Cemburu.

1318 Words
Happy Reading :) Melanie berjalan gontai dengan centilnya ia melenggak-lenggokan badanya mengikuti seorang model. Riana yang melihatnya di depanya tak percaya, bagaimana bisa orang yang sejak tadi ia khawatirin bisa santai berjalan dengan centil seperti itu. "Mel, loe dari mana?, Shasa telpone dari tadi." tanya Riana. Melanie membulatkan mata dengan pertanyaan Riana, ia menepuk jidadnya karena ia lupa  janji bertemu dengan Marsha. "Duh gue lupa, gue gak lihat handphone dari  tadi. Bentar-bentar gue telpone dulu Shasa."  Ia pun masuk ke dalam ruanganya dan menelpone sahabatnya itu dan menceritakan kejadian yang baru ia alami menabarak orang sehingga ia lupa akan janji pertemuanya dengan Marsha. "Jadi tadi siang loe nabrak orang." tanya Riana kaget. "Iyah Ri, gue nabrak orang terus gue bawa dulu orang itu ke klinik. Gue harus tanggung jawablah kan gue yang nabraknya." ucap Melanie menjelaskanya. "Tapi semuanya sudah beres kan?" tanya Riana.  “Sudah beres semuanya tenang saja.” "Kalo begitu kita ke ruang meeting sebentar lagi suami loe dateng." Melanie mengangguk dan meninggalkan ruanganya. Karena hari ini ia ada meeting dengan suaminya. *** Revano masuk ke Cafe lewat pintu karyawan. Ia merasa sakit di kakinya bekas tadi ketabrak, jalanya agak pincang karena ada luka jaitan di kakinya. Mey yang mengetahui  lalu menghampirinya. "Astagaaaa...Revano kamu kenapa?" Tanyanya panik. "Gue tadi siang ketabrak Mey, tapi gak apa kok cuman luka ringan saja." "Gimana apanya lihat kaki kamu aja jalanya kaya gitu. Itu di kening kamu juga kaya gtt. Kamu pulang aja istirahat dirumah gak usah kerja. Biar gue bilang ke bos,” ucap Meymey yang tak tega dengan pria yang ia cintai ini. "Gak apah kok. Santai saja. Oh yah Mey, gue mintaa maaf yah, laptop loe mati udah gue chek tadi, tapi gue janji bakal ganti kok Mey jangan marah yah?” lirih Revano. "Ya ampun Revano loe kaya ginih masih mikirin laptop gue sih. Laptop bisa gue beli lagi Rev tapi luka-luka loe ini..." Ia tak melanjutkan lagi kata-kata itu, karena ia akan merasa sakit hati menerima cinta tak sampai ini. "Beneran loe ga kenapa-napa? " tanya Mey-mey kembali.  “Enggak...gue udah ke klinik sama orang yang nabrak gue tadi, jadi loe tenang saja."  Dengan luka-luka dan jalanya yang pincang pun tak membuat Revano patah semangat, ia tetap bekerja seperti biasa, ia tak ingin memanjakan tubuhnya yang hanya luka ringan itu, ia butuh uang untuk tambahan biaya service laptopnya Meymey. *** Malam ini acara makan malem bersama sahabatnya Melanie. Marsha yang membawa suamianya Javier dan Steve membawa tunanganya Rosalina sedangkan Chang datang seorang diri tampa bersama istrinya. Melani masih di jalan dan kejebak macet.Ia terburu-buru berlari ke Restoran tempat mereka memesan tempat. Dengan cerobohnya ia  belari kecang dan tak melihat jalanan di bawahnya, ia terpeleset dan hampir terjatuh. Namun seseorang menolong dan menompang tubuhnya agar ia  tak jatuh dilantai.   "Terima kasih tuan," ucap Melanie yang tak memperhatikan pria itu. Ia pun membentulkan kembali posisi wanita itu. "Revano...kamu?" tanya Melanie kaget melihat Revano yang menolongnya, barusan saja ia menabraknya namun kini kembali bertemu dan menolongnya. Jantung kembali berdetak kencang melihat Revano kembali di hadapanya. Revano tersenyum melihat Melanie. "Iyah ini aku, kamu tidak apa-apa kan, ada yang luka?" tanya Revano melihat Melanie, yang tampaknya tak ada luka. "Tidak ada kok. Nanti sambung chat saja yah, aku terburu-buru soalnya. Temen-temenku sudah menungguku, terima kasih yah Revano," ucap Melanie tersenyum  pada Revano, Ia pergi meninggalkan Revano, lalu menuju tempatnya. Ia datang dan menyapa semua teman-temanya dan duduk di sebelah suaminya. Chang  tersenyum manis pada Melanie, dan ia tampak romantis didepan teman-temanya.  Ia tau maksud Chang, di depan sana, ia tak ingin sahabat-sahabatnya tau keadaan rumah tangganya.   Revano tersenyum manis saat wanita bernama Tita keluar dari Restoran itu. Tika meminta Revano menjemputnya karena pacarnya berhalangan, ia pun bersedia menjemputnya sekalian ia mengambil laptop Meymey yang sudah beres di service. Di seberang sana Melani melihat Revano berboncengan dengan wanita, dan wanita itu memeluk pinggang Revano erat, terbesir rasa cemburu ketika ia melihat pemandangan di depanya itu. Melanie sedikit kesal  melihatnya. Apa Melanie diam-diam ada hati untuk Revano pria yang baru saja bertemu?, Padahal suaminya ada di sebelahnya. *** Seperti biasa aktivitas Revano setiap pagi pergi kuliah pagi. Seperti biasa ia duduk paling depan. sorang wanita menghampiri Revano dan memberikan coklat. Ia terheran dengan maksud wanita itu. Lalu di susul oleh kedua wanita yang menghampirinya dan mengasihkan dua buah coklat dengan di bungkus pita, yang satunya mengasihkan bunga, dan wanita lain ikut berhamburan memberikan sesuatu untuk  Revano. Ia  jadi bingung sendiri karena wanita itu hanya bilang "For You"  Rico yang baru datang pun bengong saat melihat temannya kebanjiran coklat dan bunga. "Loe jualan coklat hari ini?" tanya Rico. "Enggak, itu dari wanita-wanita itu setiap gue tanya "For You"  Gue jadi bingung, gue gak merasa ulang tahun, hari ini."  Rico merasa jengkel, wajahnya tampan dengan pakaian yang bermerek tapi ia tak pernah ada yang melirik, sedangkan Revano pakainya seperti gembel selalu di puja banyak wanita. Rico membuka satu bungkus coklat dan memakanya di depan para wanita-wanita di belakangnya dengan tatapan sinis. Meymey pun datang dan duduk di sebelah Revano. "Perasaan hari ini bukan hari valentine deh kok loe kebanjiran coklat" Tanya Mey yang cemburu. "Ga tau, para wanita itu mengasihkan coklat katanya untuku. Buat loe saja Mey gue gak suka coklat." ucap Revano pada Meymey. Meymey menatap para wanita di belakangnya dengan tatapan membunuh, seolah-olah Revano hanya miliknya. Ia cemburu jika revano banyak yang suka. "Ogahh..gue taku gemuk makan coklat" ucap Meymey dengan nada ketus.   "Haii Revano..ini buatmu," ucap seorang wanita yang berada di depannya.  "Maaf nona saya lagi gak ulang tahun hari ini,” ucap Revano malu, karena ia merasa tidak ulang tahun hari ini. "Kita Revanolovers jadi kita-kita merayakan hari jadi grup kita." ucap para wanita di depanya. Revano yang mendengar pun membulatkan bibirnya, tak percaya. Sedangkan Meymey dan Rico yang mendengarpun  sontak tertawa terbahak-bahak. "Maaf nona dia bukan artis Kpop," jawab Meymey dengan ketawa. "Apa Revanolovers?" Rico tertawa terbahak-bahak, di depan mereka. Revano hanya terdiam dengan wajah yang merah karena malu. "Kalian gak salah sama suka sama gembel kaya dia?" tanya Rico. "Gembel dari mana?, orang dia tampan gini kaya boyband Kpop gituh, meskipun  pakainya tak bermerek seperti mu tetapi ia jauh lebih tampan dari anda, situ saja yang sirik." ucap wanita di depan Rico, dan pergi meninggalkan mereka yang masih menatapnya dan duduk di belakang dengan para Revanolover. Rico mengepalkan tanganya seketika, ia tak terima saat wanita itu menghina dirinya. "Dasar Wanita jalang" umpat Rico kesal. "Loe gak daftar jadi Revanolovers Mey secara loe juga ngefans sama dia?" tanya Rico mempertawakan Meymey.  "Idihh ogah deh," Sahut Meymey melirik tajam wajah Rico. Tak lama Dosen pun datang ia mulai menjelaskan matakuliah. Revano mengeluarkan laptop Melanie yang ia pinjam kan. Meymey kaget  saat ia melihat Revano membawa laptop berlogo apple itu dengan harga yang fantasis, ia tahu harga laptop keluaran baru itu. “Dari  mana ia mendapatkan laptop sebagus dan semahal itu?” batin Meymey. “Pantes saja ia mengembalikan laptopku karena ia sudah punya yang baru,” ucap Meymey dalam hatinya kembali. Meymey diam-diam melirik layar laptop itu dengan foto perempuan cantik di depanya. Meymey mengepalkan tanganya, ia marah melihat wanita yang etah siapa di layar laptop itu, dan tepatnya lagi  ia cemburu. "Mey wanita itu cantik yah?" tanya Rico, yang sejak tadi memperhatikan meymey menatap  foto perempuan canti di layar latop temanya itu. Meymey hanya diam tak menjawab ucapan Rico. "Apa benar wanita itu pacar Revano??"   Degg....Degg...degg...Suara jantung Meymey berdetak kencang saat mendengarkan ucapan Rico. Dalam hatinya ia kaget sekaligus marah mendengarkan jika Revano sudah memiliki pacar, tapi setahunya ia belum ingin berpacaran terlebih dahulu, sebelum adiknya lulus sekolah menengah. Mey tau alesan Revano menolaknya, ia tak mau membebani pacarnya karena ia orang dengan ekonomi yang rendah. Revano tulang punggung keluarga, ia sebisa mungkin menyampingkan perasaanya untuk perempuan. Revano pria baik yang apa adanya, ia pria langka. Seribu satu pria seperti Revano. Revano tak memperhatikan pembicaraan kedua temanya itu karena Ia terfokus mendengarkan dosen menjelaskan matkulnya. Ia melihat wajah Meymey sekilas yang sulit diartikan, dan tatapanya Meymey pun tajam kepada dirinya.   “Sebenarnya mereka membicarakan apa yah?, kok wajah meymey berubah seperti itu, ya sudahlah biar nanti aku akan  tanyakan saat ini aku  ingin fokus dulu pada dosen ini,” ucap Revano dalam hatinya. ****  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD