Siksa Ragaku Dewasa

2950 Words
Traumatik ini mengantarkan Karisma ke dalam kepekaan batin yang luar biasa. Setelah mengalami penganiayaan hebat, Karisma mendapatkan penjagaan dari leluhurnya. Meskipun demikian, Risma tidak ingin menggunakan kelebihannya untuk memanfaatkan orang lain. Sebisa mungkin ia menutupi jika dirinya memiliki kelebihan yang susah di terima akal. Lebih baik pura-pura tidak bisa supaya dirinya tetap merasa tidak sok tahu dan mau tetap belajar agar banyak tahu jika dunia ini mengajarkan banyak hal. Malam semakin larut semakin sepi semakin tidak ada tanda-tanda aktivitas dari orang-orang sekitar. Hanya suara nyanyian serangga malam yang mengalun merdu menggoda sang malam. Rayu merayu, mencumbu sinar rembulan yang padang. Terang sang bulan melambai-lambai ke pelataran bumi. Cahaya bulan menjadi teman Risma malam ini. Membuat wanita yang memiliki bulu mata lentik tidak merasakan mengantuk. Ia tampak bersemangat untuk menyelesaikan tugasnya. Itu yang membuat Risma tetap terjaga dengan senyum bahagia yang tulus dan ikhlas terhias di bibirnya. Geprakkk... Suara pintu dapur yang di tendang. "Astaghfirullah ... bikin kaget saja! Siapa?" tanya Karisma. Risma menoleh ke samping dan betapa kagetnya ketika ia tak melihat seorangpun di dekat pintu itu. Ada suara namun tidak ada siapa-siapa. "Oh, benar ternyata, ada yang usil," ucap lirih Karisma. Merasakan ada sesuatu yang agak aneh Risma terus mengucapkan doa di dalam hatinya. Ketika Risma mengucapkan doa, justru suara aneh-aneh semakin banyak. Ada tawa, ada jeritan dan ada tangis yang tidak ada wujudnya. "Ehmmmhhhhm ... memangnya apa salahku! Ada apa lagi ini, kenapa gak ada jera sama sekali. Ya, Tuhan kuatkan hamba dalam menghadapi semua ini," ucap Karisma pelan. Risma beranjak dari dapur, menuju pintu dan berjalan ke halaman kedainya. Karisma menengak-nengok dan memperhatikan di sekitarnya. Masih tetap sama, makhluk itu terus saja mengganggu. Wanita pintar memasak ini memilih masuk dan tidak ingin meladeni makhluk astral itu. Biar saja dia capek bergelantungan tapi tidak dihiraukan Risma. Ia lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya. Menyiapkan bahan untuk besok berjualan. "Kamu bakal capek sendiri jika tidak aku hiraukan," gumam Risma. Ia kembali melakukan aktivitas. Malam sudah sangat larut dan wanita cantik ini tentu sangat lelah dan ingin beristirahat. Agrrrrhhhhgrrrghhh Di belakang kedai terdengar suara yang membuat ngilu telinga. Suara erangan dan garukan kuku-kuku tajam. "Capek bergelantungan di pohon bambu. Pohon sama yang bergelantungan saja tidak seimbang. Awas kalau bambunya patah dan bikin organ penting mu terjepit. Nanti nangis." Risma merasa kesal karena terus saja di ganggu. Ia berkata sesuatu yang terdengar bukan seram justru malah lucu. Meskipun dedaunan dari pohon bambu yang bergerak hebat tapi tak membuat Risma takut. Ia sudah terbiasa dikagetkan dengan pemandangan seram. Sosok itu memang sedari tadi sudah bergelantungan. Main-main dan juga ingin menakuti Risma. Wanita ini memang melihat sosok yang bergelantungan di atas pohon bambu tapi memilih seolah-olah tidak melihat makhluk itu. Sosok hitam dan berperawakan tinggi dan besar dengan rambut api yang menjuntai ke bawah memang datang untuk mengganggu. Karisma sudah merasakan ada keganjilan yang sengaja di lemparkan seseorang yang bukan orang biasa. Makhluk ini yang dipakai untuk mengusik Risma. Siapa yang menggerakkan makhluk jahat untuk mengganggu Risma adalah pemain lawas. Orang itu memiliki kekuatan lumayan hebat. Kiriman malam ini memang sengaja di tunjukkan untuk membuat Karisma terheran-heran. Meskipun diganggu ternyata itu tidak membuat Karisma terlalu menggubris. Risma justru malah masuk ke kedainya dan kembali beres-beres. Biarkan saja makluk astral itu menakut-nakuti yang penting Risma tidak menggubris. Ia yakin makluk itu bakal pergi dan kembali ke asalnya. Meskipun datang menebar racun untuk membinasakan Risma, selama seseorang bisa tenang, maka racun itu tidak akan mengenai dirinya. "Aku itu lelah dengan pekerjaan aku hari ini, jadi jangan pada main-main. Kenapa tidak cari lawan yang sesama laki-laki? Beraninya sama wanita! Seharusnya malu sebagai seorang laki-laki jika diam-diam menyerang perempuan," gerutu Risma. Akhirnya Risma meluapkan ganjalan di hati. Ia merasa sudah berada di titik kekesalan. Bagaimanapun ia juga manusia biasa yang bisa merasakan capek badan dan lelah pikir. Sebenarnya Risma juga memiliki banyak masalah tapi berusaha tenang. Dalam situasi yang tegang untuk bisa stabil atau bisa tenang itu tak mudah. Seseorang pasti merasakan gelisah ketika masalah datang menghampirinya dan untuk tetap baik-baik saja, itu tidak mudah. Tentu saja bisa membuat Karisma merasakan lemah dan lelah karena ia menanggung semua sendiri. Tak ada bahu untuk bersandar ketika kepalanya terasa berat. Risma sudah terbiasa menyimpan segala keluh kesahnya di dalam hatinya. Ia kesulitan untuk menceritakan apa yang dirasakannya saat ini kepada orang tuanya. Memang Risma juga tidak menginginkan jika orang tuanya tahu jika anaknya memiliki masalah. Risma tidak mau orang tuanya banyak mikir. Karisma bukan tipe orang yang mudah untuk bercerita tentang dirinya kepada orang lain. Ia tipikal wanita memendam perasaan. Tidak mau asal ngomong, takut jika lisannya bisa melukai perasaan orang lain. Selama dia paham terhadap masalah yang ia hadapi, lebih banyak mengalah ketika di sekitarnya lagi membuat masalah. Ketika ada masalah atau ujian yang terasa berat, ia lebih memilih untuk memperbanyak Istighfar. Ia meminta ampun kepada yang maha kuasa. Wanita ini yakn dengan mengucapkan kata-kata yang baik, mampu membuat hati Karisma berangsur tenang. Risma tidak pernah takut ketika masalah datang menghampirinya. Setiap masalah yang datang itu akan membuat diri menjadi sosok yang lebih dewasa. Masalah juga bisa membuat Risma lebih bijaksana apa bila bisa memetik hikmahnya. Harus terus belajar legowo, ikhlas dan sabar untuk menghadapi segala bentuk pembelajaran dalam kehidupan ini. Sekalipun itu tentang kesakitan, harus bisa menerima kenyataan itu adalah proses pembelajaran hidup. Jrdrakkkkk ... brkkkkkk ... brakkk, suara pintu ditendang. "Karisma ...." Seseorang memanggil Risma dengan nada suara memekikkan telinga. "Siapa malam-malam memanggilku. Ini bukan sosok goip tapi suara seseorang. Jangan-jangan ...." Risma berbicara dengan pelan, ia menghentikan aktivitas dan menoleh ke sumber suara. "Heh! Kamu ini di panggil malah diam saja. Apa kamu itu tuli ... apa kamu bisu? " tanya laki-laki yang kini menghampiri Karisma. Seseorang berjalan mendekat ke arah Risma dengan sorot mata yang tajam. Dua matanya melotot merah amarah. "Ehmmm kamu," jawabnya dengan pelan. Wanita ini menyahut dengan pelan. Saking pelan bersuara tak membuat laki-laki itu bisa mendengar. Ini akan memicu masalah baru ketika laki-laki itu merasa tidak di gubris Risma. “Kenapa kamu mendiamkan aku?" Laki-laki itu sudah sangat marah, padahal baru muncul dan menghampiri Karisma yang tengah sibuk di dapur. Juduaarrrr... Menggebrak meja makan dan melempar sendok dan garpu ke lantai. Ini akan semakin kacau karena jika sudah marah maka sulit untuk dihentikan. "Mas, jangan seperti itu," teguran dari Risma untuk laki-laki yang mengamuk itu. Wanita ini memungut sendok dan garpu yang berhamburan. Menaruh di tempatnya dan diletakkan di ember yang berisi air. Meskipun tidak kotor tetap saja harus mencuci ulang perabot yang sudah jatuh ke lantai. "Bodo amat ...." Menendang ember yang berisi air dan sendok garpu. Seketika air didalam ember tumpah ke lantai. Sendok dan garpu juga berhamburan. "Mas ...." Memandang ke laki-laki itu dengan menahan kesal. Risma sudah menahan diri untuk tidak terbawa dalam pertikaian. "Masih kurang ...." "Ya ampun, Mas!" Jeduaorrrtttttr ...." Kembali laki-laki itu menendang ember. Melihat ke arah laki-laki itu sembari menghembuskan nafas panjang. " Ya Tuhan .. hhhmmm ... eghhh." "Kamu sudah membuat aku benar-benar marah." Ternyata laki-laki itu adalah suami dari Karisma. Laki-laki itu menghampiri Karisma dengan di kuasai emosi, namun Karisma yang masih diliputi amarah yang terpendam tidak ingin meladeni pertanyaan dari suaminya itu dengan amarah. Berhati-hati dalam berucap itu lebih baik. Agar tidak menyulut api amarah yang sudah mengintai pemiliknya. Karisma nampak kesal melihat suaminya yang baru datang setelah beberapa minggu marah dan meninggalkan rumah. Tidak ada komunikasi, tidak ada tanggung jawab menafkahi. Suaminya itu sesuka hatinya datang dan pergi dari kehidupan istrinya. Jika marah pasti meninggalkan rumah, tanpa memperdulikan istrinya kesusahan atau tidak. Suaminya memang kejam, tega menyakiti wanita tapi kadang juga sangat cinta dengan istrinya. Setelah mengamuk tak jarang laki-laki itu memeluk dan membuat istrinya yang histeris. Memang ketika tidak bisa menahan amarah ia menganiaya dengan lisan jahatnya. Memukul dengan tangan kekarnya, jika ketika berbicara istrinya berani menjawab. Sudah biasa ketika marah, laki-laki mengumpat dengan bahasa binatang ke istrinya. Ini karena suaminya memilki watak keras alias tempramental. Sulit mengendalikan diri ketika marah. Lebih mendengarkan emosinya dari pada hati nuraninya. Inilah yang sering membuat dirinya menyesal lebih mengikuti emosi. Cinta yang besar untuk istrinya bisa ia hancurkan dengan sifatnya yang keras ketika marah. Ada saatnya suami ini terlalu asyik dengan teman-temannya. Ngobrol tidak tahu waktu serta melakukan kegiatan negatif. Sering begadang, mabok dan bermain game hingga nyaris pagi. Banyak menghabiskan waktunya dengan handphonenya. Suaminya diam-diam juga merespon teman-teman wanitanya. Itulah kebiasaan yang sering dilakukannya, sehingga membuat Karisma cemburu dan dirundung kekesalan. Pergi kemana? Entah menginap di mana? Entah sama siapa dan melakukan apa? Inilah yang dipikirkan seorang istri ketiga suami tidak ada di rumah, tidak pulang dan handphone di matikan. Istri mana yang tidak punya rasa curiga. Istri mana yang biasa-biasa ketika suaminya seperti ini. Tentu saja seorang istri memiliki firasat yang kuat ketika keluarganya dalam bahaya. Walaupun mata tidak melihat tetap hati seorang istri bisa merasakan jika suaminya menyembunyikan kebohongan. Risma cukup merasakan gedek jika timbul banyak pertanyaan di dalam pikirannya. Ia tidak ingin banyak tahu karena banyak tahu justru membuat dirinya kecewa dan terluka. Akan lebih baik tidak tahu kebohongan dan itu bisa membuat hidupnya lebih tenang. Tapi tidak mungkin kebohongan bisa selamanya disembunyikan. Pasti suatu saat akan terbuka. Jika ada kebohongan yang tidak terbuka, seorang istri yakin jika hukumannya lebih berat ketika mengalami siksa sebelum masuk ke liang lahat. Ia memang bingung ketika semua tidak jelas, bukti di diburamkan. Tapi pikiran dan hati Risma yakin ada kebohongan besar yang sudah dilakukan suaminya. Pergi ke mana dan sama siapa itu jadi rahasia suaminya. Handphone satu-satunya alat komunikasi, di matikan, tidak lagi bisa dihubungi membuat Karisma dan keluarganya khawatir. Komunikasi yang tidak nyampai dengan suami membuat keduanya sering bertikai. Ia seorang istri lebih sering memendam kekesalan kepada wanita yang diam-diam menjadi penyebab rusaknya rumah tangga Risma dan suaminya. Sekian tahun Risma memendam kekecewaan kepada wanita itu.Risma yakin wanita itu akan tumbang pada saatnya nanti. Risma yakin penyesalan wanita itu tidak akan ada gunanya ketika karma sudah menghampiri dirinya. Karma inilah yang wanita itu terima adalah buah dari apa yang sudah ia lakukan kepada wanita bernama Karisma Pramudita. Karisma telah menyambung doa ke maha kuasa dan memasukkan wanita itu ke jadwal sepertiga malam terakhir. Seorang istri meluruhkan segala luka lara dia atas sajadah malam yang larut dan sepi. Malam yang ketika wanita yang merusak rumah tangganya justru tertidur pulas atau justru sedang bercanda ria di telfon dengan suami Risma. Rasanya mustahil jika wanita jahat itu tidak mendapatkan balasan. Pasti mendapat balasan dari Tuhan karena menyakiti seorang istri seperti Karisma. Risma percaya ketika ia mengucapkan doa yang baik maka akan kembali baik kepada yang mengucapkan doa. Namun, perlu wanita itu ketahui, bahwa apa yang telah ia lakukan bakal ia bayar mahal dengan derita yang bisa membinasakan dirinya sendiri jika ia tidak segera sadar dan mengakhiri hubungan dengan suami Risma. Menanam pasti memetik buahnya. Lihat apa yang wanita itu tanam dan ke ladang siapa ia menanam! Wanita perusak itu belum tahu, siapa yang ia hadapi, yaitu Karisma Pramudita, wanita tangguh dan bukan sembarang wanita. Karisma Pramudita yang di anggapnya remeh, Karisma yang dianggapnya bodoh, buta dan tuli. Karisma yang di anggap tidak tahu apa-apa, sehingga wanita itu bebas melakukan apa saja dibelakang layar. Ingatlah, bahwa Karisma itu tahu apa yang kamu lakukan! Karisma tahu ada busuk kelakuan di balik manisnya lisan. Wanita itu tinggal menunggu waktu saja, kapan ia tumbang. "Oh, benar-benar tuli ya, sehingga tidak bisa mendengar suaraku. Ngomong dan jawablah pertanyaan ku!" bentak suaminya. Bentakan suaminya itu kembali terdengar keras sambil berdiri dan bertolak pinggang menghadap ke Karisma. Siap menghujam tubuh wanita itu dengan tangannya yang kekar. Suaminya itu pun datang dan pergi dari kehidupan Karisma, sudah biasa. Di sinilah Karisma harus mengalami hantaman batin. Dirinya berpikir jika laki-laki itu memperlakukannya dengan kasar berarti dia itu tidak bisa mengimbangi perasaan cinta yang telah Karisma berikan. Diamnya Karisma ditunjukkan sebagai proses perenungan untuk dirinya. Ia tahu, mendiamkan suami itu salah tetapi menjawabnya juga lebih salah lagi. Tipe suami Karisma memang tidak bisa di jawab ketika berada dalam emosi. Memang membingungkan, di jawab dia marah tak di jawab juga marah. Akhirnya Karisma memilih untuk dia ketika sudah dikuasai kekecewaan. Bicara juga akan menambah masalah baru. "Brengsuekk, bajinguan malah diam saja! Dasar perempuan gendeng ...." Bagi Karisma berbicara dalam kondisi lawan yang di kuasai amarah maka sama saja menabuh genderang perang. Diam berusaha tenang ketika lawan di kuasai amarah dapat membuat diri Karisma terhindar dari pertikaian. Namun, ternyata apa yang di pikirkan Karisma tidak sepenuhnya benar, saat ini lawannya seperti di kuasai oleh energi negatif. Kekuatan jahat telah sengaja di masukan ke dalam diri suami Karisma, sehingga tanpa di sadari oleh suaminya. "Wooo ... mau cari masalah ya," ucap laki-laki itu sambil berteriak. Wajahnya berubah tegang dengan urat lehernya yang muncul menggurat. "Tidak ...," jawab Karisma dengan pelan Risma sengaja menundukkan kepalanya agar tidak menatap mata suaminya yang menciring tajam. "Apa ... katamu tidak! Tidak kok diam, berarti kamu menantang ku. Rasakan ini," laki-laki itu menampar Karisma. "Dasar perempuan gak tahu diri, berani-beraninya kamu nyuekin aku." "Aowww," suara Karisma merasakan sakit. "Kurang ajar, pingin aku matikan, hehhh! Kamu nantangin aku! He, jawab ...." Suaminya itu kembali berteriak sembari menjambak rambut Karisma. “Aduh ... aow ... lepaskan. Kamu kok beraninya kasar sama perempuan. Jangan lakukan ini, aku mohon, hentikan Mas ...." Karisma menangis dan merengek berusaha untuk melepaskan tangan laki-laki itu yang sedari tadi menjambak rambutnya. "Enak saja mau di lepaskan. Aku belum puas kalau belum menyiksa kamu. Layani aku ...," teriak suami Karisma. Laki-laki itu memegang dagu Karisma dengan kasar. "Tapi Mas, tidak begitu caranya. Kamu sedang tidak dalam kondisi sadar, kamu dalam pengaruh alkohol. Lepaskan aku ... aku mohon," ucap Karisma. Tangannya berusaha untuk melepaskan cengkeraman tangan suaminya yang nyaris menekan lehernya dan membuat Karisma mulai kesulitan bernapas. "Kata siapa, aku dalam pengaruh alkohol, ha! Aku cukup sadar melakukan ini. Aku waras ...." Laki-laki itu mendongak menatap wajah Karisma. "Tidak Mas, kamu bukan hanya dalam pengaruh alkohol tapi juga pengaruh jahat dari energi negatif yang sengaja di kirimkan seseorang yang mau mengacaukan rumah tangga kita," ucap Karisma. "Jangan ngelantur, jangan halusinasi, kamu gila kah," ucap suaminya itu. Suaminya menarik baju yang menutupi tubuh Karisma dan di lepaskan secara paksa. "Mas ... jangan kasar, kamu mencengkeram leherku. Ini sakit," ujar Karisma. Karisma menatap tajam ke mata laki-laki itu. "Aku suka main kasar, bukankah ini terlihat seperti pejantan tangguh. Aku ingin kamu memuaskan aku, turutin hasrat ku," laki-laki itu mencium leher Karisma dengan kasar. Tangan laki-laki itu tetap menjambak rambut istrinya. "Auh sakit Mas, ampun ...." "Layani aku," ucap suami Karisma. Suaminya itu mulai melakukan aksinya, setelah menelanjangi Karisma maka dengan liar sekali dalam menyalurkan hasratnya yang tertahan lama. Dengan kasarnya suami Karisma melakukan berbagai gerakan panas dalam menggauli istrinya. Ia melempar tubuh Karisma ke atas meja dapur dan melakukan perbuatannya di situ. Suaminya memasukkan sang jantan yang menegang ke dalam daerah sensitif sang betina. "Ouh, main kasar itu memang enak. Bukanya kamu juga bisa main kasar, kenapa berubah jadi lemah, apa kamu sengaja menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak melayaniku. Kenapa tidak sehebat dulu," ucap suaminya. Suaminya terus menghentakkan pinggulnya hingga membuat tubuh Karisma bergeser geser dan berulang kali nyaris terjatuh. Karisma terus di paksa melayani serta tetap di aniaya agar bisa memberikan pelayanan yang di inginkan suaminya itu. Memang napsu yang di miliki suaminya ini sangatlah besar, sehingga tidak akan mencapai puncak apa bila belum menghajar dan berkali-kali main dengan cara kasar. "Mas ... sakit! Jangan kasar!" ucap Karisma. "Ohhhhh, ini kenikmatan yang luar biasa. Aku tidak peduli kamu sakit, yang penting aku bisa menyalurkan hasrat ku," ujar suami Karisma. Plaakkkk... Suara telapak tangan menyasar ke pangkal pahanya. Penganiayaan itu sebenarnya bukan kali pertama, sebelumnya Karisma juga pernah di perlakukan seperti itu namun tidak begitu parah seperti malam ini. Jadi malam ini merupakan kisah awal sebelum Karisma menjadi seorang spiritualis. "Balikkan badanmu, aku ingin menusukkan lewat belakang," ucap suaminya. "Aowww, sakit!" teriak Karisma. "Buodoh, enak begini kok sakit. Ussstt ahhhhh ...." Laki-laki itu memukul kepala Karisma sambil terus melanjutkan aksinya untuk keluar masuk menghentakkan pinggulnya. Dirinya memang mengalami hantaman serta goncangan batin dan tanpa disadarinya justru membuat intuisinya tiba-tiba menyala dan semakin tajam. Dirinya mengalami penganiayaan yang sangat dahsyat dari suaminya. Dari situlah perjalanan Karisma akan di mulai, dengan sendirinya ilmu pengetahuan mengucur ke dalam hati sanubarinya. Dia akan mengalami hal aneh-aneh yang sulit untuk di terima akal, namun itu adalah realita. Karisma akan mengalami berbagai hal atau keajaiban-keajaiban pada dirinya. Sesungguhnya itu adalah sebagai tanda ilmu atau kelebihan batin Karisma telah aktif atau menyala. Untuk segal ilmu yang di perolehannya itu sebenarnya berasal dari titis kan para leluhur-leluhur yang memang sudah waktunya untuk di alirkan dalam diri Karisma. Memang jika di lihat Karisma hidup dalam derita, siksa raga dan tekanan batin yang di berikan oleh suaminya, namun Karisma tak ingin menjadikan itu sebagai alasan untuk membenci dan membalas dendam kepada suaminya. Walaupun dia harus menerima nasibnya yang malang tapi tak ingin dia jadikan untuk tidak patuh kepada Tuhan-Nya. Segala penderitaan yang Karisma alami ini tanpa dia sadari sesungguhnya sudah menjadi bagian dari gemblengan untuk menajamkan senjata batinnya. Semua kesakitan harus di terima dengan keihklasan dan tawakal. Sehingga dirinya pun akan bisa meneruskan langkahnya dengan ikhlas menuju ke ujian-ujian hidup selanjutnya. Ujian-ujian di depan sana yang justru semakin banyak dan harus bisa di lewati oleh Karisma. Tidak ada manusia yang sempurna, pasti akan ada ujian yang bisa membuat seseorang bertambah baik atau justru bertambah buruk. Semuanya itu ada di tangannya manusia itu sendiri. Mau berada dalam pilihan yang mana. Kebaikan dan keburukan akan tetap ada di dalam dunia ini. Karisma berusaha eleng dan waspada agar selamat di dunia dan akhirat. Dia sudah memantapkan diri untuk mengabadikan sisa hidupnya kepada kebenaran, walaupun dia tahu dirinya bukan manusia yang sempurna tetapi tetap saja ingin mengabdikan diri kepada Tuhan. Jalan apa saja yang Tuhan berikan, dia berharap bisa kuat, sabar dan ikhlas serta tawakal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD