BAB 2

1149 Words
“Selamat pagi Anna,tidurmu nyenyak sayang?”Teresa menyapa Anna yang sudah lebih dulu duduk di meja makan dengan segelas s**u di tangannya. “Iya mommy,tidurku nyenyak.”Anna masih ingat betul apa yang ia saksikan semalam. William bergabung tidak lama setelahnya dengan dasi yang sedang di pasang.”Selamat pagi semuanya.” William menyapa Anna dan Teresa.Anna diam diam memerhatikan kedua orang tuanya saat sarapan bersama.Bagaiman semalam orang tua angkatnya ini bercinta dengan penuh gairah dan tubuh yang telanjang polos dan sangat vulgar. Anna merapatkan kakinya di bawah meja dan mengatupkan selangkangannya.Anna tertuju menatap William yang ada di hadapannya.Entah sejak kapan,gadis kecil ini sudah bisa memiliki rasa suka yang terlarang pada ayah angkatnya. Saat itu William masih muda dan berumur 24 tahun,ia sedang dalam pesona terindahnya sebagai seorang pria.Tapi Anna juga menyayangi ibu angkatnya,Teresa memperlakukannya dengan amat baik walau ia bukan anak kandungnya. Hari ini Anna sudah mulai bersekolah,Anna di antarkan oleh William ke sekolah dengan mobil BMWnya. “Anna,kita sudah sampai.”William berhenti di depan gerbang sekolah Anna. “Iya,daddy.”Anna menatap dari balik kaca sekolah barunya yang terbilang elit.Wajar saja pendidikan Anna bagus karena William juga termasuk kalangan berduit,Anna beruntung di angkat William sebagai anak. “Daddy,bisakah kau mencium keningku?”Pinta Anna tiba tiba. William yang memegang setir di tangannya agak kaget,tapi tidak lama ia tersenyum.William meraih kepala Anna lalu mencium dahi Anna sebagai bentuk kasih sayang. Anna terpejam meresapi ciuman di dahinya yang membuat jantung anak 10 tahun ini sudah berdegub. Anna masih berdiri didepan gerbang sekolah sambil melihat mobil ayahnya yang semakin menjauh. *** Beberapa malam kemudian,Anna mulai mengendap lagi berjalan menuju kamar orang tuanya.Anna berdiri di balik pintu dengan celah yang terbuka.Anna menonton lagi William dan Teresa yang sedang bercinta.. Anna begitu ketagihan dan ingin terus melihat pemandangan panas yang tidak senonoh itu.Seakan ia ingin menggantikan Teresa di posisi itu dan ingin lekas menjadi dewasa. “Ahhhhh,”Teresa mendesah saat William menggunakan bantuan Dildo saat ia bercinta dengan William.William membantu dengan menghisap putting kecoklatan milik Teresa yang sudah mengacung keras. Tangan William dengan lihai mengeluar masukkan dildo itu ke lubang kewanitaan isterinya.Anna semakin penasaran dengan barang itu,saat William selesai menggunakannya,Anna melihat barang itu di masukkan ke laci meja di samping ranjang tidur keduanya. Anna penasaran dengan barang yang membuat ibunya kelihatan sangat menikmati itu.Tapi Anna menskip pikirannya lalu fokus lagi pada tontonannya.Saat William dan Teresa menggunakan gaya lain,hingga Teresa yang menungging dan di hentak oleh keperkasaan William dari belakang. Anna semakin basah dan meresapi semua apa yang di lihatnya. Waktu berlalu dengan Anna yang memendam perasaan pada William,saat Anna sudah berumur 14 tahun,tidak sengaja Anna masuk kekamar William dan ayah kesayangannya itu hanya menutupi diri dengan handuk. “Daddy,maaf.”Anna yang beranjak remaja sudah mulai malu malu kucing. “Tidak apa apa.”William tidak menaruh curiga karena sudah menganggap Anna sebagai anaknya betul. “Aku ingin mengambil buku jurnal mommy.” “Ambillah.”William mempersilahkan sambil menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil. Saat itu,Anna malah memerhatikan William yang tanpa atasan dari pantulan cermin di meja hias. “Daddy,bisakah sisiri rambutku?”Anna malah terceplos berkata demikian. William tersenyum sambil mengangguk,Anna duduk di kursi meja rias dan William duduk di belakangnya sambil menyisiri rambut blonde Anna. “Rambutmu indah Anna,mintalah Teresa membawamu kesalon untuk melakukan perawatan.” Anna merasa tegang dan berdebar saat melihat William dengan kulit putih dan lengan berotot sedang menyisir rambutnya dengan wajah bahagia.’Daddy,andai aku adalah wanita dewasa,aku ingin sekali menjadi kekasihmu.’ Anna malah sudah berpikir yang bukan bukan rupanya karena jatuh hati pada ayahnya sendiri.Apalagi William sangat dekat dengannya sekarang. Anna lalu menoleh kebelakang.”Daddy.”Ucap Anna dengan bibir tipisnya. “Em?”Raut William yang menunggu apa yang akan di katakana Anna. “Aku menyayangimu.”Ujar Anna sambil meremas dress yang di pakainya. “Aku juga.”William merasa hal itu hanya sebatas rasa sayang anak pada orang tua. “Slap.”Anna lalu memeluk William.”Daddy,jangan pernah tinggalkan aku ya.” “Tentu saja tidak Anna.”William tidak menaruh curiga apapun,William berpikir mungkin Anna mengingat lagi traumanya di masa lalu. Tapi Anna melepas pelukan itu dan melihat wajah William dari dekat.”Cup.”Dengan nekadnya Anna mengecup bibir William. Anna menatap takut setelahnya,William juga kaget tapi William tidak mempersalahkan.’Mungkin ia benar benar sangat butuh kasih sayang.’Itulah yang ada di benak William. *** Malam harinya,Anna rupanya membawa dildo milik Teresa diam diam kekamarnya.Untuk pertama kalinya,Anna mencoba alat pemuas seks itu.Teresa ternyata memiliki banyak alat bantu seks di kamarnya. Anna memasukkan dildo bewarna hitam ke mulutnya dan mengulumnya seolah itu adalah milik William.Anna membayangkan jika ia sedang bercinta dengan William sekarang ini.Anna begitu bernafsu dan larut dengan imajinasinya. Ia melahap dan memainkan dildo itu dengan lihainya,lalu setelahnya ia duduk membuka selangkangannya dan mulai memasukkan dildo berukuran sedang itu kedalam kewanitaannya. “Arghh.”Anna menahan dengan berdesah kecil saat benda itu memasuki liang kenikmatannya yang sudah amat becek. Anna mulai mengeluar masukkan dildo itu dan merasakan kenikmatan yang luar biasa.Ia terus membayangkan William dari awal hingga akhirnya.Ritme gerakan dildo itu juga semakin cepat hingga Anna berhasil mendapatkan orgasmenya. Anna merasa lemas dan puas setelahnya dan mulai bersahabat dengan alat bantu sejak saat itu. *** Duka datang beberapa tahun kemudian saat Anna berumur 18 tahun,Teresa meninggal karena kanker ganas yang menggerogoti rahimnya.Itulah juga penyebab Teresa tidak bisa memberi William keturunan. William sangat sedih saat Teresa di makamkan,ia menagis di atas makan Teresa saat semua pelayat pergi.Anna juga menagis di belakangnya dengan memegang payung hitam di tangannya. Anna mendekati ayahnya.”Daddy.” William menatap Anna yang berada di sebelahnya lalu memeluknya.”Anna,sekarang ibumu sudah tidak ada.Aku sangat sedih dan begitu mencintainya.Kenapa ia begitu cepat meninggalkan kita.”William sangat terpukul berat dengan kehilangan isteri tercintanya ini. “Iya daddy,aku juga sedih.Daddy jangan khawatir,aku akan menemani daddy selamanya.” William senang karena ia masih memiliki sosok Anna yang membuatnya kuat. William murung selama beberapa pekan karena masih berkabung,Anna menggantikan tugas Teresa untuk pekerjaan rumah.Anna memasak untuk William dan membereskan rumah. William kehilangan selera makannya dan hanya makan dalam porsi sedikit. “Daddy,makanlah nanti kau bisa sakit.”Ujar Anna yang menatap ayahnya lesu di meja makan. “Aku masih kenyang Anna.”Padahal William juga makan dengan porsi sedikit kemarin.Tubuhnya mengurus dan matanya cekung. “Daddy,aku mohon makanlah.Aku sudah kehilangan mommy,aku tidak ingin kau sakit dan kehilanganmu juga.Aku takut tidak punya siapa siapa lagi.”Anna menangis karena sudah tidak kuat. William menatap Anna.’Apa yang sudah aku lakukan?Aku melupakan yang hidup dan terus mengingat yang sudah pergi.Anna dan Teresa sama sama berharga untukku.Tidak seharusnya aku membuat Anna juga ikut bersedih,seharusnya aku membahagiakannya dan bukan malah membuatnya sedih.’ William lalu memeluk Anna yang menangis.”Maaf Anna,maafkan aku.” Anna hanya memeluk William dengan erat karena memang mencemaskan William.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD