"Luna?" Luna tertegun saat mendapati Nathan di depannya. "Mas?" "Bisa kita bicara?" Luna mengerutkan keningnya saat Nathan berbicara dengan raut datar. Tidak! Biasanya juga seperti itu, hanya saja Luna merasa ada kemarahan dalam nada bicaranya saat ini. Luna menoleh pada pria di sebelahnya "Mas Kusno bisa balik lagi nanti, kan?" "Bisa Bu. Kalau ada apa-apa Ibu hubungi saya saja, saya permisi." "Iya, makasih, ya Mas." Luna melihat pria itu pergi dahulu sebelum menoleh kembali pada Nathan. "Bicara di dalam, Mas?" Luna membuka pintu butiknya lalu membiarkan Nathan masuk. "Mas, mau bicara apa?" Luna mendudukan dirinya di salah satu kursi, sementara Nathan melihat sekitarnya. "Siapa pria tadi?" Luna menaikan alisnya mendengar pertanyaan Nathan. "Kamu kesini mau tanya itu?" "Bukan, cum

