Sesuatu Yang Membuat Suasana Hati Membaik?

1008 Words
Kendrick mengemudikan mobilnya dengan perasaan yang begitu cemas. Sejak mereka keluar dari rumah sakit, Jasmine sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun padanya. Hanya beberapa pertanyaan Albert saja yang dijawabnya dengan penuh kelembutan. "Apakah aku telah melakukan kesalahan?" batin Kendrick karena melihat sikap dingin dari istrinya. Rasanya sangat tak nyaman berada dalam situasi yang begitu canggung. Beberapa kali Kendrick memikirkan kesalahan yang mungkin saja telah dilakukannya. Namun tetap saja, ia tak merasa berbuat sebuah kesalahan. Lantas .... Apa yang sebenarnya telah membuat Jasmine terdiam dengan wajah murung? Hanya perempuan itu yang memahami perasaannya sendiri. "Mine .... Apa kamu sedang marah padaku?" tanya Kendrick secara langsung sembari sesekali memandang Jasmine secara sekilas. Dia harus fokus mengemudikan dan juga memperhatikan istrinya. Dua hal yang sama-sama sangat penting saat itu. "Apakah kamu telah membuat kesalahan hingga aku harus marah?" Bukannya membalas pertanyaan itu, Jasmine justru melemparkan pertanyaan balasan pada suaminya. Rasanya tak ingin membahas sesuatu yang membuat hatinya semakin terluka. "Lebih baik segera pulang, aku sudah sangat lelah," lanjutnya dengan suara dingin. Segala semakin jelas bagi Kendrick. Lelaki itu sangat yakin jika ada yang salah dengannya. Jasmine bukanlah tipe perempuan yang tiba-tiba terdiam tanpa alasan. Terlalu menyesakkan d**a jika harus menunggu sampai di rumah mereka. Perjalanan kali ini terasa begitu panjang dan sangat lama. Terlebih ... rumah sakit tempat Michelle dirawat berada di pusat kota. Sedangkan rumah mereka berada di peternakan yang ada di pinggiran kota. "Tidak bisakah kamu menjelaskan, apa alasanmu bersikap dingin padaku?" desak Kendrick pada sosok perempuan yang baru saja resmi menjadi istrinya. Jasmine menghela nafasnya pelan lalu menatap suaminya begitu tajam. Sebuah sorotan yang begitu dingin dan terasa sangat menyiksa hati seorang Kendrick Geffrey. "Apakah kamu ingin Al mendengar pembicaraan kita, Ken? Setidaknya ... tunggu sampai kita berada di rumah!" kesal Jasmine karena lelaki itu seakan tak bisa menunggu hingga mereka berdua sampai di rumahnya. Di kursi belakang mobil itu, Albert sejak tadi terus memperhatikan interaksi antara ayah dan ibu barunya. Dia bisa menebak jika ibunya sedang kesal pada sang ayah. Anak itu sangat tahu jika Jasmine selalu saja bersikap lembut pada mereka. Namun perubahan itu terjadi di saat mereka berada di rumah sakit. Dan Albert melihat sendiri perubahan ekspresi dari ibu sambungnya itu. "Apakah Daddy sudah berbuat jahat pada Mommy? Al yakin jika Mommy sedih sejak kita masih di rumah sakit," celetuk Albert tanpa mengerti, apa yang sebenarnya mereka bicarakan. Anak itu hanya mengerti jika Jasmine tampak sedih setelah mereka selesai membeli ice cream. "Tidak, Al. Daddy sama sekali tak jahat pada Mommy. Kami hanya mengobrol biasa." Jasmine mencoba tersenyum dan memandang anaknya penuh kasih sayang. Dia tak ingin jika Albert harus melihat pertengkaran mereka berdua. Jelas-jelas Albert bukan anak kecil yang tak bisa mengerti apapun. Dia bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tuanya. Hal itu membuatnya sangat sedih berada di antara mereka. "Tadi Al melihat Mommy menangis saat masih di rumah sakit." Entah benar atau tidak, Albert melihat saat Jasmine tengah mengusap air mata yang telah membasahi wajahnya. "Kamu salah melihat, Al. Mata Mommy sempat kemasukan debu saat membeli ice cream. Mana mungkin Mommy menangis, Al," kilah Jasmine pada seorang anak yang sudah sangat memperhatikannya dan menyayanginya. Dia tak menyadari jika anak itu sempat melihatnya menangis di depan ruang rawat inap Michelle. Anak itu hanya tersenyum tipis tanpa mengatakan apapun. Albert hanya merasa jika ibunya sedang kesal dengan Kendrick. Dia tak ingin menambahkan beban di dalam hatinya. Tak berapa lama, mereka telah sampai di depan mansion mewah yang berada di sekitar peternakan Golden Valley. Sebuah peternakan besar yang dimiliki oleh Kendrick Geffrey. Sebenarnya peternakan itu merupakan sebuah peternakan peninggalan kedua orang tuanya sebelum meninggal dalam kecelakaan. Kendrick berhasil menjadikannya peternakan terbaik di kota itu. Tanpa mengatakan apapun, Jasmine turun dari mobil lalu bergegas masuk bersama Albert. Mereka berdua bergegas masuk tanpa menunggu Kendrick yang masih harus mengurus beberapa barang sebelum beberapa pelayan datang menjemputnya. "Di mana Mommy, Al?" tanya Kendrick pada seorang anak kecil yang sedang bermain-main dengan berbagai bentuk mobil miliknya. "Mommy masuk ke kamarnya," jawab anak itu dengan tak bersemangat. Albert memandang ayahnya penuh arti. Dia tak ingin jika kedua orang tuanya akan kembali melanjutkan pertengkaran mereka. Sebelum menyusul Jasmine ke kamar, Kendrick membelai kepala anaknya sebentar barulah bergegas pergi ke kamar. Belum mendekati pintu saja, hatinya sudah bergemuruh hebat. Dia tak mampu membayangkan jika istri barunya itu benar-benar marah padanya. "Mine .... " Kendrick memutar handle pintu lalu mendorongnya masuk. Tampak istrinya itu sedang membaringkan tubuhnya dalam posisi miring. "Coba jelaskan! Apa yang sebenarnya membuatmu begitu kesal padaku, Mine?" tanyanya sembari memeluk istrinya dari belakang. Pasangan itu sama-sama berbaring dengan posisi yang saling membelakangi. Kendrick mencoba untuk memeluk istrinya dengan sangat lembut. Dia tak rela jika perempuan itu harus mendiamkannya tanpa alasan yang jelas. Entah mendapatkan keberanian dari mana, Kendrick justru melakukan sesuatu yang tak terduga. Lelaki itu sengaja menyentuh sebuah titik lemah seorang perempuan. Yang mampu melambungkan angan dan juga perasaan di dalam hati. "Aku lelah, Ken!" tolak Jasmine saat suaminya itu sengaja memberikan sebuah sentuhan lembut di beberapa bagian dari tubuhnya. "Bagaimana kamu bisa selelah itu, Mine? Bahkan kita belum melakukan apapun semalam," goda Kendrick sembari mengecup lembut tengkuk leher istrinya. Sebenarnya dia sudah tak sabar meminta haknya untuk malam pengantin yang sempat gagal. Jasmine langsung mengerti dengan arah pembicaraan suaminya. Namun suasana hatinya tak begitu baik, ia tak ingin melakukan apapun pada suaminya. "Aku sedang tak ingin sekarang, suasana hatiku benar-benar sangat buruk." Jasmine mencoba untuk menjelaskan isi hatinya. Rasanya benar-benar tak ingin melakukan sesuatu dengan siapapun. "Aku bisa membuat suasana hatimu menjadi semakin baik, Mine. Jika sampai gagal, aku akan menerima hukuman apapun yang akan kamu berikan, Istriku." Seperti seorang musafir yang terlalu lama menahan dahaga, Kendrick langsung menyesap bibir manis Jasmine dengan sangat lembut. Dia sengaja ingin membuat istrinya terbuai dalam setiap sentuhan memabukkan yang sengaja dilakukannya. Apa yang dilakukan oleh Kendrick telah berhasil membuat Jasmine merasakan sebuah perasaan yang seolah melambungkan dirinya. Ya .... Perempuan itu terangsang oleh setiap sentuhan yang diberikan oleh suaminya. Terlebih ... lelaki itu juga sengaja bermain-main di seluruh sudut tubuh sang istri, yang sudah sejak lama begitu menggodanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD