Jungkook tak bisa untuk tidak tersenyum saat tadi siang Jin datang dan mengatakan bahwa dia sudah boleh pulang.
Taehyung dan Yoongi yang menjemputnya tak kalah bahagia.
"Kookie-ah kau tau. Cooky kesayanganmu sudah dibakar habis-habisan oleh Yoongi hyung"Jungkook yang tengah mengenakan mantelnya melotot, menatap garang hyung keduanya yang memutar bola matanya malas.
"Kalau kau ingin berbohong. Jangan membawa namaku Taehyung!"Taehyung nyengir. Lain hal dengan Jungkook yang beralih menatap tajam Taehyung.
"Hyung berani sekali kau membohongiku!"Ketusnya.
"Bercanda Kookie---
"Tapi itu sangat serius untukku kalau kau membawa-bawa nama Cooky"Jungkook bersedekap d**a.
"Lihat saja ... Aku tak akan biarkan Cooky-ku berpacaran lagi dengan Tata-mu" Taehyung melotot. Yoongi cengo.
"Yakk apa-apaan kau ini membawa Tata-ku. Lagipula kau juga sering tuh membohongiku"
"Aku ini maknae. Berbohong dan nakal itu wajar, Tidak dengan dirimu hyung. Itu sama sekali berbeda"
"Beda apanya bodoh! kau membohongiku, aku balas membohongimu. Impaskan?"Taehyung menatap kesal adiknya.
"Apapun itu tetap saja kau yang salah karena telah membohongiku"Taehyung mendengus.
"Bagaimana bisa seperti itu?"
"Bisa. Aku ini maknae, aku bebas melakukan apapun yang aku mau"Jungkook menatap angkuh Hyungnya itu.
"Lalu kau pikir aku tidak begitu?"Taehyung membalas tak terima.
"Tidak!. Pokoknya Hyung yang salah"
"Kau"
"Hyung"
"Kau Jungkook aishh"
"Hyung, bodoh"
"Beraninya kau mengatakanku bodoh!"
"Hyung juga sering mengatakanku bodoh"
"Aku ini hyungmu!"
Mereka terus berdebat tanpa menyadari sosok Jin sudah berdiri sebagai penonton diambang pintu dengan Yoongi yang menyandar ditembok.
"Hyung lihat saja dua menit atau paling tiga puluh detik dari sekarang, mereka berdua sudah pelukan,usak-usakan kepala atau bahkan cium-ciuman"Jin terkekeh.
"Cukup! Baiklah-baiklah Hyung mengalah"Taehyung mengatur nafasnya yang memburu.
"Kau ini baru boleh pulang otomatis sudah sembuh dan Hyung tidak mau mengacaukan semuanya karena hal sepele ini"Jungkook mengangguk membenarkan.
"Sebagai gantinya, Hyung akan membelikanmu es cream nanti, mau?"Mata Jungkook berubah berbinar.
"Sungguh?"Taehyung tersenyum tampan sembari mengangguk.
"Aaaaaaa Hyung memang yang paling mengerti diriku"Ujar anak itu menerjang tubuh Taehyung dan memeluknya erat membuat Taehyung terkekeh sembari mencium sayang puncuk kepala anak itu.
"Tuh kan" Yoongi mengangkat kedua tangannya dengan bola mata yang memutar malas. Jin tak bisa menahan ketawanya.
"Aku tak bisa membayangkan kalau salah satu dari mereka terpisah"Ujarnya mencoba menghentikan tawanya.
"Bisa sepi hidupmu Yoon"Lanjutnya kembali tertawa. Yoongi mendengus mendengarnya.
▪
▪
▪
▪
Yoora bergeming ditempatnya meski sepasang lengan mulai melingkari pinggang rampingnya dari belakang.
"Kenapa kau mendiamiku dari tadi heum?"Jinwoon berbisik serak. Yoora menghapus kasar air matanya.
"Aku hanya lelah"Dustanya tak membuat Jinwoon percaya.
"Bohong!"Sarkasnya. Yoora tersenyum kecil.
"Apa aku begitu terlihat bodoh didepanmu Jinwoon-ah"Jinwoon menegang sekaligus terkejut bukan main saat melihat air mata istrinya.
"Sayang ... Apa maksudmu?"Yoora terkekeh miris.
"Taehyung?"Jinwoon mengernyit.
"Jungkook?"Yoora lagi-lagi mengusap air matanya.
"Aku diam selama ini karena ku pikir masalah kalian sepele tapi tidak setelah melihat Taehyung sampai sekarang begitu membencimu, kenapa?" Jinwoon kehilangan kata-katanya.
"Dan Jungkook, Kau bisa jelaskan kan kenapa Ia bisa tidak suka dengan wanita di Rumah sakit itu"Jeda,
"Aku mengenal semua putraku dengan baik Jinwoon ... Dan Jungkook tak pernah menunjukkan ketidaksukaannya sama orang lain selama ini, kenapa hah?"Jinwoon tau ini semua akan terjadi, dan yang bisa ia lakukan hanya memeluk dan menenangkan istrinya meski Ia sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan itu.
▪
▪
▪
▪
Yoongi berjalan lesu dibelakang, menatap kesal kearah kedua adiknya yang berjalan beriringan dengan saling merangkul satu sama lain didepan. Dirinya tak ayal bak seorang pengawal dua bocah bodoh itu sekarang.
"Hyung! hyung! stop."Jungkook menghentikan langkahnya membuat langkah Taehyung otomatis ikut terhenti.
"Ada apa?"Tanya Taehyung bingung.
"Lihat. Mantan calon Ibu tirimu diseberang jalan sana"Dan ucapan anak itu sontak membuatnya langsung mendapatkan geplakan dibelakang kepalanya oleh Taehyung.
"Omong kosong. Sudah hiraukan saja"Ujar Taehyung menarik kasar tangan anak itu.
"Tapi dia menatap kita seperti ingin membunuh Hyung ... Aku takut~"Taehyung akhirnya mengikuti arah pandang sang adik dan benar saja, Di seberang jalan sana Hyuna yang tengah bersama laki-laki lebih tua dari ayah mereka tengah menatap kearah mereka berdua dengan sorot mata tajam.
"Kenapa takut? kan ada Yoongi hyung dibelakang"Ujar Taehyung membuat mereka berdua menoleh ke belakang dan mendapati wajah masam Yoongi yang berjalan mendekat kearah mereka.
"Sudah ayo! Anggap saja wanita itu mahluk tak kasat mata"Lanjutnya. Jungkook mengangguk mengerti.
°°°°°°°°°°
"Eomma~"Jungkook berlari menuruni anak tangga membuat Yoora nyaris memekik histeris dibuatnya.
Jungkook malah tersenyum lebar dengan kedua tangan yang menyodorkan empat tangkai bunga mawar.
Yoora mengernyit, sekaligus memicing matanya menatap penuh selidik putranya yang masih tersenyum lebar.
"Aku membelinya kemarin sepulang dari rumah sakit dengan uang pemberian Bibi Jihyun. Tenang saja Eomma, aku masih belum mencuri bungamu lagi kok"Yoora tersenyum.
"Dan ketiga bunga ini sebagai pengganti yang kemarin-kemarin"Lanjutnya. Yoora merasa menjadi Ibu yang paling beruntung dibuatnya.
"Bisa saja kelinci tengil. Mana ada dia beli bunga kemarin, Aku menyaksikan sendiri dia hanya beli es cream bersama Taehyung"Yoongi tiba-tiba muncul. Yoora melotot.
"Hehe"Jungkook mengggigit bibir bawahnya dengan kaki yang sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur. Dia ketahuan mencuri untuk yang ke sekian kalinya.
"JEON JUNGKOOK!!!!"
Dan teriakan kekesalan dari Ibunya menjadi awal pagi Jungkook yang indah.
Dia berlari sekuat tenaga menghindari amukan Ibunya yang mengejarnya dan Yoongi hanya duduk santai sebagai penonton sembari minum s**u pisang dan beberapa cemilan yang diambilnya didapur.
Jinwoon yang mendengar keributan dilantai satu segera keluar dan turun lengkap dengan jas kantornya. Dan Jungkook yang melihat ayahnya turun tak mengambil kesempatan untuk berlindung dibelakang tubuh sang ayah.
"Jinwoon-ah ... Jangan ikut campur, biarkan aku memberi pelajaran pada anak kelincimu itu"
"Appa~" Jungkook merengek memegang erat pinggang Ayahnya, menyembulkan wajahnya takut untuk menatap Ibunya yang berada di emosi tingkat tinggi.
"Eomma jangan kasih kendor, sikat saja bocah tengil itu"Jungkook ingin menangis saja rasanya mendengar Hyungnya yang pemalas begitu semangat melihatnya terpojok.
"Maafkan Appa sayang ... Appa tidak bisa membantumu banyak" Jinwoon berujar sembari menggeser tubuhnya menjadikan tubuhnya tepat berada dihadapan Ibunya yang sudah mengangkat tangannya tinggi untuk memukulnya. Sampai 'ajaran sesat' Taehyung terlintas diotaknya.
Brugh!
"JUNGKOOK!"
▪
▪
▪
▪
Jungkook membuka matanya saat mendengar suara Taehyung yang masuk indra pendengarannya.
"Sudah ku duga"Ujar Taehyung dan Jungkook hanya menghela nafas.
"Kau benar-benar berbakat Kookie ... Kau tau, Eomma nyaris menangis melihatmu tiba-tiba pingsan tadi"Jungkook bangkit lalu bersandar diranjangnya.
"Itu sisi positifnya aku baru sembuh hyung, jadi mereka tidak curiga kalau aku hanya pura-pura hihi"Taehyung mengangguk mengerti.
"Padahal Jin hyung yang memeriksamu tadi sempat heran"Gumam Taehyung. Jungkook terdiam.
"Lalu Yoongi hyung?"Tanyanya.
"Itu yang paling mengagumkan Kook ... Kau membuat manusia sedatar Yoongi hyung bisa sepanik itu, Woaaah aku benar-benar bangga padamu"Jungkook tersenyum bangga.
"Ekhem"Yoongi berdehem diambang pintu kamar membuat kedua manusia itu panik luar biasa.
"Saeng apa yang sakit?"Taehyung langsung meraba-raba wajah Jungkook dengan raut sok paniknya. Benar-benar adik lucknut.
"Hyung kepala ku pusing"Pun dengan Jungkook yang memerankan si pihak tersakiti begitu apik memerankan perannya.
"Bukankah sudah ku katakan untuk istirahat. Aku juga melarangmu mencuri bunga Eomma tadi pagi"Ujar Taehyung melirik lewat ekor matanya Yoongi yang tampak termenung. Sepertinya Kakaknya itu tidak mendengar percakapan mereka sebelumnya.
°°°°°°°°°
Saat Taehyung disuruh Ibunya ke Supermarket terdekat, dia tak sengaja bertemu dengan selingkuhan ayahnya yang tiba-tiba menghadang mobilnya dan masuk secara paksa ke dalam mobilnya.
"b******k, Jalang apa maumu?"Tanyanya sarkas, Hyuna justru tersenyum miring dengan sorot mata terluka. Taehyung bergidik ngeri dibuatnya apalagi jalanan sore yang sepi.
"Karena kau, Jinwoon memutuskan hubungannya denganku"Taehyung terkekeh.
"Seharusnya kau sadar posisimu dan tidak berharap lebih pada ayahku. Sekarang pergilah dari mobilku, kotoran sepertimu tak pantas bahkan untuk menyentuhnya cih"Hyuna membelalak tak terima.
plak!
"Aku sudah memberikan segalanya pada ayahmu tapi dia malah mencampakkanku. Kalian harus membayar semuanya"
"b******k beraninya kau----
Jleb!
Yang Taehyung tak sadar sedari tadi adalah pisau yang dibawa oleh wanita itu.
▪
▪
▪
▪
Jungkook menenteng belajaanya dan berjalan dengan senyuman lebarnya, disampingnya ayahnya merangkulnya hangat sesekali mencium dan mengusak penuh sayang surai kehitamannya. Mereka berdua sudah menghabiskan waktu untuk jalan-jalan sebagai hadiah dari kesembuhannya. Kata ayahnya.
Drrrrt! Drrrt!
Langkah Jungkook terhenti dengan segera ia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya dan Jinwoon hanya menunggunya dengan sabar.
"Hallo?"
" ..... "
Prang!
Jinwoon terkejut melihat pandangan putra bungsunya yang begitu kosong.
"Sayang ada apa?"
"Hiks hiks Taetae Hyung masuk rumah sakit Appa"
■■■■■