"TATAP MATAMU BAGAI BUSUR PANAH, YANG KAU LEPASKAN MENEMBUS DUNIA GHAIB."
Keadaan kelas langsung pecah mendengar suara Fathur yang ngebass dan suara Aris yang cempreng memenuhi kelas mereka. Aris sendiri terlihat sudah melupakan masalah keluarganya sesaat.
Kedua siswa itu terlihat semakin menunduk malu, membuat Nafisah merasa sangat terhibur, ia membiarkan siswanya menikmati masa-masa seperti ini, karena sudah memasuki tahun terakhirnya di SMP.
"MAU BILANG SAYANG TAPI PACAR TEMAN... TIKUNG TIDAK YAH? TIKUNG TIDAK YAH?"
"Assalamualaikum," sapa Nafisah yang dijawab semangat oleh siswa-siswa nya.
"Gimana kabarnya? Enak gak weekendnya?"
"Enak, Bu." Jawab serempak yang membuat Nafisah tersenyum geli. Yah, ada perbedaan yang kentara kelas unggulan dengan kelas reguler. Di sekolahnya ini, kelas di bagi menjadi tiga, pertama kelas plus merupakan kelas terbaik di mana siswanya di d******i oleh siswa-siswa berprestasi, di mulai dari kelas VII 1
,
"Maaf yah, Bu. " Sahut sang ketua kelas dengan wajah yang memerah malu.
Nafisah menggeleng. Ia mulai pembelajaran dengan tenang hingga bel istirahat terdengar.
Di lain tempat Aditya tengah bersantai di ruang keluarga dengan tv yang menyala ia memangku piring berisi batagor yang Nafisah buatkan di pagi buta tadi. Beruntung istrinya itu menyimpan adonan batagor dan kulit Nya di lemari pendingin. Jadi Nafisah tinggal menggoreng dan membuat bumbu kacangnya saja.
Ia baru teringat jika istrinya itu tidak pernah meminta tambahan uang bulanan, padahal yang ia kasih juga tidak sebanyak ia memberi Andini. Tapi sampai akhir bulan begini Nafisah sama sekali tidak meminta tambahan. Malah perempuan itu terus membuatkan nya makanan lezat setiap hari. Berbeda dengan Andini walaupun sudah diberi uang belanja yang cukup banyak, tepat saja kebutuhan Aditya yah Aditya sendiri yang memenuhinya, seperti kebutuhan makan, pakaian.
"Nanti gue ajak belanja di mall aja deh. Mana tau mau beli baju, tas atau yang lainnya. Kasian bini gue tas nya itu Mulu, apa gue belikan baju guru juga yah? Cantik gitu."
Aditya melirik jam dinding dan terkejut melihat waktu yang menunjukkan saatnya Nafisah pulang dari sekolah. Dengan cepat ia berganti baju dan memakai parfumnya.
"Nafisah!!! Kakandamu datang." Teriak Aditya dengan senangnya menuju mobil tang berada di garasi. Memanaskannya sejenak ia langsung melaju menuju sekolah yang tidak jauh dari komplek perumahan nya.
Sebenarnya ada niat terselubung Aditya ketika menjemput Nafisah, yaitu jajanan pinggir jalan yang menggiurkannya. Aditya menatap perutnya dengan miris. Lihatlah, tahu kotak yang ia upayakan tetap berbentuk kotak kini semakin hari semakin menyatu dan menjadi satu adonan.
"Wahai perut gue yang paling seksi sedunia, maafkan daku yang sudah menghilangkan keseksian mu. Dan mengganti tahu dengan telur dinosaurus."