2. TAK TERDUGA

617 Words
Mia memasuki Olymphia diskotik seusai pulang bekerja. Dari tempatnya bekerja, masih satu gedung dengan diskotiq ini. Dentuman suara musik sangat keras mendobrak d**a. Membuat hasrat bergoyang muncul.  Diskotik penuh jejal dengan ribuan manusia yang tengah asyik menari  tubuh menikmati suguhan yang DJ berikan. Malam ini Mia tidak ada "pelanggan" sehingga dia pulang lebih cepat. Mia menyalakan rokoknya sembari duduk di kursi tepat di meja bartender. Menikmati pemandangan permainan botol yang menyala dari sang pramusaji bartender sedikit membuatnya terlupa akan kegelisahan hati yang melanda. Ia pun memesan minuman beralkohol jenis cocktail, Saat tengah menyeruput minumannya, seorang lelaki muda mendekatinya, dengan penampilan yang memanjakan mata untuk dilihat. "Kamu sendiri?" lelaki muda itu bertanya seraya mendekatkan bibirnya di telinga Mia, karena sulit untuk mendengar dengan baik dengan suara musik yang sangat keras. "Ya aku sendiri," Mia menjawab dengan agak berteriak.  "Apakah kamu mau minum bersamaku?" lelaki itu menawarkan. "Boleh." Mia antusias. Lelaki itu memesan jenis brandy satu botol, mereka meminumnya sambil berbincang akrab diselingi canda tawa. "Temani aku, nanti aku kasih uang tip untukmu," ucap pria itu sambil sesekali dia mendaratkan ciuman. Sebenarnya Mia merasa tidak nyaman, lelaki yang baru saja ditemuinya sudah melakukan hal itu. Namun, dia tak berdaya, hanya uang yang ada di dalam pikirannya.  "Namamu siapa?" Mia bertanya pada lelaki yang menurutnya sebenarnya sangat tampan.   "Andre," ucapnya sambil tersenyum. "Andre, aku mau ke toilet," izin Mia. "Ok jangan lama-lama, ya." Andre mewanti-wanti cemas takut ditinggal Mia kabur. "Mungkin antriannya panjang. Kamu mau ikut?" sahut Mia. "Tidak aku akan menunggumu di sini." "Baiklah" Mia berlalu ke toliet  Dalam perjalanan menuju ke toilet, Mia melihat seseorang yang tak asing. Tepat saat mereka beradu pandangan, lelaki itu tersenyum kepadanya. Senyuman yang mampu memporak-porandakan dunianya. Kepala Mia terasa berdenyut karena alkohol yang mulai bereaksi. Ia terus berusaha mengingat siapa seseorang itu. "Uhm...Rayhan." Mia ingat lelaki yang waktu itu diperkenalkan Daniel kepadanya. Sudah sekitar seminggu yang lalu sejak pertemuan pertama mereka. Rayhan berjalan mendekatinya, "Hai Mia, kamu bersama siapa?" Lelaki itu menyapanya. "Uhm... Aku pergi bersama teman." Mia menjawab dengan gugup. Perasaannya menjadi tak karuan karena begitu dekat dengan Rayhan. Bahkan wajah mereka hampir bersentuhan karena mereka berbicara saling mendekatkan bibir pada daun telinga. Pikiran Mia melayang tinggi saat mencium aroma parfum beraroma citrus dari tubuh Rayhan. Mia menahan napas, terjadi sesuatu di dalam dadanya. Sejenak dia telah terlupa pada seseorang yang menunggunya  "Kalau kamu mau, kamu bisa bergabung bersama kami." Rayhan menunjuk beberapa teman yang duduk di meja mereka.  "Nanti 'lah di lain waktu. Aku juga bersama teman."  Mia teringat pada Andre yang menunggunya.  "Rayhan, aku harus pergi ke toilet." Mia mengundurkan diri Tiba -Tiba… Mia tersentak.Tubuhnya tertarik ke belakang. Rayhan menahan tangan Mia, pandangan Mia sekarang tepat melihat ke wajah Rayhan. Dadanya berdebar cepat, menahan kekagumannya. "Mia, boleh aku minta nomor telponmu?" Rayhan tersenyum. "Tentu, kemarikan ponselmu." Mia menadahkan tangannya. Rayhan kemudian menyerahkan ponselnya, Mia dapat menyimpan kontaknya. Lalu mereka saling bertukar nomor. Mia pun berlalu pergi ke toilet dan kembali kepada Andre. Dia tersenyum saat kembali mengingat Rayhan. "Aku tak menduga akan bertemu denganmu disini." Mia bergumam di dalam hati. Ia mengalungkan tangannya di tengkuk Andre, Sembari terus menyesap minuman yang mereka pesan. Sesekali mereka saling memberikan kecupan. Tak terasa waktu telah menunjukan jam 3 pagi dan klub itu pun tutup. Mereka segera keluar dan mencari hotel untuk menghabiskan malam bersama ***** Mia terbangun saat mendengar suara ketukan "Room service," Suara lelaki dari balik pintu. Kemungkinan itu adalah pegawai hotel yang bersiap membersihkan ruangan di pagi hari. Mia membatin Nanar mata Mia melihat ke sekeliling kamar hotel itu. Tak ada seorangpun di sana. Mana lelaki yang tidur dengannya tadi malam? Ia bertanya-tanya "Oh no … no!" Mia berteriak sambil menangis. Lelaki itu telah pergi tanpa meninggalkan uang sepeser pun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD