"Keluar!" Jari kiri Daniel terangkat, mengusir dengan keras sosok wanita yang menggangu jalannya meeting itu. Wanita yang sebelumnya menggumam tidak jelas di depan pintu itu sepertinya sadar dengan cepat kemudian langsung keluar dan menutup pintu. "Siapa dia?" Daniel mengalihkan pandangannya pada Reynolds yang berdiri kaku dibelakangnya akibat teriakan menggelegar dari Daniel. "Dia adalah Sekretaris saya, Tuan Daniel." suara Reynolds mengalun kaku, Reynolds tidak mau diteriaki seperti Kania tadi. "Bagaimana mungkin orang tidak punya sopan santun seperti itu bisa jadi seorang sekretaris?" 'Karena dia bisa diandalkan. Bahkan seluruh keputusan perusahaan adalah keputusannya.' Itulah yang ada dalam pikiran Reynolds tapi dia sadar kalau dia bicara demikian, Orang yang namanya Daniel ini aka

