Taehyung tak henti-hentinya melirik tajam sang Ayah dan adiknya yang tengah bersenda gurau di jok belakang mobilnya. Beberapa menit yang lalu saat dia memasukkan Jungkook ke dalam mobilnya, anak itu terus memberontak dan Taehyung tak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa ia bisa bersikap seperti itu bukan?
Dan berakhir ia harus mengalah menjadikan Jinwoon ikut masuk ke dalam meninggalkan mobilnya sendiri disana dengan alasan terlalu rindu putra-putranya dan dalam hati Taehyung mengakui kelihaian Ayahnya menyembunyikan fakta.
Taehyung hanya tak ingin adiknya terluka jika anak itu mengetahui yang sebenarnya meski itu belum dibuktikan kebenarannya. Namun Taehyung tetap harus menjaga perasaan sang adik mengingat antara mereka berempat, Jungkooklah yang paling dekat dengan sang Ayah.
▪
"Kami pulang!!!!" Jungkook berteriak melirik Hyungnya yang tak seperti biasanya.
"Eomma Kami pulang!!!"Lagi! Anak itu melirik Taehyung yang hanya terdiam.
"Hyung kau aneh dari tadi"Ujarnya dan Taehyung hanya berlalu begitu saja tanpa berniat menanggapi.
"Ah ... Aku tau"Ujarnya sumringah.
"Dia pasti sedang patah hati hihi"Terkikik sendiri membayangkan wajah masam hyungnya.
Tak
Lalu merengut saat benda keras memukul belakang kepalanya.
"Sayang ... Kalau pulang,bisa tidak jangan berteriak seperti orang hilang dihutan?"Yoora berbicara dengan lembutnya namun tatapannya tajam membuat Jungkook bergidik sendiri melihat ibunya apalagi dengan sendok ditangannya itu.
Cup
"Aku rindu Eomma"Hanya alibinya saja. Supaya Ibunya mengalihkan perhatiannya. Karena biasanya semarah apapun Ibunya akan luluh hanya dengan ciuman dipipinya.
"Eomma aku punya kejutan untuk Eomma"Anak itu berbicara semangat dengan mata bulat yang berbinar memjadikan Yoora berdehem singkat.
"Ya?"
Jungkook berlari keluar membuat Yoora mengernyit,
"Taraaaaa!!"
Dan merona mendapati suaminya tersenyum tampan digeret paksa putra bungsunya ke hadapannya.
"Cie~ malu-malu"Jungkook menggoda Ibunya dan Jinwoon hanya menahan ketawanya.
"Masuk sana! Ganti baju lalu makan"
"Cie~ yang ingin berduaan ... Cie"
Pletak
"Cie~"
"Jungkook!"Geram Yoora dan anak itu hanya berlari menghindari amukan Ibunya. Sementara Jinwoon sudah memegang perutnya saking banyaknya ia tertawa.
"Anak mu tuh!"Ketus Yoora tapi masuk ke dalam pelukan hangat suaminya.
▪
"Hallo?"
"Kookie-ah, Taehyung dimana?"
"Dihatiku hahaha"
"Serius bodoh! ponselnya tak bisa dihubungi"Jungkook memutar bola matanya malas.
"Taetae Hyung sakit Jim"Disebrang sana Jimin menggeram kesal mendengar panggilan untuknya.
"Sakit apa?"Ketusnya. Dalam hati berjanji untuk membuat pelajaran.
"Sakit hati jhahaha"
"JUNGKO----
Tut!
Jungkook memandang bingung Telepon digenggamannya. Kemudian dia mengedikkan bahunya acuh.
°°°°°°°°°°°
Jungkook memandang kakak ketiganya intens membuat Taehyung menghentikan langkahnya lalu menatap adiknya jengah.
"Semenjak Appa pulang, Kau aneh Hyung ... Lebih pendiam dan itu tak asik. Kalau kau ada masalah ceritakan saja padaku siapa tau aku bisa membantu" Taehyung hanya meliriknya sekilas lalu melanjutkan jalannya tanpa menanggapi ucapan adiknya. Sementara Jungkook merasa diabaikan dan mengejar langkah sang kakak lalu keduanya menghentikan langkah mereka saat melihat ibu mereka keluar dari kamar Yoongi dengan raut cemas diwajah cantiknya.
"Hyung kalian sakit"Melihat tatapan bingung kedua putranya Yoora langsung bicara dan melewati kedua maknae itu.
Tanpa aba-aba Taehyung langsung masuk kedalam untuk melihat keadaan sang kakak.
"Woahhh ternyata orang seperti Yoongi hyung bisa sakit juga"Jungkook bergumam lalu mengikuti langkah Taehyung untuk masuk.
Disana sudah ada Jin dan Ayahnya. Melewati Taehyung yang membeku ditempat, Jungkook berjalan mendekati Yoongi yang terduduk bersandar diranjangnya.
"Hyung aku khawatir ... Kau baik-baik saja kan?" Anak itu meraba-raba muka pucat Yoongi membuat empunya mendengus dan segera menepis kasar tangannya.
Disisi lain Jinwoon menghembuskan nafasnya berat menatap putra ketiganya yang terlihat tak sedikitpun mau menatap kearahnya.
"Kau kelihatan ada masalah Tae"Jin yang duduk ditepi ranjang Yoongi mendekat mengabaikan Yoongi dan Jungkook yang sibuk berdebat.
"Dia sedang putus cinta Hyung "Celetuk Jungkook dengan kaki yang hendak naik ke ranjang sebelum ditepis empunya.
"Hyung kau pelit sekali" Mengabaikan penolakan Yoongi, anak itu naik keatas ranjang lalu memeluk tubuh Yoongi yang diterima ogah-ogahan oleh Yoongi.
Jinwoon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihatnya.
"Apa yang dikatakan Jungkook itu benar saeng?"Tanya Jin menepuk pundak Taehyung.
Taehyung mendengus jengah.
"Hyung tau sendiri Jungkook seperti apa. Suka mengambil kesimpulan yang sebenarnya ia tak tau apa-apa" Jungkook menoleh.
"Yak!!!"
"Berisik bodoh. Kalau kau ingin tidur disini jangan membuat keributan, kepalaku tambah puyeng" Yoongi melepas kasar tangan adiknya yang bertengger diperutnya.
"Appa~ Yoongi hyung memarahiku" Jinwoon hanya terkekeh.
"Sudah! jangan ganggu hyungmu. Dia mau istirahat, Ayo ... Ikut Appa" Jinwoon mengulurkan tangannya pada Jungkook yang langsung diterima dengan senang hati oleh anak itu.
Mereka berdua pergi dari kamar itu setelah Jinwoon mengusak lembut surai Taehyung yang langsung memalingkan wajahnya darinya.
Kini hanya mereka bertiga yang terdiam dikamar itu.
"Kau ada masalah dengan Appa?" Yoongi angkat bicara, menatap serius adiknya yang terdiam.
"Ada apa heum? Kau bisa ceritakan pada kami!" Jin mengangkat dagu Taehyung membuatnya menatapnya.
"Tidak apa hyung-deul. Aku hanya lelah" Dustanya. Meski pikiran tentang bagaimana Ayahnya dan wanita bernama Hyuna itu terus berputar dikepalanya.
▪
"Appa ... Apa kau pernah membunuh seseorang?"
Uhuk!
"Kenapa bertanya seperti itu heum?" Jinwoon mengatur nafasnya lalu meminum minuman yang dihadapannya.
Saat ini mereka sedang berada direstoran.
"Tidak. Sepertinya akhir-akhir ini aku merasa dibayangi seseorang" Jinwoon menatap putra bungsunya penuh tanya,
"Seperti?"
"Sosok wanita--- Emmmm dia bilang aku harus memberitahumu sama bibi Jihyun bahwa dia kembali" perubahan raut terlihat jelas diwajah Jinwoon.
"Sayang ... Lalu apa yang dia katakan?" Tanyanya dengan nada serius.
"Salahku adalah karena aku hidup, putranya jadi tiada ... Apa kau tau maksudnya?" Jinwoon bangkit mendorong kasar kursinya lalu mendekat kearah putra bungsunya.
Tiba-tiba membawa anak itu masuk kedalam pelukannya.
"Dengarkan Appa! mulai sekarang Jangan pernah pergi atau melakukan apapun sendiri okay" Jungkook melonggarkan pelukannya lalu menatap ayahnya bingung.
"Tapi Appa----
"Tuan Jinwoon?" Seorang wanita dengan pakaian sexynya tiba-tiba duduk diantara Ayah dan anak itu.
Jinwoon bangkit tersenyum pada wanita itu lalu kembali ketempat duduknya.
"Kebetulan sekali saya bertemu anda disini Tuan"Ujar wanita itu tersenyum cantik.
Jungkook mengernyit.
"Appa ... Dia siapa?" Tanyanya mengerjap polos.
"Sayang ... Kenalkan dia Bibi Hyuna, bawahan Appa dikantor" Jungkook mengangguk mengerti.
"Apa dia putra anda Tuan ... Dia sangat lucu"Pekik Hyuna. Jinwoon tersenyum tipis.
"Bibi juga cantik"Hyuna merona.
"Tapi masih kalah cantik sama Eommaku" Jinwoon terkekeh mengusak gemas surai sang anak tanpa menyadari raut Hyuna yang sudah berubah.
▪
"Bagaimana? Apa kau suka dengan Bibi Hyuna?" Tanya Jinwoon saat mereka berdua sudah berada didalam mobil.
"Heum ... Dia cukup baik"Jawabnya sekenanya.
"Woah berarti cocok dong" Jungkook mengangkat salah satu alisnya bingung.
"Cocok?"Gumamnya.
"Iya! Jadi Ibu baru kalian" Jawab Jinwoon santai.
"Yak!!!!" Jungkook melotot.
"Awas saja Appa kalau berani macam-macam menyakiti Eomma ... Aku adalah orang pertama yang akan menghukummu!" Jinwoon tak bisa untuk tidak tertawa sembari mengusak sayang rambut sang anak.
°°°°°°°°°
Taehyung menatap kosong ke depan, disampingnya Jimin mati-matian menahan suaranya untuk bertanya.
"Appaku selingkuh Jim" Suara Taehyung terdengar putus asa. Jimin membulatkan matanya terkejut.
"Kau gila!" Hardiknya. Taehyung terkekeh miris.
"Aku tidak asal tuduh Jim ... Aku melihatnya berpelukan mesra dengan seorang wanita sexy di kafe" Jimin bungkam.
"Bahkan dia lebih dulu menemui wanita itu dari pada kami selepas dari kepergiannya" Jimin melihat raut bingung diwajah Taehyung.
"Coba bicarakan baik-baik dulu Tae ... Aku yakin paman Jinwoon tak mungkin seperti itu" Taehyung tersenyum miris.
"Tidak ada alasan yang tepat untuk memeluk wanita asing dikeramaian Jim ... Jika mereka tak ada hubungan apapun" Jimin kehilangan kata-katanya.
"Sebaiknya kita cari tau dulu" Taehyung menghembuskan nafasnya berat.
"Aku akan membantumu" Dan tersenyum.
▪
"Appa~"Jungkook berlari menyambut Ayahnya yang baru pulang dari kantor sembari menenteng satu kantong plastik yang Jungkook tau berisi makanan pesanannya pada sang Ayah.
Merebut kantong tersebut lalu berlari masuk ke dapur setelah memberi tatapan memamerkan pada ketiga kakaknya yang hanya mendengus menatapnya.
"Jangan terlalu memanjakannya" Yoora mengintrupsi suaminya sembari membantu Jinwoon melepas dasi dan jasnya.
"Dia jadi terus bergantung padamu-"Jinwoon terkekeh.
"Dia anakku Yoora, Sudah sepantasnya aku----
prang!
Yoora dan Jinwoon saling tatap. Sementara Taehyung segera berlari ke dapur.
"JUNGKOOK!" Teriakannya membuat seluruh anggota keluarganya menyusul ke dapur.
Jungkook sudah terkapar dengan makanan yang dibawa ayahnya tadi berceceran disekitarnya.
Anak itu meremat kuat dadanya dengan seluruh wajah yang sudah memerah sampai ke telinga.
"Jin Hyung!!! Tolong Adikku hiks"Taehyung kalut membawa kepala anak itu ke pahanya.
Uhuk! Uhuk!
"H-hyung-----
Yoora dan yang lain datang dengan raut terkejut masing-masing diwajah mereka. Dengan segera mengambil alih tubuh si bungsu ke dekapannya.
Sementara Taehyung bangkit menatap Ayahnya yang membeku dengan sorot mata tajam.
"APPA INGIN MEMBUNUH ADIKKU HAH?" Bentaknya membuat suasana di sana semakin menegang.