Sarkasme

1182 Words
Bella merebahkan diri di ranjang besar dengan empat tiang mempesona. Dia baru saja selesai membersihkan kamar, menata baju ke dalam lemari besar dari kayu mahoni, dan berendam air hangat di bak mandi selama dua puluh menit. Kini, tubuhnya lumayan lelah. Rasanya sangat nyaman terbaring santai seperti ini, menatap lampu gantung yang menjadi penerangan utama kamar bernuansa tradisional. Rumah Michael adalah rumah bergaya tudor dengan pekarangan luas dan serambi yang menghadap matahari tenggelam. Rumah Michael bisa dibilang cukup besar untuk ukuran bangunan di kota kecil, meskipun masih tak sebesar rumah orang tuanya yang ada di Washington D.C.. Rumah ini adalah rumah bata dengan memaparkam warna-warna alami. Merah bata, cokelat, dan mustard. Namun, hampir seluruh interiornya dari kayu. Banyak lukisan dan hiasan keramik unik yang ditata sebagai pajangan. Jujur, Bella menyukai bangunan ini, terlepas dari betapa kesalnya ia pada sosok Michael. Saat Steve mengatakan ia akan dikirim pada seorang lelaki yang tinggal di Outhsphilled, Bella beranggapan ia akan menemui sosok lelaki tua berkeriput dengan empat cucu dan anak-anak yang menyenangkan. Sayangnya, bayangan tinggal bayangan. Yang ada justru ia dihadapkan pada sosok lelaki sinis penuh luka, dan suka sekali melemparkan kalimat sarkasme. Jelas Michael tidak menyukai Bella. Orang awam pun tahu kenyataan ini. Karena … apa tadi Mic bilang? Wanita manja dari kota. Ah. Istilah yang teramat sangat meremehkan. Memangnya kenapa jika ia dari kota? Bukan berarti kota adalah tempat yang buruk dalam membentuk karakter seseorang. Memang banyak hal-hal kriminal yang terjadi, tapi toh itu tidak menjadi barometer bagi penilaian pribadi. Dan kenapa jika Bella berambut pirang bermata emas? Seolah-olah ia bisa mengubah sesuatu yang sudah ditakdirkan saja. Ini kan sesuatu yang diturunkan tanpa kita minta. Bella terperanjat saat tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dengan cukup keras. Dia segera beranjak dan membuka pintu dengan hati-hati. Wajah sinis Mic menyambutnya, lengkap dengan senyum olok-olok yang ditujukan untuk Bella. Ya Tuhan. Sungguhkah permusuhan Mic pada wanita berambut pirang sangat mendarah daging? Jika tahu begini, Bella akan berinisiatif mewarnai rambutnya dengan warna lain. Merah, mungkin? Atau cokelat gelap. "Sudah kubilang tak ada pengurus rumah tangga di sini. Jam makan malam kutetapkan jam delapan. Jika kau masih tidak turun dalam sepuluh menit, jatah makan malammu akan menjadi milikku. Malam ini aku masih berbaik hati memasakmu. Besok kau akan belajar mengurus dirimu sendiri!" Senyum Michael semakin sinis, membuat Bella mencengkeram kerangka pintu dengan kuat. Michael mengucapkan kalimat tersebut seolah-olah ia sengaja menunjukkan bahwa jika ia terlambat makan malam, ia akan kelaparan karena Bella sama sekali tak memiliki kemampuan memasak. Bella ingin mengatakan pada Michael silahkan saja jika ia ingin menghabiskan sajian makan malam seluruhnya. Bella tak peduli. Pasti menyebangkan melihat wajah Michael dikalahkan. Sayangnya, ia tak bisa melakukan itu. Karena Michael benar kali ini. Bella sangat buruk di dapur. Luar biasa buruk, jika boleh ditambahkan. Dia bahkan ragu bisa memasukkan bawang ke penggorengan tanpa gosong. Hampir semua wanita dalam keluarganya tak bisa memasak, itu sudah jelas. Bella menjadi salah satunya. Mau tak mau, jika Bella ingin makan secara layak, dia harus turun ke ruang makan dan mematuhi aturan angkuh Michael yang seperti diktator. Ya Tuhan. Sepertinya hidup Bella akan mengerikan sejak detik ia menginjakkan kaki di rumah ini. Saat Bella berhasil turun ke ruang makan, Michael baru saja selesai menata makanan di atas meja. Aroma ayam goreng chrispy yang harum membuat perut Bella memprotes lebih cepat. Bella segera duduk di kursi kayu yang berseberangan dengan Michael, gerakannya tampak canggung. Selain ayam chriypy, ada kentang goreng, salad, dan telur orak-arik. "Kau yang memasak ini semua?" tanya Bella, mulai menyukai aroma harum masakan rumah. Ah. Kapan terakhir kali ia bisa makan secara layak? Bella selalu digempur aturan diet ketat oleh manajernya, tak membiarkan tubuhnya mengonsumsi kalori dan lemak berlebihan. Seorang model tidak akan pernah membuat tubuhnya tumbuh seperti bola, jadi Bella harus menjaga pola makan ketat jika ia masih ingin bertahan di dunia hiburan yang semakin terasa keras. Itulah kata Cindy, manajer Bella yang terlalu perfeksionis. Sekarang, setelah ia jauh dari Cindy, dan tak memiliki kontak pada siapa pun, rasanya menggiurkan sekali menghabiskan makanan ini tanpa harus menanggung omelan dan perhitungan kalori yang luar biasa rumit. Air iur Bella mulai menetes. "Tentu saja. Sudah kubilang tak ada pengurus rumah tangga di sini! Jadi, jika aku ingin terus hidup, aku harus bisa membuat makanan untuk diriku sendiri!" Suara Michael masih saja diwarnai kesinisan. Dia menatap wanita yang duduk di hadapannya, melirik tubuh ramping wanita itu yang pasti dihasilkan oleh puluhan prosedur menjijikkan. Steve, teman Michael, telah menyampaikan adiknya seorang model. Itu semakin menambah rasa jijik yang Michael rasakan untuk Bella. Wanita kota berambut pirang sudah cukup membuat Michael bergidik ngeri. Ditambah lagi fakta dia seorang model yang hanya tahu berpose di depan kamera, memamerkan sensualitas dan kecantikan dangkal. Sungguh mengerikan. Bagaimana bisa Steve yang cerdas memiliki adik seperti Bella? "Rumahmu lumayan besar. Bukankah seharusnya akan lebih nyaman mencari seseorang untuk membantu mengurusnya?" Steve menjelaskan pada Bella, Michael adalah seorang tukang kayu. Dia ahli memperbaiki dan membuat interior dari kayu. Dengan kesibukan tersebut, bukankah lebih masuk akal jika Michael menggunakan jasa pengurus rumah tangga? Seorang lelaki pasti akan kesulitan mengurus rumah dan pekerjaan sekaligus. Tidak mungkin Michael kekurangan uang, bukan? Dilihat dari furnitur rumah ini, semuanya menunjukkan selera Michael berkualitas. Memang tak mewag, tapi cukup berkualitas. Jelas Michael memiliki cukup uang untuk menjaga seleranya tetap baik. Jadi, apa masalahnya sehingga ia tidak memiliki satu pun pelayan di rumah ini? "Aku melakukan apa yang aku suka dan tidak pernah sudi didikte oleh orang lain. Terutama wanita berambut pirang yang menjual kecantikan sebagai mata pencaharian!" Jelas Michael melakukan sindiran secara terang-terangan. Lelaki itu tampak membenci Bella, dan tidak repot-repot menutupi fakta itu dengan baik. Bukan hanya wajah lelaki itu yang hancur. Bukan hanya mata kanan lelaki itu yang ditutupi kain. Tapi, karakter lelaki itu lebih hancur lagi. Hatinya tertutupi kegelapan sehingga penilaian yang ia lontarkan tak pernah sekali pun objektif. "Sepertinya kau memiliki dendam dengan kaum wanita pirang, terutama wanita yang cantik. Apakah di masa lalu kau mengejar-ngejar wanita pirang dan tak mendapatkannya? Sehingga sikapmu sangat menjengkelkan seperti ini? Jika ya, maka, wanita itu melakukan hal benar dengan meninggalkanmu! Tak ada wanita yang sudi hidup dengan mulut tajammu itu!" Habis sudah kesabaran Bella. Dia membanting garpu di atas meja, menatap Michael dan menantang lelaki itu secara langsung. Bella baru saja tiba hari ini. Dia datang ke sini untuk berlindung sementara dari teror haters. Jika ia harus menghabiskan sepanjang waktunya bersama orang sarkatik seperti Michael, Bella yakin tidak sampai sebulan ia akan berubah gila. "Kau benar, Bella ... boleh aku memanggilmu Bella?" Sebelah mata Michael menyorot tajam ke arah Bella, suaranya berat dan dalam. Bulu kuduk Bella meremang. Suara ini mengingatkan Bella akan desisan ular berbisa sebelum mematuk dan memberi mangsanya bisa mematikan. Michael melanjutkan kata-katanya tanpa menunggu balasan dari Bella. "Tak ada wanita berambut pirang dan cantik yang sudi hidup dengan lelaki cacat sepertiku. Tapi jika diberi pilihan, aku juga tak sudi hidup satu atap bersama mereka. Wanita kota manja, terutama yang menjadikan modelling sebagai dunianya, hanyalah wanita dangkal tak berotak. Wanita sepertimu tidak akan pernah sanggup hidup dengan sesungguhnya. Hidup dengan kekuatan sendiri tanpa topangan orang lain. Dengan kata lain, kau hanyalah benalu. Tak lebih." …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD