Bab 100 Pagi Panas Penuh Sesal “Mas Adam,” suara Ajeng nyaris hilang saat ia melihat suaminya tertidur di sofa ruang tamu dan bukannya masuk ke dalam kamar mereka dan beristirahat bersamanya. Ajeng mendesah pelan lalu menghampiri suaminya. Saat ia mendekat, Ajeng bisa mencium bau asing di tubuh suaminya. Ia berjongkok sambil melihat wajah suaminya yang tenang beberapa saat lalu tidak melakukan apa-apa. Ia tidak jadi membangunkan suaminya. Berjalan ke dapur, Ajeng menyiapkan secangkir kopi untuk Adam. Setelah selesai, Ajeng malah melihat suaminya sudah berdiri di dekatnya. Bersandar di dinding, Adam kelihatan menyesal sambil menatap Ajeng. Ajeng balik menatap bingung. “Kenapa, Mas?” Adam berjalan menghampiri istrinya lalu memeluknya den

