Bab 12 : Ada apa dengan klepon?

387 Words
Dengan ragu, Aditya mengambil satu buah klepon dan menggigitnya hingga gula merah yang di dalamnya keluar mengotori pakaian yang ia gunakan. Nafisah tentu saja langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah dan juga baju suami nya yang penuh dengan noda gula merah. Ia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepolosan Aditya mengenai jajanan pinggir jalan. Aditya memilih acuh dengan tawa Nafisah, ia memejamkan mata mencoba menikmati makanan yang baru saja ia temukan ini. Rasanya sangat enak, perpaduan gula merah yang mencair, kelapa parut yang sepertinya diberi sedikit garam dan juga tepung tapioka yang terasa sangat kenyal-kenyal gitu. Dirinya mengambil satu buah lagi, dan bersiap memakannya dengan menutup wajah takut terkena semprotan tak terduga lagi. Nafisah yang melihat itu segera mematikan kompornya dan menghampiri Aditya. "Itu makanya biar gak meletus, sekali hap Biar masuk semua." Aditya menatap ngeri istirnya yang memakan klepon sekaligus, klepon ini memang kecil tapi melihat mulut kecil Nafisah yang mampu memakan klepon dengan sekali suap itu sangat amazing. "Hebatkan? Iya dong, Nafisah! " Ujar Nafisah dengan gaya penuh percaya dirinya. Aditya hanya memberikan jempol tangannya dan kembali menikmati klepon yang masih tersisa lumayan banyak. "Nanti dulu makan kleponnya, makan nasi dulu." Nafisah menarik piring berisi klepon lalu menyodorkan sepiring nasi goreng buatannya yang langsung disambut dengan riang oleh Aditya. Akhirnya setelah seminggu ini dirinya hanya menikmati makanan yang penuh sayuran, ia bisa bebas memakan apa pun jika bersama dengan Nafisah. Begitu sesuap nasi masuk, rasa enak, gurih, manis dan perpaduan yang tepat memanjakan lidah nya. Ia dengan semangat terus mengunyah bahkan dalam sekejap nasi goreng sederhananya itu telah tandas masuk ke dalam perutnya semua. "Ya Allah, secepat itu?" Tanya Nafisah takjub. Well! Dirinya belum pernah melihat orang yang seperti Aditya sebelumnya. Ketika Nafisah ingin memprotes suaminya yang makan terburu-buru langsung terhenti ketika sebuah klepon berhasil mendarat sempurna di mulutnya. "Nah, gini kan diem." Nafisah melotot tajam. Untung saja klepon ini kenyal gitu, kalau benda keras, bisa habis giginya. "Besok masakin ini bisa?" Tanya Aditya sembari memakan klepon. Pria itu sudah lebih pandai memakannya, tidak seperti di awal tadi. Nafisah hanya mengangguk, entah mengapa matanya terasa sangat mengantuk sekali, tapi tidak mungkin ia meninggalkan Aditya di meja makan, tidak sopan namanya. . Aditya menggeleng lalu membalikkan posisi Nafisah sehingga mereka saling tatap. "Kamu tidur di kamar kita. Gak ada lagi istilah pisah-pisah kamar apalagi ranjang. Ngerti?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD