Buronan

1502 Words
Tugas merawat Arya yang diamanahkan aki telah Sophia kerjakan dengan baik. Kini Arya sedang beristirahat. Sophia akan kembali melakukan rutinitasnya setiap hari yaitu pergi ke sungai untuk mandi, mencuci sekaligus mengambil air untuk kebutuhan minum mereka. Sophia memakai kebaya dan kerudungnya. Menghampiri Arya yang masih terbaring.Membawa keranjang  berisi cucian kotor dan  hansung kosong di tangan sebelahnya. "Saya mau nyuci dan ambil air dulu ke sungai. Pintu saya kunci dari luar, saya pergi tidak lama." Arya mengangguk. Arya memperhatikan Sophia yang keluar lewat pintu belakang yang ada di dapur . Sophia  mengenakan kebaya dan kerudung saat keluar rumah. Biasanya hanya perempuan berdarah bangsawan atau santri yang berpenampilan seperti itu, rakyat jelata biasanya memakai kain sebatas d**a sampai lutut, wajah Sophia juga lebih mirip perempuan Belanda. Semakin besar tanda tanya Arya tentang sosok Sophia dan kakeknya. Ia harus waspada, harus pandai mengenali siapa kawan dan lawan. Arya bergelut dengan pemikirannya. Mungkinkah seorang perempuan Belanda tinggal di hutan bersama seorang kakek? Arya merasa buntu dengan berbagai kemungkinan yang ada di kepalanya akhirnya ia jatuh tertidur. Sekembali dari sungai Sophia menaruh Hansung di dapur lalu menjemur cuciannya. Sophia hanya memakai kain sebatas d**a sampai lutut , kebaya dan kerudung panjang dicuci dan hendak ia jemur. Tidak banyak kebaya yang ia punya karena harganya yang mahal. Rambutnya yang panjang sepunggung dibiarkan tergerai karena masih basah. Suara di luar rumah membuat Arya merubah posisinya dengan tubuh yang masih lemas ia memaksakan diri untuk duduk. Ia harus selalu waspada. Arya mengintip melalui celah jendela. Ternyata Sophia sudah kembali dari sungai. Sophia berdiri di samping jemuran yang terbuat dari bambu lalu menjemur cuciannya. Sophia memeras cuciannya lalu mengibaskannya baru kemudian menaruhnya di jemuran. Begitu secara berulang dilakukan Sophia. Baju Arya yang telah dicucinya pun dijemur bersama cuciannya yang lain. Arya melihat bagaimana Sophia menjemur cuciannya lewat celah jendela. Melihat kulit putih mulus Sophia dengan rambut coklat sepunggung yang setengah basah membuat detak jantungnya menggemuruh, aliran darahnya terasa cepat dan tubuhnya memanas. Arya mengatur nafasnya perlahan, menundukkan pandangannya dan berusaha meredam gejolak di dalam dirinya. Ia sering melihat perempuan memakai kain sebatas d**a sampai lutut tapi hanya pada Sophia tubuhnya bereaksi. "Astaghfirullah" Arya bergumam. Arya berusaha menguatkan hatinya mengingat kembali ajaran Kyai Rosyidi yang sering mengingatkan santrinya untuk menjaga pandangan terhadap perempuan, menahan hawa nafsu dan menghindari perbuatan yang bisa mendekatkan diri pada perzinahan. Arya kembali ke posisinya, yaitu berbaring. Ia memejamkan matanya, lebih baik kembali tidur daripada menatap seseorang yang bukan mahramnya. Selesai menjemur, Sophia masuk ke dapur menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Setelah rambutnya kering ia menggulung rambutnya ke atas membentuk konde sederhana dan menusukkan tusuk konde yang dibuatnya sendiri. Lalu memakai kebayanya yang sudah disiapkannya sebelum berangkat ke sungai. Sophia menumbuk daun singkong yang sebelumnya dipetik dari pohon singkong di belakang pondok lalu menumisnya dengan bumbu yang ditanam juga di belakang pondok. Sophia memipil 3 buah jagung yang sudah kering lalu memasaknya menjadi nasi jagung. Sophia menghampiri Arya sambil membawa segelas air. Melihat Sophia datang Arya segera merubah posisi tubuhnya dari berbaring menjadi duduk. "Maaf saya lupa menyiapkan minum tadi pasti sudah haus ya?". Sophia menaruh gelas di sisi Arya, lalu menaruh telapak tangannya di dahi Arya. Arya merasa ada aliran listrik dari tangan tangan Sophia di keningnya dan mengalir ke sekujur tubuhnya "Sudah reda demamnya." "Ehem!" Arya berusaha menormalkan dirinya. "Kenapa? Ada yang sakit?" "Ng...tidak ada. Boleh saya tanya?" Pertanyaan Arya dijawab anggukan oleh Sophia. "Ini diminum dulu!" Baru saja Arya ingin mengajukan pertanyaan Sophia menyodorkan segelas air pada Arya lalu Arya mengambil gelas di genggaman Sophia dan menghabiskannya dengan sekali teguk. Sophia cukup terkejut dengan reaksi Arya, pasalnya sebelum ke sungai tadi Arya terlihat masih lemas dan makan minum harus disuapi namun kali ini sudah bisa minum sendiri. Hebat sekali obatnya Aki. Batin Sophia Yang tidak diketahui Sophia adalah tindakan Arya sebenarnya dilakukan untuk meminimalisir sentuhan Sophia pada dirinya. Sentuhan Sophia mampu membangkitkan naluri lelaki dalam diri Arya dan Arya tidak ingin hilang kendali. Arya mengambil nafas untuk menenangkan diri, "Wajah kamu.... maksud saya kenapa berbeda dengan perempuan kebanyakan? Lebih mirip orang Belanda." Tanya Arya penasaran. "Kata Aki, ayah saya anak seorang tuan Belanda. Aki dulu bekerja di rumahnya. Saya sendiri tidak pernah bertemu dengannya, ia pergi saat saya masih bayi. Dan  Ibu saya wafat  sewaktu saya 4 tahun. Aki menyuruh saya selalu memakai kebaya dan kerudung agar perbedaan itu tidak terlalu terlihat terutama saat bertemu orang lain. Aki pernah ditangkap pasukan Belanda saat mereka melihat saya, Aki disangka menculik gadis Belanda." Jelas Sophia. Sophia tidak tahu kenapa ia bisa menceritakan tentang dirinya secara detail pada Arya padahal Aki selalu melarangnya bercerita pada orang lain tentang dirinya. Belanda k*****t! Arya mengumpat di hati. "Saya juga ingin tanya sesuatu. Kenapa Tuan lakukan hal yang tadi pagi itu. Hm..shalat?" Sophia ganti bertanya. "Itu bukti saya menyembah Allah Tuhan Semesta Alam." Sophia mengernyit, “Allah?” “Tuhan yang menciptakan alam dan isinya.” Jawab Arya yang dibalas anggukan oleh Sophia. Sophia tidak banyak bergaul dengan orang lain sehingga hal yang dilakukan Arya sangat asing baginya. Ia hanya tahu kebiasaan aki dan nininya saja. "Aki biasanya hanya semedi." "Saya dan Aki punya kepercayaan yang berbeda." Sophia mengangguk dan mengingat sekilas penjelasan Aki dulu saat ia ikut ke desa dan melihat serombongan orang yang mengucapkan kata yang sama seperti yang diucapkan Arya menjelang matahari terbit tadi pagi. Aki menganut Sunda Wiwitan, kepercayaan masyarakat sunda asli. " Aki pesan untuk mengoleskan obat di luka akang siang ini, saya ambil obatnya dulu.” Sophia beranjak ke dapur mengambil obat olesan yang sudah diracik Aki sebelum berangkat ke desa tadi pagi. Tidak lama Sophia kembali dengan membawa obat yang dibungkus daun pisang dan sebuah kain  bersih untuk mengganti kain yang membebat d**a Arya. “Kain bebatnya dibuka dulu kang!” Tangan Sophia tepat di depan d**a Arya siap membuka kain bebat itu. “Saya bisa sendiri.” Tolak Arya sambil menepis tangan Sophia. Sophia mengurungkan niatnya membuka kain bebat Arya. Ia mundur sedikit lalu memperhatikan Arya yang berusaha membuka kain bebatnya sendiri. Arya kesulitan ia tidak mampu melakukannya sendiri. Keringat di kening Arya mulai keluar dari pori-porinya, tubuhnya masih terlalu lemah untuk melakukan hal tersebut seorang diri. “Biar saya bantu kang.” “Tidak usah saya bisa sendiri” Mendengar penolakan Arya Sophia kembali diam. Sophia menunggu beberapa saat namun Arya masih juga belum berhasil membuka kain bebatnya. Keringat mengucur di pelipis Arya, tidak tega melihat Arya yang kesulitan Sophia kembali mendekati Arya menarik tangan Arya yang berusaha membuka kain bebat. “Akang masih lemas belum pulih betul untuk melepas kain ini sendiri biar saya yang melakukannya.” Ucap Sophia tegas dan membuat Arya menyerah. Perlahan Sophia melepas kain bebat di d**a Arya, jari-jarinya yang lentik bergerak melepas kain bebat mulai dari depan lalu bergerak ke belakang punggung Arya. Jantung Arya bergemuruh hebat, posisinya dengan Sophia benar-benar dekat. Setelah kain itu terbuka Sophia membersihkan sisa-sisa obat yang mengering di d**a Arya lalu berniat membalur d**a Arya dengan obat yang baru. “Biar saya  balur sendiri!” Arya berkata. “Yakin akang bisa?” “Insya Allah bisa, membalur tidak sesulit melepas kain bebat.” “Baiklah kalau begitu.” Sophia tidak ingin meaksa Arya yang sepertinya tidak suka ia sentuh. Arya membalur dadanya yang terluka dengan obat yang dibawa Sophia setelah dibalur merata, Sophia mengambil kain bebat yang bersih lalu memasangkannya pada d**a Arya. Arya kembali merasa jantungnya bergemuruh. Ditatapnya Sophia yang sibuk membebat dadanya dan Sophia sama sekali tidak menyadari tatapan Arya. Masya Allah kamu cantik sekali. Puji Arya di hatinya. Selesai membebat Arya, Sophia kembali ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Sophia membawa hasil masakannya ke dekat Arya, ia bermaksud menyuapi namun Arya menolak. Akhirnya keduanya menyantap masakan itu bersama-sama tanpa ada sepatah kata pun mengalir. “Silakan akang beristirahat, saya akan mencuci peralatan makan ini dulu!” ucap Sophia setelah mereka selesai menghabiskan santap siangnya. “Heum.” Jawab Arya sambil mengangguk. Sore hari Aki datang langsung menuju ke pintu belakang menghampiri Sophia yang sedang melipat cucian kering. Ditaruhnya barang bawaan di atas dipan yang ada di dekat pintu. "Sophia.... Arya itu buronan." Aki berbicara setengah berbisik. "Buronan?" “Ssst... jangan bicara terlalu keras!” Aki menaruh telunjuknya di bibir. “Buron kenapa, Ki?” Sophia berbisik. "Buronan pasukan VOC Belanda karena membobol penjara dan membebaskan kawan-kawannya." Sophia terkejut. “Aki tahu dari mana?’ “Tadi salah satu prajurit VOC mengumumkan di desa.” “Gimana atuh Aki?” rasa khawatir menjalari Sophia. “Aki percaya Arya orang baik, dia punya alasan kuat melakukan hal itu.” “Jadi dia tidak jahat?” “Tidak, dan kita harus membantunya.” “Membantu bagaimana maksud aki?” "Cepat atau lambat pasukan Belanda akan kesini mencarinya. Mereka menyisir seluruh desa mencari Arya. Saat mereka ke sini pergilah bersama Arya sejauh mungkin. Mengerti?" "Iya Ki" Sophia mengangguk mantap. *** Hansung atau Hiong adalah bejana untuk mengambil air dari sumber air (sumur, pancuran atau sungai) dan sekaligus tempat penyimpanannya. Hansung atau Hiong adalah tabung besar yang terbuat dari bambu besar dengan ruas buku yang panjang. Kadang-kadang kulit luarnya dibuang, tetapi kadang-kadang tidak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD