bc

The Lost Soul

book_age16+
67
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
love-triangle
possessive
tragedy
twisted
bxg
enimies to lovers
secrets
crime
like
intro-logo
Blurb

Yeollane Giovelle :

Aku seorang gadis dari kegelapan. Membunuh adalah pekerjaanku.

Aku merenggut nyawa atas perintah orang-orang yang sanggup membayar.

Kemudian aku bertemu pemuda itu. Dia seorang detektif hebat.

Dan aku jatuh hati padanya. Tapi, dia memburu ayahku!

"Aku jatuh cinta. Tapi cintaku sudah berakhir, bahkan sebelum aku memulainya..."

Han Siwoon :

Aku bertemu dengannya, gadis bermata cokelat yang menyelamatkan adikku.

Tapi dia membohongiku. Dia seorang pembunuh bayaran.

Sebagai detektif, aku harus memberantas mereka.

Bodohnya, aku jatuh hati pada gadis itu.

Dan seorang petinggi pemerintahan memintaku memburu ayahnya!

"Ya, aku juga minta maaf, karena aku juga mencintaimu secara diam-diam, Yeol..."

chap-preview
Free preview
Prolog
“Ketika aku melihatmu, aku tahu bahwa aku jatuh cinta padamu. Lalu ketika aku kehilanganmu, aku tahu bahwa jiwaku akan pergi bersamamu ….”                                                                         = = = = = = = = = = = = = =  December 1992 Andrew berlari secepat yang ia bisa menuju sebuah rumah kecil di sudut kota London. Lelaki itu bahkan tak henti hentinya menebarkan senyum sejak di pusat kota. Masih terngiang jelas di telinganya suara tangisan bayi mungil menggema saat ibunya menelepon dan mengatakan bahwa anak pertamanya telah lahir. Pria itu begitu bahagia hingga ia terburu-buru membereskan dagangannya dan berlari pulang untuk melihat buah hatinya. Dengan nafas terengah-engah lelaki itu lekas membuka pagar kayu dan masuk kedalam rumah kecilnya yang sederhana. Secepat mungkin Andrew menuju pintu rumahnya. Namun tiba-tiba saja senyum yang terus mengembang disepanjang jalan saat Andrew pulang pun menghilang, digantikan dengan mimik wajah yang tak dapat diartikan. Keningnya berkerut saat rumah kecilnya terlihat sepi dan sunyi. Tak tampak seorang pun disana. Tidak ibunya, tidak istrinya.  “Mom ? Lyn ? Kalian dirumah ?” Andrew mulai berteriak dari luar. Akan tetapi perlahan perasaan takut mulai menyergap dirinya saat mata coklat milik Andrew menangkap warna merah mengerikan dalam bayangannya, padahal semuanya tampak baik-baik saja. Dan hidungnya mencium bau anyir yang sangat tak disukainya, yang baunya seperti bau kematian. “Mom ? Apa yang terjadi ?” Andrew membuka pintu dengan tangan gemetar.  Kemudian lelaki itu tiba-tiba saja diam tak bergerak disana, kakinya bagai dipaku dengan paku bumi. Matanya membesar dan Andrew yakin bahwa ia sempat berhenti bernafas. Jantungnya seolah berhenti memompa darah dan paru-parunya tidak lagi mensuplai oksigen, lidahnya terasa kelu tak bisa berkata-kata. Andrew memaksakan kakinya untuk melangkah masuk kedalam rumah. Lelaki itu mengerjap beberapa kali, dan masih terpaku disana. Mata coklatnya melihat ceceran darah di seluruh ruangan. Bercak-bercak merah itu memenuhi ruangan di rumahnya dari sudut yang satu ke sudut yang lainnya. Aroma anyir yang berasal dari darah itu pun menyeruak masuk ke indra penciumannya, membuat lelaki itu limbung sesaat. Andrew melanjutkan langkahnya. Ia mendekati sofa yang bertengger manis didepan TV yang menyala. Perlahan, pria itu menangkap sesosok wanita tua yang sangat dikenalnya, Adele, ibunya. Wanita yang baru saja menelepon agar lekas pulang untuk merayakan kelahiran putri pertama mereka. Wanita tua itu sekarang terpejam, seolah tak terjadi apapun disana. Seolah ia hanya tertidur dan bukannya terkapar tak bernyawa. Banyak darah berceceran di sekeliling tubuhnya. Di lehernya terdapat beberapa jejak keunguan yang membengkak, sementara di perutnya masih tertancap sebilah pisau berlumuran darah. Kulitnya bahkan penuh dengan luka bekas sayatan-sayatan pisau hingga dagingnya terlihat seperti fillet tuna. Bibirnya dirobek sampai ke ujung telinga kanan dan kirinya, membuat sebuah senyuman lebar yang menakutkan. Andrew tersenyum miris. Air mata telah membasahi pipinya sementara Andrew hanya larut dalam kesunyian dirumah mungilnya. Tak sepatah kata pun bisa keluar dari mulutnya. Dengan gemetar ia membelai lembut pipi wanita tua itu. Wanita tua yang telah melahirkannya berpuluh-puluh tahun yang lalu. Wanita yang selalu menjaganya hingga disaat terakhirnya. Andrew menangis, ia merasa dadanya sesak. Dengan cepat ia beralih ke ruang selanjutnya untuk mencari istri dan bayi mereka. Namun, apa yang ditemukannya disana membuat Andrew hampir mati berdiri. Dilihatnya Lyn, istrinya, terkapar di kamar mandi dengan kondisi yang tak kalah mengenaskan dari ibunya. Wanita muda yang baru saja melahirkan itu dijerat sebuah tali tambang berukuran besar dalam keadaan polos. Tubuhnya terbaring kaku di bathtub yang keran sekaligus showernya menyala, membuat tubuh wanita itu tampak bersih dan pucat. Perutnya disayat mengelilingi pinggang hingga tubuh wanita itu hampir putus. Sama halnya dengan Adelle, Lyn juga memiliki senyum lebar menakutkan yang ditautkan dari ujung telinga kiri ke ujung telinga kanan. “Lyn …” Andrew menggenggam buku jari Lyn dan mengecupnya lembut. “Apa yang terjadi, sayang ? Bagaimana dengan bayi kita ? Apa yang terjadi padanya ?” Andrew terhenti. Pria itu menatap miris tubuh tak bernyawa Lyn. Detik berikutnya, terdengar sekilas suara tangisan bayi dari arah kamar tidur. Kemudian perlahan Andrew meninggalkan jasad Lyn disana dan beralih ke kamar tidurnya. Entah mengapa ada secercah harapan disana. Kemudian Andrew tersenyum. Bibirnya melengkung keatas dan matanya menyipit ketika lelaki itu melihat seorang bayi terbaring di atas tempat tidur mereka. Walau begitu, tampak jelas bahwa Andrew sama sekali tak bisa menyembunyikan luka hatinya atas kematian ibu dan istri tercintanya. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya, mendekati seorang bayi mungil yang tengah menangis . Andrew kemudian mengulurkan tangannya untuk mengangkat bayi yang sendirian itu dalam dekapannya. Dilihatnya dengan seksama wajah bayi itu. Bayi perempuannya memiliki hidung dan bola mata coklat sama seperti Lyn. Bayi perempuan mereka bahkan tampak seperti Lyn kecil. Sekali lagi Andrew tersenyum. Putrinya hidup. Dia tidak mengalami nasib naas seperti ibu dan neneknya. Kemudian bulir-bulir bening jatuh begitu saja dari pelupuk matanya bersamaan dengan senyuman yang semakin lebar, sementara tangan kekar Andrew mempererat pelukannya pada bayi kecil mereka. “Ceklek … ” tiba-tiba saja seorang pria berambut keemasan masuk sambil menodongkan pistol. “Si … Siapa kau ?” Andrew mulai merasa takut. Takut kalau kalau ia akan kehilangan putrinya. “Diamlah. Disini aku yang berkuasa.” Pria itu tersenyum dari balik topengnya. “Apa yang kau inginkan ?” tanya Andrew lagi. “Kau tak seharusnya bertanya seolah kaulah bosnya.” Lagi-lagi pria itu tersenyum dibalik topeng. “Mengapa kau mengacaukan keluargaku ?” “Tak mau diam, ya ?” pria itu semakin menodongkan pistolnya. “Apa alasanmu membunuh ibu dan istriku ?” Pria itu menghela nafas, “Baiklah, aku akan mengatakannya padamu…” “ …… ” Andrew menunggu. “Hal pertama yang ingin aku beritahukan padamu adalah bahwa In Ryu Lyn adalah milikku.” “Apa maksudmu ?” “Sssstttt… Tenanglah.” Pria itu menempelkan jari telunjuknya di bibir Andrew. “Yang kedua, seharusnya ini adalah keluargaku. Bukan keluargamu.” Pria itu terhenti. “Dan yang terakhir, bayi ini adalah putriku.” Lanjutnya. “Jangan mengada-ada, breng.sek! Arrrrgggghhhh …. !!” Tak sampai sepuluh detik setelah Andrew bicara,  pria itu melepaskan tembakannya tepat di kepala dan tersenyum puas. Andrew merasa tubuhnya melayang, tangannya seolah tak bertulang sehingga bayi dalam dekapannya terasa sangat berat. Nafasnya sesak dan ia tak dapat berpikir dengan benar. Sepersekian detik terasa berjam-jam bagi Andrew. Rasa sakit disekujur tubuhnya membuatnya mati rasa. Kakinya pun terasa mengambang dan tak berpijak lagi pada tempatnya. Andrew memejamkan mata. Lelaki itu bersiap menyambut kematian yang sedang menjemputnya. Sementara itu, si pria berambut emas merebut bayi perempuan dalam dekapan Andrew dan membiarkan lelaki itu diambang kematiannya. Lagi-lagi, pria itu tersenyum. Ia membungkuk dan menatap Andrew yang tampak menyedihkan dengan nafas tersengal-sengal. “Y… Ye… Yeol… Yeollane.” Ucap Andrew tersengal-sengal. “Apa ?” Andrew menunjuk bayi mungilnya sesaat sebelum semuanya terasa gelap…  “Maafkan aku, Andrew… Tapi dia putriku, bukan putrimu…” *** Hai, Berries! Aku datang dengan cerita baru. Ini akan pendek aja sih. Mungkin sekitar 30-an chapter, sebagai penyegaran aja. Sambil aku menamatkan cerita Shanie - Suga hahaha. Aku buntu nulis Shanie Suga tapi bingung gimana menamatkannya hiks. Sementara itu kalian baca ini dulu ya. Happy reading~ Jangan lupa tap love untuk tahu kelanjutan cerita seru ini, Betewe ini aku nyoba ambil tema crime gitu wkwk. Next apa ya? Dokter, mugkin? haha. Happy week end, Berries~!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Sweet Sinner 21+

read
879.7K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.0K
bc

Satu Jam Saja

read
593.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook