Kania menatap gedung besar yang ada didepannya dengan jantung bertali pasalnya ini adalah hari pertama dia bekerja tanpa ada embel-embel Djuaji. "Loh Mbak Kania." "Ya?" Kania langsung menolehkan kepalanya dan mendapati sosok Abel berdiri dibelakangnya, "Kamu diterima juga?" "Iya." angguk gadis seusia Aldi itu dengan semangat. "Senang rasanya bisa bekerja dengan seseorang yang kita kenal." ucap Kania sembari menatap Abel. "Ayo kita masuk sekarang." Keduanya lantas masuk kedalam gedung, membuat laporan pada bagian resepsionis kemudian keduanya diarahkan ke gedung 2 dimana proses produksi dilakukan. Setelah seluruh pegawai baru berkumpul, seorang supervisor masuk, menjelaskan beberapa pekerjaan yang akan mereka lakukan kemudian satu persatu diberi baju steril, sarung tangan dan hair ne

