Tepat pukul depalan malam, Revano yang sudah kembali pulang bekerja sore hari pun kini menunggu Melanie pulang bekerja. Ia duduk di sofa dengan kedua mata penuh menatap layar persegi tersebut. Ceklek.. Suara pintu terdengar bersamaan dengan munculnya seorang wanita yang kini menatap dirinya tanpa ekspresi. Tidak ada senyuman yang melengkung di wajah cantiknya. Yang ada hanya wajah datar yang menatap dirinya sejenak dan berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya. Revano mengeryit dalam menatap punggung Melanie yang kini sudah menghilang di balik pintu. ‘Ya Tuhan, kenapa istriku itu masih saja jutek saja. Padahal sudah lama tidak bertemu, tetapi sikapnya masih sama padaku. Apa Melanie tidak merindukanku seperti aku merindukan Melanie?” gumam Revano di dalam hati. ‘Huuhh, kau Revan

