Kecemburuan Tak Beralasan

1061 Words
"Daddy! Daddy!" Terdengar suara anak kecil yang memanggil anaknya. Bersamaan dengan itu, ketukan pintu juga sangat keras dan cukup mengganggu pasangan pengantin baru yang baru saja akan memulai pertarungan mereka. Kendrick dan Jasmine saling memandang seketika, menghentikan segala aktivitas yang tadi digalakkan. Terlukis wajah penuh kekecewaan dan juga kekesalan pada Kendrick. Lagi-lagi dia harus menahan dirinya untuk kesekian kalinya. "Abaikan saja, Mine! Kita tetap lanjutkan permainan ini." Kendrick ingin mengabaikan suara ketukan dan teriakan anaknya di depan pintu kamar hotel. "Jangan berlebihan, Ken! Kamu keterlaluan jika sampai mengabaikan Al." Jasmine mendorong suaminya lalu memungut bathrobe di lantai dan memakainya saat itu juga. 'Bagaimana dia tega mengabaikan sosok anak kandungnya sendiri?' tanyanya di dalam hati. Tak peduli dengan ekspresi muram yang penuh kekecewaan di wajah Ken, perempuan itu berjalan ke arah pintu kamar hotel. Jasmine membuka pintu untuk seorang anak kecil yang sejak kemarin sudah sangat dirindukannya. "Mine! Apakah kamu tak merindukan Al sedikit saja?" Pertanyaan itulah yang dilontarkan oleh Albert Geffrey saat ibu sambungnya itu sudah membuka pintu. Anak itu memeluk Jasmine dengan tubuh kecilnya. Menunjukkan sebuah perasaan tulus jika ia benar-benar sangat menyayangi ibu barunya. Jasmine tersenyum lembut saat mendengar perkataan itu. Sebuah pertanyaan yang sarat makna dan sangat menyentuh sisi hatinya yang terdalam. "Tentu saja aku sangat merindukanmu, Al. Siapa yang mengantarmu ke sini?" tanya Jasmine pada bocah laki-laki yang tampak sangat menggemaskan di matanya. Dia pun memandang sekeliling untuk memastikan jika Albert tak datang sendirian. "Paman Fred yang mengantar aku ke sini," jawab anak laki-laki dari Kendrick Geffrey itu. Freddy adalah seorang supir yang bekerja untuk Keluarga Geffrey. Selain menjadi supir, lelaki itu kerapkali menemani Albert menghabiskan waktu bersama. Apalagi dengan kesibukan Kendrick, anak itu harus melewati hari bersama orang-orang yang bekerja untuk Keluarga Geffrey. Jasmine merasa lega saat melihat Fred berdiri tak jauh dari pintu kamar hotel itu. Setidaknya ... Albert tak datang sendirian ke sebuah hotel yang berada cukup jauh dari Kediaman Geffrey. Mendengar nama seseorang yang baru disebutkan oleh anaknya, Kendrick bergegas bangkit dari tempatnya. Berjalan menghampiri Albert yang sedang menatapnya heran. "Apakah Daddy tak suka melihat Al di sini?" tanya anak itu pada ayahnya. "Daddy senang Al di sini. Tapi sebentar ... Daddy harus berbicara dengan Paman Fred dulu." Dengan pakaian seadanya, Kendrick keluar dari kamar itu. Untung saja suasana cukup sepi karena masih sangat pagi. Sebuah tatapan tajam tercetak jelas di wajah tampan yang begitu dingin dari seorang Kendrick Geffrey. Lelaki itu berjalan pelan dengan langkah meyakinkan menghampiri seseorang yang berdiri tak jauh dari pintu kamar hotel. "Tidak bisakah kamu menahan Al agar tak menyusul kami ke sini?" kesal Kendrick pada sosok lelaki yang bekerja untuk keluarganya. "Bukankah Bos sendiri yang meminta saya untuk mengantarkan Tuan Al ke hotel pagi ini?" Freddy tentunya tak ingin disalahkan atas hal itu. Jelas-jelas, Kendrick sendiri yang menyuruhnya membawa Albert pagi ini juga. "Sial! Aku telah melupakan hal itu," maki Kendrick pada dirinya sendiri. Sebenarnya Jasmine yang selalu mendesak untuk membawa anaknya ke hotel. Namun segalanya justru tak sesuai rencana. Hal itu membuat ayah dari Albert semakin frustrasi. "Kembalilah! Biar kami yang mengurus Al." Kendrick menyuruh lelaki itu untuk meninggalkan hotel. Semua yang telah terjadi adalah kesalahannya sendiri. Dia tak mungkin menyalahkan orang lain atas kekacauan yang telah terjadi. Dalam keputusasaan di dalam dirinya, Kendrick berjalan menuju ke kamarnya. Tanpa sadar, dia menarik rambutnya sendiri sembari memasuki kamar hotel yang telah disewanya. Berada di dalam kamar, Kendrick justru melihat anaknya sedang bermanja-manja dengan Jasmine. Dengan bodohnya, ia merasa sangat cemburu pada Albert. Terlebih saat istri barunya itu mengecup lembut pipi anak semata wayangnya. Sebuah kecemburuan yang membutakan telah menghilangkan segala akal sehatnya. Bagaimana seorang ayah bisa cemburu pada anaknya sendiri? Hanya Kendrick Geffrey yang bisa menjelaskan hal itu. "Apa kalian berdua sengaja membuat aku cemburu?" tuduh Kendrick pada anak dan juga istrinya. Dia sama sekali tak memikirkan apapun, sebelum melontarkan pertanyaan bodoh itu pada dua orang kesayangannya. "Bagaimana Daddy bisa cemburu pada Al? Bukankah Mine adalah istrinya Daddy?" celetuk seorang anak yang sedang memprotes ucapan ayahnya. Kendrick tersenyum sinis pada anak semata wayangnya. Dia merasa telah terhina karena telah menjadi bahan ledekan anaknya sendiri. Namun sebisa mungkin ia harus menahan segala gejolak di dalam dirinya. "Mine memang istrinya Daddy. Sekarang dia juga ibumu, Al. Panggil dengan sebutan yang benar!" tegas Kendrick pada anaknya. Selama ini, Albert selalu memanggil Jasmine dengan sebutan 'Mine' seperti yang dilakukan oleh ayahnya. Pengaruh Kendrick terlalu besar pada anak semata wayangnya itu. "Baiklah, Daddy." Albert merasa bersalah karena mengatakan sesuatu yang seharusnya tak dikatakannya. Dia sadar jika hal itu sangat tak sopan. "Bagaimana Al harus memanggil istri Daddy?" tanyanya dalam wajah sangat sedih. "Kamu bisa memanggil 'ibu' atau bisa juga ...." Kendrick sedang memikirkan sebuah panggilan yang paling cocok untuk istrinya. "Mommy!" Secara bersamaan, mereka bertiga melantunkan kata yang sama. Seolah itu sebagai pertanda baik jika mereka akan saling melengkapi satu sama lain. Jasmine langsung saja memeluk anaknya. Dia sangat bahagia bisa menjadi ibu dari Albert. Sudah bertahun-tahun, perempuan itu hanya menjadi seorang guru musik bagi Albert. Segalanya telah berubah, Jasmine bisa mencintai anak itu sebesar yang diinginkannya. Di sisi lain, Kendrick bisa melihat jika kasih sayang Jasmine kepada anaknya sangatlah tulus. Bahkan lebih tulus dari seorang wanita yang telah mengandung dan melahirkan Albert ... namun justru meninggalkannya tanpa belas kasihan. "Kalian benar-benar tampak seperti pasangan ibu dan anak yang saling menyayangi," cibir Kendrick pelan sembari melirik sosok perempuan yang baru saja kemarin dinikahinya. Rasanya sangat beruntung bisa mendapatkan seorang perempuan yang benar-benar bisa mencintai dan juga menyayangi anaknya. "Jangan menyindir, Ken! Bilang saja kamu sedang cemburu dengan Al," ledek Jasmine dalam iringan tawa karena geli menyaksikan perasaan cemburu suaminya. Secara tak terduga, Kendrick justru mendekati istrinya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga. "Apa kamu ingin menerima hukumanmu, sekarang?" ancam Kendrick pelan agar tak terdengar oleh anaknya. Jasmine hanya menggelengkan kepalanya saja. Dia tak ingin jika Albert sampai mendengar pembicaraan antara dua orang dewasa itu. "Aku akan mandi lalu kembali ke rumah saja." Belum juga masuk ke kamar mandi, ponsel milik Kendrick berdering keras. Dia pun bergerak ke sebuah meja di mana ponselnya berada. Namun lelaki itu tampak terkejut dengan air muka yang berubah drastis. Melihat perubahan ekspresi suaminya, Jasmine menjadi sangat penasaran. Dia pun berinisiatif untuk menanyakan hak itu secara langsung. "Siapa yang menelepon, Ken?" tanya perempuan itu cemas. "Michelle," jawab Kendrick tak bersemangat. Pasangan itu langsung melemparkan tatapan satu sama lain. Mereka berdua sama-sama merasa cemas akan sebuah panggilan dari sang mantan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD