bc

You Are

book_age0+
2.8K
FOLLOW
26.5K
READ
possessive
sensitive
K-pop
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

"Tanda seorang menemukan cinta sejatinya adalah ketika kebahagian orang yang iya cintai lebih berarti dari pada bahagianya sendiri"

"Kamu belum jawab pertanyaan saya, kamu datang dengan status apa?"

Gue narik nafas panjang sekarang, butuh kesabaran ekstra gue kalau ngadepin Pak Raka.

"Saya menemui Bapak dengan status mahasiswi"

"Kalau begitu maaf, hari ini jam mengajar saya sudah selesai, jadi kamu bisa kembali besok kalau mau konsul"

Gue udah mengumpat dalam hati sekarang, kenapa gue harus punya suami modelan begini ya Allah? Salah apa gue sampai bisa-bisanya dia yang jadi dospem gue sekarang?

"Kamu gak mau pulang? Atau kamu mau saya kunciin diruangan saya? Jadi kamu gak perlu repot-repot balik nemuin saya untuk konsul besok"

Gue yang udah kesel gak ketulungan reflek nginjek kaki Pak Raka, syukurin, gue dikerjain woi, tahu gini mending gue langsung pulang tadi, buang-buang waktu gue nungguin dia lama.

"Sakit, kamu mau saya kasih nilai D karena gak sopan sama dosen sendiri?"

Mendengar ucapan Pak Raka membuat gue memberhentikan langkah dan beralih natap Pak Raka sembari tersenyum sinis.

"Rana nginjek kaki suami Rana, jadi Kakak gak punya hak ngasih nilai D, Kakak masih profesionalkan? Jadi jangan mencampur adukan masalah rumah sama kampus, Rana nginjek kaki Kakak barusan dengan status seorang istri, bukan seorang mahasiswi"

chap-preview
Free preview
1
"Ran muka lo kenapa ditekuk terus hah?" "Pusing gue mikirin tugas semester akhir kita" "Memang dosen di MK koloqium sama seminar bimbingan akhir lo siapa?" "Pak Raka" "Ya Allah Rana, gue mau banget di bimbing sama Pak Raka, mahasiswi lain kalau udah dapet dosennya Pak Raka mau MK sesusah apapun juga di jabanin Ran, nah lo malah pusing gak jelas, berkah kali itu" Gue malah melenguh lebih parah sama ucapan dua sahabat gue barusan, apa yang harus di syukurin coba? Itu dosen gila gak pernah sejalan sama pikiran gue, kita itu sering banget beda pendapat, nah sialnya lagi, selama gue kuliah, MK gue yang dosennya Pak Raka itu bejibun, bikin gue stres. Gue juga terlalu males untuk berdebat sama Pak Raka sampai harus ke masalah skripsi, gue berharapnya Pak Bian yang jadi dospem gue, eh malah dosen gila sekaligus suami gue sendiri yang jadi dospemnya. Nasib. Iya, Raka Aijaz Ramadhan itu suami gue, gue nikah sama Pak Raka sejak awal semester, lebih tepatnya setelah gue lulus SMA dan sampai sekarang gak ada yang tahu kalau Pak Raka itu suami gue, termasuk dua sahabaat gue sekalipun. Gue sama Pak Raka udah sepakat untuk ngerasahain pernikahan kita dan Pak Raka sendiri gak mempermasalahkan hal itu, mau orang-orang tahu atau enggak masalah pernikahan kami Pak Raka gak pernah ambil pusing. Gue sendiri cukup heran kenapa semua mahasiswi bahkan dosen perempuan disini bisa ngebet banget ngedekatin Pak Raka, bahkan gak jarang ada yang terang-terangan ngerayu Pak Raka bahkan didepan mata gue. Itu mereka ngeliat Pak Raka dari segi mananya coba sampai bisa ngebet banget kaya gitu? Kalau menurut gue itu Pak Raka serba kekurangan, kekurangan sel otak lebih tepatnya, asik salah aja gue dimata Pak Raka, gak dirumah, gak dikampus pun sama, nah sekarang pake acara jadi dospem gue lagi, pasti salah lagi tar, kelar hidup gue. "Elah lo malah bengong" Tepukan Uty yang ngebuyarin lamunan gue dan gue terpaksa kembali natap mereka malas, kalau curhat masalah Pak Raka sama mereka itu sama kaya curhat ke fans sarafnya Pak Raka, Pak Rakanya dibelain terus, nah gue yang ada makin kesel jadinya. "Udahlah, gak usah bahas itu dosen gila, gue makin males jadinya" "Elah lo Ran, sekarang males, belagak gak suka, jadi jodoh Pak Raka kelar hidup lo" Gue langsung natap Uty dengan tatapan membunuh gue, gila ni anak, ketularan Pak Raka apa gimana? Tebakannya suka bener, gue memang udah jadi jodohnya Pak Raka kalau mereka tahu.  "Lo jangan macem-macem ya Ran, itu Pak Raka cuma boleh jadi milik gue" sambung Icha. Uty terkekeh parah sama ucapan Icha barusan tapi gak dengan gue, gue hanya tersenyum miris, ini adalah salah satu alasan kenapa gue gak pernah mau cerita ke Icha sama Uty masalah pernikahan gue, itu karena Icha juga suka sama Pak Raka. Meskipun setiap kali Icha bilang suka sama Pak Raka terkesan bercanda dan mendapat kekehan dari Uty tapi gue tahu pasti, kalau Icha memang beneran suka sama Pak Raka dan itu bisa gue jamin, bahkan mungkin bisa dibilang Icha cinta sama Pak Raka, gue gak mau ngerusak hubungan persahabatan gue sama Icha hanya karena masalah ini. "Elah baperan amat lo Cha, BTW Ran, memang lo udah konsul berapa kali sama Pak Raka? Masa iya itu judul belum di ACC juga?" "Udah tiga kali Ty dan semua judul gue satupun gak ada yang nyangkut sama Pak Raka, ditolak semua, setelah ini gue juga mau kunsul lagi sama Pak Raka dan mudah-mudahan kali ini diterima, awas aja gak diterima, mau gue bakar kantornya" Setelah pembagian dosen pembimbing, kemaren itu kali ke tiga gue ngadepin Pak Raka cuma untuk konsul judul doang, judul ya belum bab-babnya, judul aja ditolak terus, Lah skripsi gue kapan di ACCnya? "Perlu gue temenin gak Ran?" "Modus lo Cha, gue cabut" Setelah noyor kepala Uty sama Icha bergantian, gue melangkah gontai menuju ruangan Pak Raka, bawaan gue suram kalau udah ada di ruangan dosen gila yang satu ini, pingin gue bejek-bejek rasanya muka Pak Raka waktu inget gimana seenak jidatnya dia nyoret judul yang gue ajuin. Gue ngetok pintu ruangan Pak Raka beberapa kali sampai terdengar sautan yang mempersilahkan gue masuk dan disana ada Pak Raka yang masih fokus sama notebooknya tanpa memperdulikan gue sama sekali. "Eheum, Pak" Gue negur Pak Raka karena udah terlalu lama didiemin, gue kesini mau konsul, bukan mau nontonin dia berkecingpung sama kerjaannya. Waktu gue juga berharga kali. "Kenapa?" Hah? Ini dosen gila beneran kayanya, gue udah berdiri lama disini dia masih nanyak kenapa? Mau gue timpukin itu kepala Pak Raka pake panci Bunda di rumah. "Saya mau konsul Pak, memang untuk apa lagi saya nemuin bapak kesini?" Pak Raka cuma diem gak ngegubris omongan gue barusan, beneran ya ni dosen satu minta dibunuh kayanya. "Pak!" "Seharusnya kamu bilang dari awal, saya tidak tahu kamu mau menemui saya dengan status seorang istri atau seorang mahasiswi" Gue natap Pak Raka kaget sekarang, gue masih waras woi, ngapain juga gue nemuin dia kesini dengan status seorang istri? Gue belum gila kaya Pak Raka sampai lupa dimana kita sekarang dan sebebas itu nemuin dia dengan status seorang istri. "Jadi bisa saya konsul dengan Bapak sekarang?" "Kamu belum jawab pertanyaan saya, kamu datang dengan status apa?" Gue narik nafas panjang sekarang, butuh kesabaran ekstra gue kalau ngadepin Pak Raka. "Saya menemui Bapak dengan status mahasiswi" "Kalau begitu maaf, hari ini jam mengajar saya sudah selesai, jadi kamu bisa kembali besok kalau mau konsul" Gue udah mengumpat dalam hati sekarang, kenapa gue harus punya suami modelan begini ya Allah? Salah apa gue sampai bisa-bisanya dia yang jadi dospem gue sekarang? "Kamu gak mau pulang? Atau kamu mau saya kunciin diruangan saya? Jadi kamu gak perlu repot-repot balik nemuin saya untuk konsul besok" Gue yang udah kesel gak ketulungan reflek nginjek kaki Pak Raka, syukurin, gue dikerjain woi, tahu gini mending gue langsung pulang tadi, buang-buang waktu gue nungguin dia lama. "Sakit, kamu mau saya kasih nilai D karena gak sopan sama dosen sendiri?" Mendengar ucapan Pak Raka membuat gue memberhentikan langkah dan beralih natap Pak Raka sembari tersenyum sinis. "Rana nginjek kaki suami Rana, jadi Kakak gak punya hak ngasih nilai D, Kakak masih profesionalkan? Jadi jangan mencampur adukan masalah rumah sama kampus, Rana nginjek kaki Kakak barusan dengan status seorang istri, bukan seorang mahasiswi"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.7K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.2K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

MOVE ON

read
95.2K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.7K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.9K
bc

Turun Ranjang

read
579.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook