat tubuh bodyguard-nya itu. Nicole mengacak rambutnya kesal, wanita itu datang ke mimpinya dan tubuhnya tubuh membuat Nicole jadi terus kepikiran apalagi ketika melihat tubuh Nadine tadi. Ia jadi bertanya-tanya apakah apa yang dia lihat di mimpi itu sama dengan yang dimiliki oleh Nadine?             Nicole menggeram pelan dan memilih menenangkan kejantanannya di kamar mandi saat ini. Dia tidak bisa jika terus menyatakan seperti itu, sifat Nadine begitu dingin dan sepertinya akan sulit untuk dia takhlukkan.                                                                             ¨¨¨¨¨             Nicole tiba di ruang makan, kedua orangtuanya sudah duduk di sana menunggunya. Namun tatapannya malah tertuju pada Nadine yang juga berada di ruangan itu, berdiri dengan wajah datarnya.             Bayangan percintaan dengan wanita itu kembali mengurus membuat Nicole dapat menggelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan itu.             "Pagi Bu!" Nicole mengecup lembut kening Raina kemudian duduk di samping ibunya itu.             “Gimana tidurnya tadi malam?” tanya Raina sembari mengambilkan makanan untuk putranya.             “Nyenyak banget sampai aku telat bangun gini,” jawab Nicole dengan senyuman merekahnya.             Peter yang ada di hadapannya hanya bisa mencibir menatap ibu dan anak itu. Dia sudah menyelesaikan sarapannya dan sengaja berada di sana untuk menemani Nicole dan Raina.             “Apa kegiatan kamu hari ini?” tanya Peter.             Nicole mengangkat kepalanya, “siang nanti aku mau ketemu Iel.” Nicole menjawab dengan singkat. Peter menganggukkan kepalanya, “kamu sudah tahu bodyguard pribadi kamu 'kan?” tanya Peter membuat Nicole melirik kearah Nadine yang kemudian menganggukkan kepalanya. “Dia akan pergi ke mana pun kamu pergi,” sambung Peter.             Nicole mendesah pelan kemudian menatap Peter memohon, “kenapa harus perempuan, Pa? Nggak bisa ganti yang lain aja? ” tanya Nicole menyampaikan keluh kesahnya.             He will met with women that not better for it music for music, apalagi jika dia terus berada di sampingnya, Pikiran Nicole akan semakin liar dan tak terkendali nantinya.             Kenapa memangnya? Dia itu sudah terlatih Nic, Andi tidak mungkin memberikan orang yang sembarangan untuk menjaga kamu. ”             “Tapi dia itu perempuan, Pa. Tubuhku bahkan lebih besar dari tubuhnya,” jawab Nicole mencari alasan karena tidak mungkin dia mengatakan kalau wanita itu seharusnya jadi wanita pemuas nafsunya, bukan bodyguard.             Peter mendesah pelan memanggil beberapa pengawal yang ada di rumah adat. “Kalau dia bisa mengalahkan mereka, kamu tidak boleh menolak lagi,” tantang Peter.             Nicole menatap ketiga pengawal berbadan kekar yang dipanggil Peter tadi kemudian menatap Nadine yang datang kembali ke sana. Dia yakin Nadine pasti akan kewalahan menghadapi pengawal mereka yang sudah terlatih.             Oke, kalau dia bisa ngalahin mereka, dia bisa jadi bodyguard pribadi aku. ”             Peter mengangguk kemudian meminta ketiga pengawalnya untuk menyerang Nadine. Itu terlihat begitu santai dengan wajah datarnya, berjalan ketiga pengawal itu untuk menjauh dari meja makan.             Salah seorang pengawal mulai menyerang Nadine dan melayangkan pukulannya namun Nadine dengan sigap menepis pukulan itu dan menahan tangan pria itu. Nadine memutar gelombang saat merasakan seorang pengawal lagi datang menyerangnya.             Pertahanan Nadine begitu bagus sehingga berhasil mengelak dan membalikkan keadaan. Nadine langsung memelintir tangan pengawal yang pertama, kakinya terangkat melayangkan bogeman pada tengkuk pengawal yang lain berhasil mnj lepas secara bersamaan.             Pengawal yang terakhir terlihat mengeluarkan pisau kecil dari balik jasnya dan langsung mengarahkan pada Nadine. Awalnya wanita itu cukup terkejut namun dengan cepat menguasai dirinya dan menghindar membuat pengawal itu terkejut. Nadine langsung menendang belakang lutut pria itu yang melaporkan limbun dan dengan cepat bergerak menendang tangan pengawal sehingga pisau yang ada di terlepas.             Nadine langsung diarahkan ke tubuh pengawal itu dan laporantidak berdaya sedangkan pisau yang tadi dia genggam sudah terjatuh ke lantai.             “Sudah cukup!”             Interupsi dari Peter berhasil menenangkan suasana dan membuat Nadine langsung melepaskan pengawal itu kemudian merapikan sedikit pakaiannya yang berantakan.             “Tidak ada keberatan lagi, Nic!”             Peter langsung beranjak dari tempatnya dan Bersiap untuk segera pergi ke kantor sedangkan Nicole masih terdiam di tempatnya, menatap wanita itu tak percaya. Tubuh kecil wanita itu yang tadi malam bergerak diatas tubuhnya di dalam mimpinya yang mampu ketiga pengawal mereka yang bertubuh kekar dan terlatih. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD