Hukum Tabur Tuai

1030 Words
Ingin rasanya Kendrick berlari sekencang mungkin untuk menjauhi mantan istrinya. Segalanya semakin rumit dan sulit untuk dikendalikan. Michelle terus saja mendesaknya dan membuat lelaki itu semaki kewalahan. "Jangan berbicara omong kosong, Michelle! Aku tak mengerti, kemana arah pembicaraanmu yang sebenarnya." Kendrick tak ingin terjebak dengan jawabannya sendiri. Dia harus berupaya untuk menghindari mantan istrinya itu. Entah berhasil atau tidak, ia mencoba berkelit agar tak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Michelle masih saja terdiam dalam tatapan mata yang tampak sedih dan tak berdaya. Entah mengapa, wanita itu merasa jika Kendrick sengaja mengabaikan perasaannya. Tak ada jawaban apapun yang dikatakannya atas seluruh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. "Kamu telah berubah, Ken. Tak ada lagi cinta di matamu untukku!" cerca Michelle atas sebuah perasaan yang sangat mengusik hatinya. Di antara mereka berdua, hanya Sophia Veloz yang merasa paling ketakutan. Dia khawatir jika anaknya sampai mengetahui kenyataan yang sebenarnya, kondisinya akan memburuk dan membahayakan nyawanya. Wanita itu akhirnya menatap Kendrick dengan penuh harap. Berusaha untuk melempar sebuah isyarat agar mantan menantunya itu mau sedikit menenangkan anaknya. Apalagi ... Michelle sudah terlalu sedih dengan wajahnya yang mulai pucat. Seolah tak ada pilihan lainnya, Kendrick memaksakan diri untuk bersikap lebih lembut pada mantan istrinya itu. Meskipun segalanya hanyalah sandiwara, dia tetap saja merasa bersalah pada Jasmine. "Apakah kamu mulai meragukan aku, Michelle?" Kendrick sengaja menanyakan hal itu agar perempuan itu tak berpikir macam-macam. Dengan berat hati, Kendrick membelai kepala Michelle. Seolah dia adalah sosok suami yang baik bagi perempuan itu. Hal itu cukup berhasil untuk menenangkan ibu kandung dari Albert, anak semata wayangnya. Setidaknya, Michelle bisa sedikit tenang dan melukiskan senyuman tipis di wajahnya. "Aku sangat mencintaimu, Ken." Seperti telah kehilangan akal, Michelle mengatakan hal itu dengan sangat menyakinkan. Dia benar-benar telah melupakan kata-kata kasar yang dulu pernah dilontarkannya pada Kendrick. Perempuan itu memeluk erat sosok lelaki yang dia pikir masih menjadi suaminya. Di saat momen kedekatan itu, Kendrick tak menyadari jika Jasmine sudah kembali bersama dengan Albert. Yang tadinya ia akan masuk ke ruangan, akhirnya harus mengurungkan niat karena menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat menusuk hatinya. Mereka berdua memiliki untuk menunggu di luar ruangan. Meskipun Jasmine telah mengetahui jika suaminya sedang bersandiwara saja, hati kecilnya tak bisa berbohong. Dia sangat cemburu melihat Michelle memeluk suaminya. "Daddy!" Albert berlari masuk seorang diri ke dalam ruangan itu. Anak itu langsung menarik tangan Kendrick dan mengajaknya untuk keluar. "Ada apa, Al? Di mana Mine?" Kendrick sama sekali tak melihat istrinya di ruangan itu. Dia sudah menduga jika Jasmine pasti telah melihat sesuatu yang tak ingin dilihatnya. Albert menunjuk ke arah di mana Jasmine berada. Dia tak ingin ayahnya terlalu dekat dengan ibu kandungnya. Bahkan sikap anak itu terlihat begitu jelas di mata mereka semua. Mendengar dan juga melihat sikap tak acuh dari anaknya, Michelle berusaha untuk turun dari ranjang. Dia pun menghampiri anak laki-laki yang sedang tadi tak mau didekatinya. "Tidakkah kamu ingin bersama mama, Al?" bujuk Michelle pada anak kandungnya sendiri. Namun segalanya tak sesuai dengan harapan. Albert justru memundurkan langkahnya lalu bersembunyi di belakang Kendrick. Anak itu tampak sangat ketakutan melihat perempuan yang ada sudah cukup lama tak ditemuinya. Seakan ia sama sekali tak tertarik dengan ibu kandungnya. "Al! Sini ikut mama." Michelle mencoba menarik tangan Albert agar sedikit mendekat padanya. Anak itu justru meronta-ronta dan menolak ajakan ibunya. Hal itu membuat wanita itu kehilangan pengendalian dirinya dan justru memaksa Albert agar mau bersamanya. "Al tak mau! Al mau pulang!" teriak Albert histeris karena Michelle berusaha untuk memaksanya. Anak itu sama sekali tak ingin bersama dengan ibu kandungnya. Sedangkan Kendrick ... sengaja tak melakukan apapun. Dia ingin Michelle sadar jika selama ini ia tak pernah memperlakukan Albert dengan baik. Setidaknya perempuan itu harus menuai apa yang sudah ditanamnya. "Hentikan, Michelle! Al sudah sangat lama tak bertemu denganmu. Jangan terlalu memaksanya! Dia perlu kembali beradaptasi," peringat Sophia Veloz pada anak perempuan kesayangannya. Wanita tua itu juga tak ingin jika cucunya menjadi ketakutan pada ibunya sendiri. Selama ini, Sophia sudah melihat sendiri ... bagaimana perlakuan Michelle pada anaknya? Anak perempuannya itu sama sekali tak peduli pada anaknya sendiri. Dia justru bersenang-senang dengan orang lain. Sebagai seorang nenek, Sophia merasa sangat kasihan pada cucunya itu. Sayangnya ... dia tak bisa membujuk Michelle untuk menyayangi anaknya. Wanita itu sendiri yang justru sangat menyayangi cucunya. "Lebih baik kamu bawa Al pulang saja, Ken. Aku tak ingin dia terpuruk karena Michelle terus memaksanya," bujuk Sophia karena tak ingin melihat hal yang jauh lebih buruk dari itu. Dia sendiri yang akan membujuk anaknya agar mau mengerti kondisi Albert. "Baiklah. Kami akan pergi sekarang. Semoga kondisi Michelle akan jauh lebih baik." Ken menggendong anak semata wayangnya lalu keluar dari ruangan itu. Dia tak ingin berada lebih lama lagi di sana. Begitu ayah dan anak itu pergi, Michelle langsung bangkit dan berdiri di hadapan ibunya. Suasana hatinya kali ini menjadi sangat buruk. Dia semakin merasa jika Kendrick sama sekali tak peduli dengannya sebagai seorang istri. "Apakah ada yang sedang Ibu sembunyikan dariku? Bagaimana anakku sendiri bisa begitu tak menyukai aku, Bu?" Michelle tampak sangat frustrasi akan keadaannya sendiri. Dia sama sekali tak memahami semua yang telah terjadi. "Tenanglah, Michelle! Apa yang bisa ibu sembunyikan darimu? Jangan berpikir yang tidak-tidak! Seharusnya kamu bisa memaklumi sikap Al padamu. Selama kamu koma, dia sama sekali tak pernah bertemu denganmu. Tentu saja hal itu menjadikan jarak di antara kalian." Sophia mencoba untuk membujuk anak perempuannya. Dia menjadi serba salah berada di posisi itu. Michelle justru tertawa seperti seseorang yang tak waras. Dia sendiri merasa begitu bodoh dan tak mengetahui apapun. Kenyataan yang ada di hadapannya, sangat jauh berbeda dari angan-angan. "Jika Ken masih mencintai aku, mengapa bukan dia yang menemaniku di sini? Mengapa justru Ibu yang selalu ada di sisiku? Aku yakin jika ada sesuatu yang sedang kalian sembunyikan dariku." Michelle sudah tak mampu menahan dirinya lagi. Perempuan itu tak bisa menahan rasa penasaran di dalam dirinya. Banyak hal yang sama sekali tak bisa ia mengerti. Meskipun Michelle berusaha keras untuk memikirkan hal itu, tetap saja tak menemukan jawabannya. "Cukup, Michelle! Jangan mendebatkan apapun lagi! Fokus saja pada kesembuhanmu. Kendrick sudah sangat menderita mengurus Al sendirian selama ini. Jangan sampai kamu membuatnya semakin menderita," bujuk Sophia Veloz pada anak perempuannya yang sama sekali tak mengingat masa lalunya setelah bercerita dengan Kendrick Geffrey.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD