PROLOG

413 Words
Seorang wanita dengan mata sipitnya tengah tertidur pulas dalam pengaruh obat yang membuatnya mengantuk dan memejamkan matanya. Tangan kirinya sudah terpasang infus yang mengalirkan cairan ringer laktat dan obat anti nyeri ke dalam venanya. Seorang pria tampan dengan perban yang menempel di keningnya tengah memandangi wanita tersebut, merapikan rambut dan mengusap pipi wanita itu dengan halus. Sesekali ia mengusap tangan wanita yang terpasang infus itu.  Ia sangat khawatir karena wanita itu terluka akibat penculik menyiksanya dengan keji. Seorang perawat yang mengenal wanita itu mengambil benda pipih di sakunya untuk menghubungi seseorang yang merupakan suami dari wanita tersebut. Pria itu terus memandangi Marisa. "Andai aku tidak terlambat, mungkin kau saat ini menjadi istriku. Tidak masalah juga untuk saat ini. Aku akan tetap memperjuangkan dan merebut sesuatu yang harusnya menjadi milikku.” Pria itu mendekatkan wajah lalu menempelkan bibirnya ke bibir Marisa yang terasa hangat. Tak lama, seorang pria lain datang dengan membuka pintu secara kasar, perasaannya panik mendengar hal buruk menimpa sang istri. Ia kaget melihat istrinya yang tengah terbaring lemas dan dicium oleh pria lain, setelah sehari menghilang. "Kamu Reyhan, kan? Kenapa kamu mencium istriku?” Indra menarik kerah baju bagian belakang Reyhan agar menjauh dari Marisa dan mendaratkan sebuah pukulan ke wajahnya. Reyhan membersihkan darah di sudut bibirnya dan menatap Indra. "Jika Anda ingat, saya mantan pacar Marisa saat SMA dan masih sangat menyukainya!" "Saya suaminya dan kamu hanyalah mantan kekasih. Kenapa istri saya dirawat?" Emosi pada mata Indra terlihat jelas. Istrinya menghilang selama satu hari dan ditemukan berbaring tak berdaya di rumah sakit. "Saya orang yang menyelamatkan Marisa. Dia diculik dan disiksa! Gara-gara kejadian itu, Marisa sampai mengalami keguguran." Reyhan menjelaskan bagaimana Marisa bisa terkapar lemas di rumah sakit. "b******k! Kenapa bisa aku mengabaikan ancaman dari orang yang meneleponku?" Indra mengusap rambutnya dengan kasar. "Terima kasih telah menyelamatkan istri saya, tapi maaf sebaiknya Anda jangan dekati istri saya lagi.” Indra merasa tidak suka pada Reyhan. Ia lalu duduk di samping istrinya, menggenggam lengan Marisa sambil menunggu Marisa membuka matanya. "Santai dong, dia pasti aman kalo bareng saya. Ini karena kecolongan aja sampe dia diculik pas lagi bareng saya, dan nggak butuh waktu lama, saya berhasil nemuin dia. Kami saat ini hanya berteman. Anda tidak usah berlebihan. Yang saya lakukan adalah melindungi dia," ucap Reyhan seraya menyilangkan lengan di depan da-da. Marisa menggerakkan dan membuka kedua matanya secara perlahan. Melihat istrinya terbangun, Indra langsung memeluk Marisa dengan erat, sedangkan Reyhan berdiri dan mengepalkan tangan karena cemburu melihat pasangan suami istri itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD