CHAPTER NINE

1448 Words

“Gue gak benci cewek cantik, gue cuma menghidari mereka.” . . Sinar matahari mengintip dari balik jendela. Membuat sepasang mata itu mengerjap perlahan. Dirasakan bahunya yang agak kram dan sedikit sakit. Mungkin karena semalam Cia menggunakan bahunya sebagai bantalan. Ia juga tertidur dalam posisi duduk. Benar-benar rasanya badannya akan remuk. Alfaro bangun, merenggangkan otot-ototnya, kemudian melihat jam tangannya. Jam 07.00? Untung saja hari ini hari minggu, jadi ia tidak perlu kelabakan seperti orang kesetanan karena terlambat datang ke sekolah. Ia mencium aroma yang harum dari arah dapur. Ia berjalan menuju dapur dan dilihatnya Cia sedang menyiapkan sarapan di atas meja bersama salah satu pembantunya. "Udah bangun, Al?" sapa Cia saat melihat Alfaro berdiri tak jauh darinya. "Gu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD