My Cold Husband 11

1225 Words
18++ Jeni tiba di rumah saat hari mulai petang. Setelah memanggil pak satpam dan pembantu di rumah untuk memindahkan bunga yang ia beli tadi ke halaman belakang rumah gadis itu langsung naik ke kamar karena di garasi, mobil suaminya sudah terparkir manis. Saat membuka pintu gadis itu mengerutkan keningnya saat melihat sebuah koper hitam yang berada di atas ranjang. Jeni berjalan mendekati koper tersebut dan membukanya yang ternyata berisi beberapa lembar baju kerja milik Reza. Kepalnya menoleh saat mendengar pintu kamar ditutup. Reza berjalan dengan pakaian rapi mendekat ke arah nya. "Mau kemana?" Tanya Jeni tak bisa menahan rasa penasarannya. "Ada hal mendesak di kantor cabang yang mengharuskan malam ini saya harus pergi," setelah berkata demikian Reza mengambil kopernya lalu berjalan keluar kamar meninggalkan Jeni yang sedang terdiam. "Hah," Jeni menyusul Reza setelah tersadar. "What jadi gua ditinggal keluar negeri setelah tiga hari nikah?" Tanya Jeni ketika tidak mendapati mobil Reza di garasi. "Kurang ajar banget tuh laki," Jeni berjalan sambil menggerutu marah. "Dia kenapa sih. Sikapnya beda sama tadi pagi," Jeni masih memikirkan sikap Reza yang menurutnya aneh. Padahal tadi pagi sebelum berangkat bekerja lelaki itu menyempatkan diri untuk mencium keningnya tapi tadi jangan menciumnya melihatnya saja seperti enggan. Jeni jadi bingung sendiri dengan sikap suaminya itu. "Biarin lah. Gua bisa bebas selama dia ga ada," Jeni merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memeluk guling bahagia. "Telpon Rey aja," Jeni menelpon Rey yang langsung di angkat cowok itu. "Baru ketemu udah nelpon aja," Rey terkekeh. "Jadi ga jalan malam ini. Gua lagi free?" "Dibolehin sama bokap lo?" "Tenang aja. Orang tua gua itu urusan gua." "Yaudah nanti gua jemput lo dimana?" "Kita ketemuan di cafe aja gimana?" "Cafe tempat biasa ya?" "Iya. See you gua mau mandi dulu," Jeni mematikan sambungan telepon lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai membersihkan diri Jeni meraih rok hitam ketat di atas lutut dan jaket kulit dengan warna senada. Memakainya lalu memoleskan lipstik berwarna pink pada bibirnya. "Siap," Jeni selesai memakai sepatu kets nya lalu meraih tas hitam miliknya. Gadis itu keluar dari kamar berpapasan dengan Naswa yang sepertinya baru pulang kuliah "lusuh amat muka lo," ucap Jeni membuat Naswa memutar matanya malas. "Mau kemana lo malam malam begini?" Tanya Naswa tidak memperdulikan ledekan sepupu nya itu. "Mau main sama temen," ucap Jeni santai. "Dibolehin sama abang?" "Dia lagi ada perjalanan bisnis. Jadi gua bisa bebas," Jeni tersenyum bahagia sambil berucap. "Udah izin?" "Rewel amat lo," Jeni berjalan melalui Naswa tanpa menjawab pertanyaan gadis itu. Naswa menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan Jeni yang tidak berubah dari dulu. Gadis itu selalu nekat melakukan apapun yang ia inginkan. ●●●●● Reza mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata menuju sebuah tempat. Perjalannya ke jepang tidak jadi karena masalah di sana sudah teratasi. Hal itu ia ketahui saat sedang menunggu jam penerbangan di bandara. Tidak pulang ke rumah lelaki itu memutuskan untuk pergi ke apertemen miliknya nya. Jika ia pulang ke rumah takutnya akan terjadi pertengkaran dengan Jeni. Selepas selesai meeting tadi siang saat perjalan kembali ke kantor Reza melihat mobil Jeni terparkir di dekat toko tanaman hias. Niat hati ingin menghampiri istrinya itu ia urungkan ketika melihat Jeni berjalan bersama seorang lelaki dengan tangan saling menggenggam. Pada saat itu juga dikabarkan bahwa cabang perusahaan yang ada di jepang sedang ada masalah. Tanpa pikir panjang lelaki itu langsung meminta Dimas mengatur penerbangan nya pada saat itu juga. Sekarang saat ia ingin merebahkan tubuhnya di ranjang Naswa menelpon nya dan mengatakan bahwa Jeni pergi keluar malam. Tanpa pikir panjang Reza langsung menyusul Jeni setelah melacak keberadaan gadis itu melalui GPS di ponsel Jeni. Reza turun dari mobil dan menggerem marah saat melihat gedung di depannya yang di dalamnya terdapat istrinya. Reza melangkah memasuki club itu dan langsung disambut dengan tangan nakal seorang wanita yang berpakaian minim. Reza hanya melirik sekilas wanita yang mencoba menggoda nya itu lalu pergi setelah menepis kasar tangan laknat itu. Reza berjalan ke arah seorang lelaki yang sibuk menuangkan minuman pada gelas "Yan," sapa Reza. "Tumben lo kesini?" "Gua lagi cari adik gua. Lo liat?" Tanya Reza kepada teman SMP nya yang bekerja di sana. "Jeni?" Reza mengangguk. "Tadi gua liat dia sama cowok kayanya pacarnya deh soalnya gua lihat tuh cowok ngerangkul adik lo posesif banget," Ucap Rian yang memang sudah lama mengenal Jeni. "Dia di mana sekarang?" Tanya Reza dengan rahang mengeras. "Di sana," Rian menunjuk sebuah ruangan dengan pencahayaan minim itu. Reza berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan yang ditunjuk oleh Rian tadi dan langsung menemukan Jeni yang duduk berdua bersama lelaki yang sama pada waktu di villa. Dengan kasar Reza menarik tangan Jeni dan menariknya keluar meninggalkan Rey yang terkejut. "Apaansih," Jeni mencoba melepaskan tangannya yang sakit karena dicengkram lelaki yang sedang menyeretnya itu. Reza membuka sebuah kamar yang ada di club itu dan langsung menodorong Jeni ke ranjang. "Sekali ini ga bakal lepas," setelah mengucapkan itu Reza melepaskan kaos yang ia pakai. Dengan tangan besarnya Reza menahan kepala Jeni yang memberontak saat ia mencium bibir gadis itu. Dengan cepat Reza melepaskan jaket yang Jeni pakai menyisakan tanktop hitam dan rok ketat membungkus tubuh indah istrinya. Reza menelan ludahnya kasar melihat d**a dan leher polos gadis di bawah kungkungan nya itu. Dengan cepat Reza melepaskan sisa kain yang menempel pada tubuh mereka. Lelaki itu merasakan tubuh istrinya yang bergetar halus. Di sela sela mencumbu d**a Jeni, Reza tersenyum tipis merasakan reaksi tubuh gadis yang mungkin besok sudah tidak gadis lagi itu. "Jangan," Jeni berusaha mendorong d**a Reza saat lelaki itu ingin menyatukan tubuh mereka. Reza mengurungkan niatnya dan memandang wajah istrinya yang memerah dengan keringat yang ada di sekitar dahinya. Bibir pink gadis itu bengkak dan terbuka dengan napas yang ngos ngosan. Tangan Reza membelai punggung polos Jeni dengan sensual membuat erangan keluar dari mulutnya yang terbuka. "Emmm," Jeni melenguh saat tangan Reza menyentuh kewanitaannya pelan. Reza tersenyum melihat mata Jeni yang tertutup dengan mulut yang tidak berhenti mendesah saat tangannya menjelajahi tubuh polos nya. Reza semakin mempercepat gerakan tangannya pada kewanitaan istrinya membuat desahan Jeni semakin keras. "Ahhh," Tubuh Jeni bergetar saat ia mnecapai pelepasan. Sebelum menyatukan tubuh mereka Reza mencium bibir Jeni dengan lembut dan semakin menuntut saat bibir gadis itu membalas ciumannya. "Tahan sebentar ini terasa sakit," Reza mengarahkan kejantanannya dengan sekali hentak memasuki milik istrinya membuat Jeni menjerit keras saat merasakan tubuhnya seperti terbelah. "Sakit," lirih Jeni dengan air mata yang mengalir di sudut matanya. Reza menahan cengkraman tangan Jeni pada lengannya dan menggerakkan pinggulnya perlahan memberikan waktu istrinya untuk menyesuaikan. "Emhh," Jeni mendongakkan kepalanya ke atas saat benda itu keluar masuk di inti tubuhnya. Reza mempercepat hentakan pinggulnya saat merasa Jeni sudah tidak merasakan sakit dan menerima keberadaan miliknya. Lelaki itu mencengkram sprei menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan. Matanya terbuka menatap wajah berantakan Jeni yang terlihat sangat cantik dengan mata terpejam menikmati setiap hentakan miliknya di bawah sana. "Ini hukuman untuk mu," Reza semakin mempercepat gerakannya ketika gelombang itu akan menghampiri mereka. "uhm," Jeni meremas rambut Reza ketika lelaki itu menggoda dadanya menggunakan bibirnya. "Ah ah," Reza menghentakkan keras miliknya saat mereka mencapai puncak. Lelaku itu memeluk tubuh istrinya dengan keadaan tubuh bergetar hebat merasakan kenikmatan yang menghampiri mereka. Setelah menikmati pelepasan hebat itu Reza kembali bergerak di atas tubuh istrinya dengan desahan yang saling bersahutan. Dirinya akui ia tidak pernah merasakan kenikmatan seperti bercinta dengan Jeni saat bersama pacarnya dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD