widya, selamat datang!

1230 Words
Ela berlari keluar sekolah memohon, meminta bahkan berteriak pada pak bohit satpam sekolah "Pak buka please saya mohon!"mohon Ela entah yang keberapa kalinya "Tapi neng.."belum sempat Pak bohit melanjutkan ucapannya, Ela keburu kehilangan kesabarannya yang membuatnya menabrakkan Lamborghini nya kearah gerbang sekolah, terus seperti itu tidak perdulikan hancurnya mobil mahal yang dibeli dengan uangnya sendiri. Bahkan beberapa siswa yang melihatnya menyayangkan aksi Ela yang bisa dibilang gila. "Buka atau saya bakal bener bener ngerobohin gerbang!"ancam Ela membuat Pak bohit kalang kabut dan membukakannya serta disusul teriakkan beberapa guru yang Ela hiraukan, Gadis itu tersenyum kearah pak bohit yang berhasil membuka gerbang membuat Ela langsung menancap gas meninggalkan sekolahan Disini Ela sekarang ditempat yang lebih tinggi menunggu seseorang yang sangat amat dia rindukan, Ela menatap layar ponselnya dimana menunjukkan poto Ela dan seorang Gadis yang beberapa menit membuatnya gila Sampai akhirnya Ela melihat sebuah mobil terparkir tepat disebelah mobilnya membuatnya tersenyum senang dengan hati yang tak sabaran melihat sahabatnya itu, seorang Gadis keluar dari mobil dengan kacamata besar yang terpasang cantik juga topi baret menambah ke cantikan Gadis tersebut Gadis itu tersenyum kearah Ela menghampiri Ela yang terduduk di kursi serta meja bundar dan dikelilingi pemandangan dari atas bukit "Hai,"sapa Widya duduk didepan Ela yang dibalas senyum hangat Ela, selang beberapa detik seorang Lelaki keluar dari mobil yang sama punya Widya membuat Ela mengernyit Widya yang melihat kebingungan Ela mengikuti arah pandang sahabatnya itu setelah itu Widya tersenyum penasaran reaksi apa yang diberikan Ela setelah melihat Gabriel "Siapa dia,?"tanya Ela kearah Widya yang hanya dibalas senyum Widya membuat Ela kebingungan bukan main Cowok itu berjalan kearah Ela dan Widya duduk tepat disebelah Widya dan didepan Ela, membuat Ela tersenyum kikuk kearah Cowok bermasker dan berkaca mata hitam membuatnya tidak mengenalinya sama sekali "Katakan sesuatu,"ucap Widya kearah Gabriel yang belum dikenali Ela "Tidak mengenalku?"ucap Gabriel masih dengan masker hitam nya Ela bingung bukan main menatap Widya meminta penjelasan kepada sahabatnya itu, namun yang didapat hanya gelengan dengan masih senyuman dibibirnya "Ah, bukankah lo bakalan kangen banget sama dia? "Tanya Widya kearah Ela yang semakin membuat Ela bingung "Apaan sih,!"kesal Ela "Udah deh gak usah basa basi, ini masih jam sekolah dan gue harus balik lagi ketempat itu."lanjut Ela "Lo masih gak berubah dasar Cewe nakal,"ucap Widya disusul kekehan Gabriel yang masih tidak ingin membuka maskernya "Sekarang apa yang lo lakuin sama pak satpam yang sialnya harus ngadepin murid kayak lo!"tanya Widya lagi membuat Ela merasa kesal karna lelaki didepannya yang bikin penasaran bukan main ditambah lagi pertanyaan Widya yang lebih terdengar meledekinya "Ish, udah deh hallo Tuan muda bisa tunjukin muka lo?"tanya Ela dengan tangan yang lambai lambai kearah Cowok itu Gabriel pun membuka kacamatanya dan bertanya "Sudah ingat?"ucap Riel lembut, dibalas gelengan Ela yang sama sekali tidak mengingat Cowok didepannya Gabriel menghela nafasnya sedangkan Widya hanya melihat kakak beradik itu dan menunggu reaksi Ela yang diberikan Widya sebagai hadiahnya Riel membuka maskernya perlahan memperlihatkan seluruh wajahnya kearah Ela membuat Gadis itu membelalakan matanya "Udah inget?"Tanya Riel lagi sedangkan Widya masih setia memperhatikan keduanya Reaksi Ela seperti dugaanya terkejut tetapi pupus saat Ela menggelengkan kepalanya "Gue gak inget siapa sih?!"tanya Ela sebal mengundang tawa keras Widya tidak menyangka seberubah itukah muka Riel sampai Ela tidak mengingatnya "Hahaha. Parah dong ini mah!"ucap Widya masih dengan tawa mengejek kearah Riel "Gabriel gunawan alexander. Apa kabar?"tanya Ela begitu saja dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah masam Widya tersentak dan memberhentikan tawanya sedangkan Gabriel merasa bersalah setelah melihat raut wajah Ela yang diberikan kepadanya "Jadi lo inget?"tanya Widya tiba tiba bertanya serius "Siapa yang tidak inget sama orang yang pertama kali menuduh gue sebagai pembunuh?,"tanya Ela lemah memalingkan wajahnya dari pandangan kedua orang didepannya "Bukannya lo rindu banget sama dia?"tanya Widya lagi sedangkan Riel hanya memandang sayu adiknya "Kadang rasa benci bisa lebih besar dari rindu,--"ucap Ela terputus karna ucapan Riel "Sudah sepantasnya lo benci sama gue dek,"Riel tertunduk menyerah untuk terus mendengar kata selanjutnya yang akan dilontarkan Ela membuatnya memotong ucapan adiknya tadi "Dengarkan dia dulu Riel!"bentak Widya sebal dengan kelakuan Cowok didepannya "Tidak apa, bukan kah begitu yang kakak lakuin terakhir kali ke Adel.." ucap Ela sedikit mengecilkan suaranya saat menyebut namanya sendiri Semuanya terdiam menunggu ucapan selanjutnya dari Ela membuat Widya begitupun Gabriel terdiam melihat wajah lemah Ela yang tidak biasa nya dia tunjukkan kepada orang lain termasuk orang terdekatnya "Waktu itu kakak bener bener kehilangan kak alen ya?, mirisnya Adel juga kehilangan kak Alen.." "Tapi dihari itu juga semua orang meneriaki Adel menyalahkan Adel membuat Adel merasa yang paling jahat padahal Adel gak lakuin apapun, semuanya tiba tiba gitu aja."ucap Ela tak sadar air matanya jatuh tanpa diperintah memperlihatkan sisi menyedihkan seorang Adel "Jadi apa aja yang udah terjadi slama gue gak ada..?"tanya Widya mencoba membuat Ela jujur "Banyak.." "Gue kembali ke dokter karla.." "WHAT!"Widya kaget bukan main dia tau siapa dokter karla dan maksud dari arah pembicaraan Ela "Haha, kenapa? Sangat menyedihkan bukan?" Tanya Ela yang kembali menatap Riel kakaknya "Maaf"satu kata dari Riel yang sangat tidak ingin didengar Ela membuat Gadis itu menutup telinganya tersenyum lalu menggeleng, Widya yang sangat mengerti langsung menghampiri Ela dan memeluk sahabatnya yang sangat rapuh itu yang sudah lama dirindukannya "Pergi kak kalo cuman mau nuduh Adel lagi, jangan bikin hidup Adel tambah menyedihkan Adel muak!," "Tapi dek.."ucap Riel menatap dalam mata Ela "Pergi.." "Pergi!"ulang Ela yang langsung diangguki Riel karna tatapan Widya yang seakan menusuk Riel kembali ke mobilnya Cowok itu ikut emosional ikut menangis melihat adeknya yang menangis dipelukan Widya "Maaf del.."lirih Riel melihat Ela yang masih dipeluk Widya dari balik kaca mobil dan kejauhan beberapa meter "Sekarang tarik nafas lo,"perintah Widya yang langsung diikuti Ela "Tahan, buang huft.." lanjutnya "Sekarang tenangin diri lo dan ceritain semuanya tanpa kebohongan,"pinta Widya menatap dalam bola mata Ela Ela menjelaskan semuanya mulai dari dirinya mengalami depresi sampai penyakit mentalnya yang harus dirawat lagi, kecelakan tabrak lari saat ingin kebandara, dipinta tagihan rumah sakit atas penginapan Ela kepada Valen mamahnya, yang akhirnya harus merobak tabungannya dibank, Widya mendengarkannya dengan sangat baik hatinya merasa ikut teriris, merasa gagal dalam menjaga sahabatnya itu "Lalu gue berantem sama Eca, dia nyebarin kesatu sekolah kalo gue gila, hiks.. gue gak gila Wid gue cuman depresi.."Widya menggeram setelah mendengar itu berusaha untuk tidak membunuh Eca pada saat itu juga karna Widya tidak setega itu "Tapi kenapa penyakit mental lo bisa kambuh cuman karna gue pergi pada saat itu,"tanya Widya merasa janggal "Bukannya penyakit itu akan kambuh kalo lo melihat sesuatu seperti pis--"ucapan Widya terputus akan perkataan Ela "Ya, sebelum lo pergi gue ngedapetin benda itu, gue gak tau siapa yang ngasih tapi gue yakin dia salah satu orang yang benci sama gue karna kematian kak Alen.." "Gak! Lo gak salah sama sekali gak salah, lo liat gue ada disini semua tentang kematian Alen ada di gue. Gue berhasil La!"ucap Widya yang mampu membuat Ela menganga tidak percaya sedangkan Widya kembali memeluknya menangis bersama masih dengan pantauan Gabriel yang ikut larut melihat keduanya Sampai tidak sadar ada dua orang lain yang lagi-lagi menatap benci kedua gadis itu lebih tepatnya ke Adel "Bagaimana bisa gadis itu memihak seorang pembunuh.." "Siapa dia?"tanya gadis itu "Widya, Sahabat Adel dia udah kembali,"jawab gadis lain yang tepat disebelahnya "Sialan!" "Buat mobil Ela rusak, rusakin Rem mobilnya dia harus berada di ranjang rumah sakit lagi itu lebih baik!"lanjut Gadis itu menyuruh temannya yang tadi menjawab pertanyaan nya. Gadis itu kembali menatap benci menahan emosi yang meletup saat melihat Adel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD