CHAPTER EIGHT

1623 Words

“Setelah dia pergi, hatiku mati. Tapi, saat kamu menampakkan diri, hatiku berdetak lagi.” . . Alfaro menghentikan motornya di depan gerbang besar hitam yang diterangi lampu jalan. Hari sudah gelap, Alfaro melirik ke belakang mendapati Cia tertidur dengan bersandar padanya. Alfaro sedikit menggoyangkan tubuhnya untuk membangunkan Cia, namun cewek itu masih tertidur pulas. "Dasar kebo!" Alfaro tersenyum simpul. Ia melajukan motornya masuk, kemudian berhenti di depan rumah mewah itu. Ia memarkirkan motornya, sebelah tangannya menahan tubuh Cia agar tidak terjatuh. Perlahan ia turun dan berbalik membuat Cia bersandar pada dadanya. Jantungnya berdetak cepat lagi. Astaga, benar-benar gila. Alfaro menggendong Cia ala bridal style dan berjalan menuju pintu. Setelah beberapa kali menekan bel, p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD