MHBB - 2

2018 Words
                Davka membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur berukuran king yang selalu menjadi tempat favoritenya untuk beristirahat. Dengan kamar yang cukup besar tentunya dilengkapi dengan walk in closet untuk perlengkapan istrinya itu Davka tak pernah protes. Ia hanya membiarkan Larissa mengatur segala keinginannya agar wanita itu terus mengancam untuk bercerai darinya. Bukan juga karna takut pada Larissa, tapi Davka hanya tak ingin moodnya jadi berantakan dan malah tidak konsen dengan tugas yang sedang ia kerjakan. Ada dua hal yang Larissa paling tidak suka untuk dibahas dengan Davka yaitu, masalah momongan dan masalah karirnya.                    Mungkin jika sudah jengah dengan wanita itu, Davka akan memikirkan permintaan istrinya untuk menyudahi saja pernikahannya. Bahkan ia merasa dengan atau tanpa Larissa, hidupnya akan sama saja. Segala kebutuhannyapun semua sudah diurus oleh asisten rumah tangganya yang memang bekerja untuk mereka. Sedangkan Larissa tidak pernah mengurusi kebutuhannya. Bahkan untuk sekedar menyiapkan baju untuk dirinya dinas saja, wanita itu enggan melakukannya. “Kenapa pernikahan kita seperti ini si La? Aku begitu mencintaimu, tapi sepertinya kamu tidak merasakan cinta yang dulu pernah ada di dalam hatimu padaku. Aku begitu merindukan kamu yang dulu, La. Kenapa sepertinya kamu semakin menjauh dariku? Aku bahkan seperti hidup seperti di beberapa sinteron yang kamu bintangi. Mungkin malah sepertinya kamu tidak bisa membedakan mana realita kehidupanmu dan mana panggung sandiwara yang sedang kamu mainkan.” Davka bermonolog sendiri sambil masih terus mengamati foto pernikahannya yang menampilkan jika mereka berdua terlihat bahagia dengan status baru mereka.                 Davka mengambil ponselnya yang ia letakkan di dekat bantalnya dan mulai mendial nomor istrinya. “Maaf, Sayang! tadi harus ada tambahan scene. Kayanya aku pulang agak malem deh. Kamu makan duluan aja kalau sudah lapar,” ucap Larissa begitu sambungan telponnya tersambung. “Iya … ga apa-apa. Aku sudah di rumah kok. Aku akan tunggu kamu.” Ucap Davka yang kemudian mematikan sambungan telponnya. Ada nada kekecewaan di sana. Hanya sebuah deheman yang terdengar dari Larissa sebelum Davka mematikan sambungan telponnya dengan istrinya.                  Lelaki itu juga sudah hafal betul dengan tabiat pekerjaan Larissa yang tidak pernah tau waktu.  Miris sebenarnya Jika difikir lebih dalam lagi. Dirinya dan Larissa mengaku saling mencintai. Tapi kenapa seperti sedang bermain umpat-u*****n begini sih? Davka memandang lagi foto pernikahannya yang ia gantung di atas TV di hadapan ranjangnya. Saat itu, mereka memang terlihat saling mencintai walau ayah Larissa yang memohon kepada Davka untuk tetap menikahi putrinya yang sudah berani berkhianat. Larissa juga mengaku menyesali perbuatannya dan mengaku lebih mencintai Davka dibandingkan dengan lelaki yang menjadi selingkuhannya. Yang kala itu adalah seorang aktor lawan mainnya dalam sebuah sinetron.                 Akhirnya, Davka luluh dan mau menikahi Larissa yang sudah kadung berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Setahun setelah pernikahan, Davka juga sempat memergoki Larissa dengan seorang sutradara yang ia kenal melalui manajernya. Tapi Davka lagi-lagi memaafkan wanita cantik nan sexxy itu. Hingga usia pernikahan mereka yang kelima tahun, tanpa anak. Itu merupakan suatu kesabaran yang luar biasa untuk Davka bisa mencapai titik itu sekarang ini.     / / / / / /                   Lavly menyusuri lorong rumah sakit yang selalu ia datangi untuk menuju tempatnya praktik yaitu, Hospi Hospital. Lavani menjadi salah satu dokter anak terbaik di Hospi dan sangat ramah pada setiap pasiennya. Wanita ini menyukai anak-anak sejak usianya masih terbilang belia. Karna hal itulah adalah salah satu alasan Lavly memilih profesinya sebagai dokter anak. Lavly merupakan seorang wanita dari keluarga biasa saja. Bukan dari keluarga biasa. Papanya seorang pengusaha di bidang transportasi laut dan udara yang bisa terbilang sukses. Segala kesuksesan yang ayahnya punya ya milik ayahnya. Lavly tak pernah berbangga diri dengan apa yang dimilikinya selama ini.                 Walaupun ibunya sudah lama tiada, tapi Lavly tumbuh menjadi wanita yang mandiri dan kini sudah menyandang sebagai dokter anak yang bisa terbilang cukup sukses di usianya yang baru saja menginjak 30 tahun. Wanita berusia 30 tahunan ini memiliki nama lengkap Lavani Fulmala yang sering orang panggil dengan sebutan dokter Lavly plesetan dari Lovely. Selain namanya yang penuh cinta, Lavly juga memang  terbilang wanita yang romantis dan selalu memegang kukuh cintanya terhadap apapun yang dia sukai, termasuk keluarga dan perkerjaannya. Lavly senang sekali dengan warna biru laut dan juga putih. Lavly  merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. “Hai Dokter!” sapa seorang suster yang sedang membolak-balik record data pasien dan meneliti isinya.   “Hai! Sudah siap semuanya?” tanya Lavly dengan sangat ramah. “Sudah Dok. Dokter mau pesan makan siang apa? nanti saya siapkan.” Kata suster bernama Mery itu. “Belum kepikiran. Suster udah kefikiran mau makan siang apa?” Lavly kemudian menaruh tasnya dan segera mengenakan jas putih yang selalu menjadi kebanggannya. “Belum sih Dok.” Katanya sambil cengar-cengir memperlihatkan deretan giginya yang bersih dan putih. “Ya udah … nanti makan siang bareng aja, Sus. Jadi saya ga usah mikir lagi. Saya makan mie instan pake telor ceplok juga jadi kok.” Ucap Lavly ikutan terkekeh. “Siap Dok!” ucap Mery kemudian berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju pintu dan memanggil pasien pertama pagi itu.   / / / / / /                   Lavly baru saja menyelesaikan makan siangnya dan segera kembali lagi ke mansionnya yang memang tak jauh dari tempatnya praktik. Mansion itu bukan miliknya pribadi. Karna statusnya yang belum menikah, papah Lavly tidak memperbolehkan jika anak perempuannya itu tinggal sendirian tanpa pengawasannya. Padahal secara finansial, Lavly bahkan sudah bisa membeli mansionnya sendiri jika diperbolehkan oleh papahnya. Tapi sayangnya, lelaki paruh baya itu tidak mengizinkannya.                 Saat ini di mansion papahnya itu ia tinggal bersama dengan kaka pertamanya yang baru saja melahirkan putri cantik. Jadi papahnya meminta anak sulungnya itu untuk tinggal sementara di rumahnya, sampai ia siap mengurus anaknya sendiri dan pindah lagi ke rumah yang suaminya belikan untuknya. Jadi Lavly juga tidak sendirian di rumah besar yang penuh kenangan bersama dengan alm. istrinya.                 Kakanya merupakan seorang pengacara di sebuah firma hukum yang terkenal di negara ini. Wanita berusia 35 tahun itu bernama Leela Fulmala. Sekarang kakanya sudah menjadi seorang ibu yang merupakan kebanggaan suaminya. Wanita itu baru saja melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik dan juga lucu. Tentunya proses persalinan Leela juga dibantu dan diawasi oleh Lavly. Lavly sangat menyayangi keponakan pertamanya itu. Namanya Qiran Rajni. Leela dan suaminya sepakat hanya memberikan 2 kosa kata untuk anak mereka yang sangat menggemaskan itu. “Papa jadi pulang hari ini, Ka?” tanya Lavly yang sudah sampai dalam waktu 15 menit untuk menempuh jarak Hospi Hospital dan rumahnya. “Belum tau. Katanya sih mau ke Bandung abis dari Medan. Cuma ga tau deh, pulang dulu ke Jakarta apa engga.” Ucap Leela yang sedang serius menggantikan popok Qiran.                 Bayi cantik itu baru saja menyelesaikan buang hajat kecilnya dan menangis beberapa saat karna sudah tidak betah. Sedangkan Leela baru selesai makan. “Kenapa kamu nangis?” tanya Lavly yang mulai mengajak bicara keponakan cantiknya.                 Walaupun ia tau dan sudah pasti akan bermonolog, tapi tetap saja Lavly terus saja mencoba untuk mengajak bicara bayi cantik itu. Setidaknya kehadiran Lavly bisa membuat fokus Qiran sedikit teralihkan karna tantenya itu mau mengajaknya bicara. Qiran bahkan kini tersenyum mendengarkan apa yang diucapkan oleh Lavly. “Cantiknya aku senyum. Gemoy banget sih kamu,” Lavly jadi gemas sendiri melihat reaksi keponakannya yang masih tersenyum kepadanya.                 Kali ini Qiran di gendong Lavly dan wanita itu mulai menciumi pipi chubby miliknya. Qiran malah jadi semakin terkekeh dengan apa yang dilakukan tantenya. “Ka, minggu ini kayanya aku mau ke Singapur deh. Boleh ga? “ ucap Lavly kali ini mengajak bicara kakanya yang sekarang sedang mencuci tangannya di wastafel kamar mandi di kamarnya.                 Lavly juga mulai menggerakkan tubuhnya untuk membuat bayi kecil itu nyaman di gendongannya.   “Sama siapa?” tanya wanita cantik yang semenjak punya anak Leela jadi semakin tambah terlihat keibuan. “Vasant.” Jawabnya singkat sambil terus mengembangkan senyuman untuk menghibur keponakannya itu. “Hah? Ngapain? Ga ah, nanti kalau papa tau yang ada aku diomelin.” Leela tidak setuju dengan apa yang barusan diberitahukan adiknya.   “Ya terus gimana Ka? Nanti kalau Vasant marah sama aku gimana?” Lavly kini mengubah raut wajahnya jadi sedih.                 Berusaha untuk mendapatkan izin dari kakanya yang selama tidak ada papahnya, Lavly harus meminta izin ke manapun ia ingin pergi padanya. Karna papahnya sudah memberikan amanah pada kakanya itu untuk mengizinkan Lavly pergi terlalu jauh bersama dengan Vasant, kekasih wanita itu.    “Biar dia marah! Sekalian kalau perlu putus! Kaka ga suka sama lelaki itu, ngerti ga sih kamu? papah juga ga suka dengannya. Kenapa kamu masih saja terus mau dengannya?” Ucap Leela dengan melipat tangannya di depan dadanya.    “Kok Kaka ngomongnya gitu sih?” Lavly kini mengerucutkan bibirnya dan menaruh Qiran yang sudah terlelap dan menaruhnya di atas ranjang bayi yang memang di taruh di dekat jendela kamarnya.   “Lav, sampai kapan kamu mau terus sama cowo b******k itu? Kaka ga suka sama dia. Kaka taulah siapa dia, jangan kamu tutup-tutupi tapi kaka tau siapa dia!” Leela semakin kesal, terlihat dari raut wajahnya yang semakin terlihat menegang.                 Lavly sangat tidak suka jika sudah berargumen dengan kakanya yang satu ini. Sejak Lavly menjalin hubungan dengan Vasant. Semakin ke sini ia semakin tau jika ada yang tidak beres dengan pekerjaan lelaki tampan yang mengaku mencintai adiknya itu. Leela tau betul, seluk beluk dunia yang sekarang Vasant geluti. Memang masih belum lama tapi sudah terlihat jika lelaki itu memiliki bisnis haram yang selalu disembunyikan oleh Lavly dari keluarganya. Yang Lavly hanya beritahukan kepada keluarganya, jika Vasant sekarang adalah seorang pengusaha perkebunan dan tambang yang sukses. Penerus dari kerajaan bisnis keluarganya.                   Vasant memang memiliki dua bidang usaha itu. Vasant lahir dari keluarga yang tak pernah kekurangan sejak kecil. Ayahnya juga terkenal sangat loyal dan ramah kepada siapa saja yang ia temui. Tapi, sayangnya Vasant tidak demikian. Leela dan papanya sudah tidak menyetujui hubungan Lavly dengan Vasant sejak lelaki itu memiliki bisnis haramnya. Leela memberitahukan kepada papanya dan kemudian mengajak bicara Lavly. Tapi sayangnya, Lavly terlalu mencintai Vasant hingga akhirnya sampai sekarang Lavly hanya melakukan hubungan backstreet dari papanya. Walaupun disembunyikan, Leela tau apa yang Lavly tidak tau. Ehmm … mungkin bukan tidak tau, tapi berpura-pura tidak tau tentang pekerjaan lain yang digeluti oleh Vasant, kekasihnya di depan keluarganya.                 Lavly sedikit membanting pintu kamar Leela hingga membuat si cantik Qiran terkejut dan akhirnya menangis lagi. Wajah Lavly benar-benar terlihat kesal dengan segala perkataan kakanya barusan. Walaupun sebenarnya Lavly juga ingin membuat Vasant berhenti dari bisnis haramnya yang belum lama ini ia jalani, tapi nyatanya lelaki itu terlalu berambisi bisa memiliki harta kekayaan lebih dari yang sekarang ia sudah punyai.   / / / / / /                                  Davka mendesah nafasnya dengan kasar. Baru saja ia bertemu dengan istrinya, tapi wanita itu sudah pergi lagi pagi ini. Larissa dan dirinya tadi malam saling b******u mesra. Semalam mereka berdua melakukan makan malam bersama. Lalu, setelahnya saking rindunya pada Larissa, akhirnya Davka menggoda wanitanya lebih dulu. Lelaki itu bahkan sempat membuat Larissa mau untuk berciuman di meja makan yang jujur untuk sekedar berpegangan tangan saja, Larissa enggan melakukannya di depan public.                 Entahlah mungkin ia ingin beralasan saja, padahal itu di rumah dan tak mungkin ada wartawan masuk ke rumah secara tiba-tiba juga kan? Lagi pula jika itu terjadi memangnya kenapa? Toh mereka berdua sudah sah menikah bukan yang memiliki hubungan terlarang juga. Jadi sudah memang sewajarnya, jika Davka meminta lebih dari apa yang wanita itu tidak pernah ingin lakukan.                      Davka benar-benar rindu wanitanya dan sudah tidak sabar ingin menghabiskan waktu bersama. Menciptakan gelora lain dalam diri mereka masing-masing. Hingga akhirnya mereka melakukan hubungan intim untuk yang kedua kalinya minggu ini. Sungguh hal yang sangat jarang mereka lakukan. Bahkan mungkin, Davka dan Larissa bisa tahan berminggu-minggu untuk tidak melakukan hubungan intim berdua. Bagaimana tidak, waktu untuk bertemu saja sangat susah.                     Oiya, satu hal lagi. Davka tidak pernah boleh datang ke lokasi shooting Larissa. Alasannya? Karna ia tidak suka jika sedang bekerja ditunggui oleh suaminya itu. Jadi lebih baik jika Davka menunggunya di rumah saja. Pernah satu kali Davka datang ke lokasi shootingnya, Larissa langsung ngambek dan berujung Davka tidak bisa bertemu dengan Larissa selama dua minggu. Bahkan wanita itu tidak pulang ke rumah. Mulai dari situ, Davka tak berani lagi melakukannya dan lebih memilih untuk menunggunya di rumah.    / / / / / /      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD