Malam Pertama?

1009 Words
"Mine! Apakah kamu benar-benar tidur?" Kendrick merasa sangat bersalah namun juga kecewa terhadap dirinya sendiri. Terlalu lama berada di kamar mandi, membuat Jasmine yang sejak tadi menunggunya sampai tertidur karena kelelahan. Sebenarnya Kendrick terlalu gelisah untuk menghadapi malam pertama dengan istri barunya. Entah mengapa hatinya sangat gusar seperti seorang pria muda yang akan melewati malam pengantin. Padahal hal itu bukanlah sesuatu yang baru bagi seorang Kendrick Geffrey. Namun dengan Jasmine, lelaki itu seakan merasakan sebuah sensasi yang melebihi saat akan menghadapi malam pertama dengan mantan istrinya. "Jika kamu tak bangun, aku akan benar-benar tidur!" Sebenarnya kalimat itu merupakan sebuah ancaman dari Kendrick untuk istrinya. Namun tetap saja ... Jasmine sama sekali tak terbangun ataupun bergerak sedikit pun. Dalam perasaan sangat frustrasi, Kendrick akhirnya ikut terbaring di sebelah istrinya. Lelaki itu hanya bisa memeluk Jasmine tanpa melakukan malam pengantin seperti harapan. Akhirnya ... ia pun tertidur dalam rasa penyesalan karena terlalu lama berpikir di kamar mandi. Waktu berjalan terlalu cepat, tampak cahaya kemerahan di ufuk timur. Menciptakan sebuah kilau lembut yang tak terlalu menyilaukan mata. Di saat itu pula, Jasmine baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Ia melihat sosok lelaki yang baru kemarin menjadi suami. "Sial! Aku ketiduran semalam. Apakah Ken akan marah padaku?" Mendadak Jasmine sangat panik begitu menyadari Kendrick terbaring di sebelahnya. Tanpa sadar, perempuan itu menarik rambutnya sendiri karena telah melewatkan malam pengantin bersama suaminya. Jasmine bergegas masuk ke kamar mandi, sebelum Kendrick bangun dan memberikan hukuman padanya. Dia sangat tahu jika suaminya itu sangat posesif akan dirinya. Mandi adalah cara paling aman untuk menyelamatkan dirinya dari sang suami. Sepertinya dugaan Jasmine ... tak berapa lama, Kendrick mulai membuka matanya perlahan. Tak merasakan keberadaan sang istri, membuat lelaki itu langsung bangkit untuk mencarinya. Memandang sekeliling ruangan, tetap tak mendapati sosok perempuan yang sejak semalam sama sekali tak menyentuhnya. Hanya ada satu ruangan di mana Kendrick masih belum memeriksanya .... "Mine! Apa kamu di dalam?" seru Kendrick sembari terus mengetuk pintu kamar mandi. Sudah beberapa tak kunjung dibukakan, lelaki itu mulai kesal pada istri barunya itu. "Aku dobrak saja pintunya ya ....." Sebuah ancaman yang sangat sempurna bisa dilantunkan dalam tutur kata yang sangat lembut. "Ken! Kamu sudah bangun ...." Jasmine sengaja menunjukkan ekspresi terkejut agar tak membuat suaminya curiga jika ia sengaja melarikan diri. Kendrick memajukan langkahnya mendekati sosok perempuan yang terlihat begitu segar. Bahkan ia bisa mencium aroma sabun dan juga shampo yang baru saja digunakan oleh Jasmine. "Apakah kamu sengaja menyiapkan dirimu?" Sebuah pertanyaan sulit baru saja dilontarkan Kendrick pada istrinya. Namun perempuan itu mendadak pucat dan memundurkan langkahnya ke belakang. "Apa maksudmu, Ken?" Bukannya menjawab, Jasmine justru melemparkan pertanyaan balasan pada suaminya. Dia berpura-pura tak mengerti, apa yang sedang di bicarakan oleh Kendrick. Merasa dipermainkan oleh istrinya sendiri, Kendrick mendorong pelan sosok perempuan yang masih saja berpura-pura denganmu. Menghimpitnya ke dinding kamar hotel sembari mendekatkan wajahnya ke telinga Jasmine. "Apa kamu sengaja bermain-main dengan suamimu sendiri, Nyonya Kendrick Geffrey?" tanya sosok lelaki yang mulai naik darah karena Jasmine sengaja bermain-main dengannya. "Mana mungkin aku ...." Tak sempat melanjutkan ucapannya, Kendrick telah berhasil membungkam mulut Jasmine dengan sebuah ciuman yang terasa hangat namun sedikit kasar dari biasanya. Lelaki itu tak mungkin bisa bersabar lagi setelah sekian lama menunggu. Sebelum mereka menikah, berulang kali Kendrick menggoda Jasmine agar mau menemaninya di atas ranjang. Namun perempuan itu selalu berhasil menolak kekasihnya sendiri. Dalam sekali gerakan saja, Kendrick sudah berhasil membuat istrinya terbaring di atas ranjang kamar hotel itu. Seperti seekor serigala yang ingin memangsa hewan buruannya, begitu juga perasaan Kendrick atas Jasmine. Kali ini ... tak ada yang akan bisa menyelamatkan Jasmine dari suaminya. Perempuan itu akan menjadi santapan lezat bagi suaminya. Kendrick tersenyum penuh kemenangan, saat menyaksikan istrinya yang tampak pasrah tanpa perlawanan sedikit pun. "Kamu sudah berhasil menyiksaku selama ini, Mine. Sudah saatnya kamu membayarkan setiap detik dari penantian ku, Istriku," gertak Kendrick sembari mencium tengkuk leher istrinya. Tak peduli apapun lagi, lelaki itu merasa harus menuntaskan segala hasrat yang selama ini harus tertahan. "Ken!" erang Jasmine saat suaminya mulai memainkan jemari tangannya sangat nakal. Kendrick selalu berhasil membuat Jasmine serasa melayang-layang dalam perasaan yang sangat memabukkan. Hanya pasrah ... yang bisa dilakukan oleh perempuan itu setiap kali Kendrick menyentuhnya. "Aku takut, Ken! Ini yang pertama kali untukku," ucap Jasmine lirih dalam ketidakberdayaan di dalam dirinya. Perempuan itu hanya bisa memejamkan matanya, saat Kendrick mulai menjelajahi setiap inci dari tubuhnya. "Percayalah, Mine! Kamu tak akan menyesal menyerahkannya pada suamimu ini. Aku akan melakukannya dengan sangat lembut, kamu boleh menyerukan namaku jika merasa kesakitan." Kendrick mencoba untuk menyakinkan istrinya, jika dia akan menyerahkan mahkota kesuciannya pada sosok lelaki yang tepat. Sosok lelaki yang sudah tergila-gila padanya sejak lama. Dalam sorotan mata penuh keraguan, Jasmine menganggukkan kepalanya. Memberikan sebuah isyarat jika dirinya sudah siap menerima Kendrick seutuhnya. Dia tak mungkin lagi menghindari Kendrick. Toh pada akhirnya, lelaki itu juga akan menuntut haknya sebagai seorang suami dari seorang Jasmine Fernandez. Tak hanya Jasmine saja yang merasa sangat gugup, Kendrick juga merasakan hal yang sama. Dadanya seolah akan meledak, saat melihat sekilas kaki istrinya yang sedikit terlihat saat bathrobe itu tersingkap. "Aku percaya denganmu, Ken." Jasmine mencoba mempercayai suaminya, meskipun hatinya terus bergelut dalam ketakutan. Untuk mengurangi kecemasannya itu, ia sengaja memejamkan kedua matanya. Menikmati setiap gerakan yang dilakukan oleh Kendrick untuk menanggalkan selembar kain yang menutupi tubuhnya. Seolah mendapatkan sebuah kepercayaan penuh, Kendrick dengan penuh keyakinan berusaha untuk memulai pertarungan mereka. Meskipun tangannya terasa sedikit gemetar, lelaki itu berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tak mengecewakan istrinya di pengalaman pertama. Kendrick terdengar sedang menghela nafasnya, sebelum menarik tali bathrobe yang masih masih menempel di tubuh istrinya. Seperti dugaannya, Jasmine sama sekali tak memakai pakaian dalam. Seolah perempuan itu segala bersiap untuk menyerahkan tubuhnya pada sang suami. Bola mata Kendrick langsung membulat sempurna, saat menyaksikan tubuh putih mulus seperti sebuah pahatan yang sangat sempurna. Rasanya jantungnya akan meledak menyaksikan pemandangan mengiurkan dan juga membangkitkan sisi lain di dalam dirinya. Jasmine benar-benar merupakan sebuah gambaran perempuan yang sangat sempurna. "Aku akan memilikimu seutuhnya, Mine." Kendrick mendekatkan tubuhnya pada seorang perempuan yang tampak pasrah akan setiap sentuhan dan juga gerakan yang mendebarkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD