diary

1166 Words
maret 2014 Hallo diary Adel ah seneng nya, hari ini Adel baru aja dibeliin buku diary sama kak Alen kata nya biar Adel punya kerjaan yang lebih bermanfaat. Nyebelin sih emang tapi hari ini Adel pokoknya seneng i love you kak Alen Kak Riel haha Gadis itu membaca dilembar pertama buku harian Ela dengan perlahan ternyata Ela menuangkannya lewat buku ini pantas saja Oma nya menyuruh Eva untuk mengambil buku ini, meskipun harus melewati beberapa kejadian yang tidak mengenakkan. Membicarakan soal kejadian Eva tidak berniat memberitahu Omanya soal hal tadi, sekarang tugas nya hanya untuk mengenal Ela lebih dalam meskipun sedikit tidak mengerti apa yang ditulis oleh Ela dan siapa Alen juga Rial Eva tidak mengenalnya padahal Eva saudaranya juga Eva kembali membuka lembar berikutnya di buku catatan harian Ela itu, Eva menyandarkan bahunya di papan ranjang tempat tidurnya membuatnya nyaman dengan posisi seperti itu Maret 2014 Masih bingung kenapa mamah slalu marah sama Ela. Padahal Ela anak mamah juga, tapi gak papa deh setidaknya kak Alen dan Kak Riel siap mau belain Adel. Sebenarnya Adel juga pengen meluk mamah sama papah tapi tatapan mereka bener bener bikin Adel takut Ternyata tidak begitu panjang setiap katanya Ela hanya meluapkan sedikit emosinya dan tidak menceritakan semuanya. Karna waktu semakin malam Eva berniat untuk tidur dan menaruh buku catatan harian Ela dibawah bantal tidurnya dan terlelap tanpa butuh waktu lama Adeva Victoria tanpa ada embel-embel Alexander karna sejak kecil Eva tinggal di panti asuhan kasih di tempat itulah Eva tumbuh besar sebelumnya Ela dan Eva sempat tinggal bersama dipanti Asuhan itu. Sampai akhirnya Dodi papah dari keduanya memisahkan mereka dan membawa Ela pergi, Eva sedih tentu saja siapa yang tidak sedih jika saudara kembarnya harus dipisahkan darinya. Tapi tiba-tiba kesedihan itu hilang ketika seorang wanita paruh bayah datang dan menghiburnya. Dia Ariyati Oma Eva dan Ela serta Mamah Valen yang sekarang menjadi Oma yang baik untuk keduanya banyak sekali rahasia dalam hidup Eva sampai akhirnya di usianya yang masih bisa dibilang balita harus memaksakan diri berfikir sedikit dewasa dan mengerti dengan keadaan yang seharusnya masih merengek dan meminta ini itu justru Eva harus belajar dengan giat sampai dirinya bisa dibilang pantas oleh keluarganya sendiri Eva pikir Ela baik baik saja dan bahagia di rumah besar Alexander bahkan Eva sempat iri kepada Ela dan berfikir Kenapa bukan Eva yang di ambil kenapa Ela yang diambil. Justru dia merasa bersalah membiarkan Ela harus tinggal dengan keluarga Alexander dan membiarkan saudara kembarnya itu menderita dibalik rumah besar yang sangat indah. Eva salah karna sempat berfikir dirinya yang paling menderita tapi nyatanya Ela bahkan tidak mencerna dengan baik nasi yang disuapnya. Bahkan Eva yang tidak sampai sehari dirumah itu saja sudah muak dan tidak bernafsu makan, bagaimana dengan Ela fikirnya? •••• Ela turun dari tangga dengan seragam yang sudah rapih di tubuhnya juga tas ransel yang tergantung di lengannya. Ela bersiap akan berangkat sekolah dia tidak pulang kemarin karna belum siap untuk menerima makian Valen yang sudah pasti marah dengan Ela. Pagi ini Ela telat lagi dan itu sudah pasti bahkan saat Ela sudah sampai dibawah Cafe nya sudah ramai dengan pelanggan yang ingin sarapan tentu tidak ada anak sekolah karna memang bel sudah bunyi 2 menit yang lalu dan Ela baru berangkat Bude nya yang melihat Ela itu hanya geleng-geleng sebal ingin memarahi gadis itu yang selalu malas ke sekolah, tapi dirinya tak bisa memarahi Ela menaikkan nada bicaranya saja Bude nya tidak tega wanita paruh baya itu terlalu menyayangi keponakannya sampai harus repot repot atas Cafe Ela Ela berjalan kearah parkir menuju mobil merahnya untuk ke-dua kalinya Ela membawa laborghini nya itu kesekolah bukan maksud untuk memamerkan hanya saja tidak mungkin Ela naek bus setelah jam menunjukkan 07:10 sungguh itu akan membuat dirinya memperlambat sampai sekolahl Jalanan tidak macet seperti biasa membuat Ela dapat mempercepat dirinya sampai ke sekolah Ela sedang tidak mood untuk dihukum dengan bu Taylor dan berujung beradu argumen dengan satpam menyebalkan itu meskipun sudah pasti dirinya akan mengalaminya juga Ela sampai dan dengan tidak tau dirinya Ela mengklakson Mobilnya membuat satpam yang berada di pos mendumal. Pak bohit keluar dengan wajah garangnya padahal baru kemarin mereka beradu argumen sekarang Ela harus mengalaminya lagi "Udah pak buka dulu aja. Saya lagi gak mood berantem," Ternyata pak bohit sama seperti Ela satpam itu hanya geleng geleng dan memperingati Ela untuk datang sebelum bel sekolah masuk. Beberapa siswa yang masih diluar sekolah menatap kagum laborghini Ela yang menuju parkir mereka masih sedikit norak untuk melihat anak SMA membawa mobil mahal. Tapi tidak untuk Ela dirinya sudah terbiasa, siswa yang tidak sengaja melihat itu masih tidak ingin beranjak dan penasaran siapa seorang dibalik mobil mahal itu. Sedangkan Ela mendengus sebal bahwa dirinya harus menjadi pusat perhatian lagi dengan sedikit waspada Ela melihat kanan kiri mencari keberadaan Bu Taylor Mungkin memang dewi fortuna sedang berbaik hati padanya Ela sedari tadi tidak melihat batang hidung guru killer itu dengan hati hati Ela keluar dari mobil dan masih menjadi perhatian beberapa orang yang berada diluar kelas padahal waktu jam pelajaran Ela keluar dari mobilnya menunjukkan wajah datar yang tidak bereksperesi sama sekali orang orang yang mengetahui siapa pengemudi laborghini itu pun langsung memalingkan pandangannya dan kembali pada aktivitasnya tidak perduli lagi dan bahkan terasa tidak ingin memuji sama sekali, mungkin kejadian kemarin masih berdampak bagi Ela dan beberapa orang pasti akan mengklaim Ela sebagai BAD GIRL YANG KEJAM Ela tersenyum kecut karna tiba tiba kata itu terlintas di otaknya "Kak Ela," sapaan seorang Gadis membuat Ela tersenyum simpul setidaknya masih ada yang sudi menyebut namanya "Ish ngapain si lo bel negor dia, Lo gatau kalo kak Ela lagi di gosipin dan termasuk orang yang harus dihindari!" "Lah, terus gue gak boleh negor dia?! Lagi pula kemaren dia itu keren kok gue suka sama kak Ela gak lemah kaya kebanyakan cewe yang apa apa cuman bisa ngadu sana sini!" Percakapan kedua gadis yang tak lain adalah orang yang sama menegurnya tadi dengan Gadis yang sama sekali tidak ingin melihatnya masih bisa Ela dengar karna suara keduanya bisa dibilang tidak pelan. Ela lagi lagi tersenyum kecut mendengarnya "Apa tadi katanya gue harus dihindarin? Emangnya gue psikopat apa,"tanya Ela kedirinya sendiri. Niat Ela yang ingin ke kelas berubah dan malah berbelok ke kantin untuk mengisi perutnya Ela duduk diujung kantin berharap tidak ada yang menangkapnya karna tidak masuk kelas di jam pelajaran, Ela memakan nasi gorengnya yang tadi dia pesan namun di tengah sarapannya ponsel Ela tiba tiba berbunyi menunjukkan notifikasi yang tidak membuat Ela memberhentikan makanannya Ela hanya melirik ponsel yang ada dimeja itu yang menunjukkan pesan dari nomor tidak dikenal Ela bahkan tidak tertarik dan menghiraukan pesan itu yang akan dibacanya nanti setelah selesai makan 15 menit Ela menyelesaikan sarapannya dan mengambil ponsel nya tanpa ingin melihat pesan tadi Ela justru menelfon nomor tidak dikenal tadi suara dering menghubungkan nomornya dan diangkat "Hallo" suara diujung sana membuat Ela membeku ditempatnya. Ela mengenali suara itu sangat mengenalinya suara yang hampir membuat Ela kembali depresi dan mengacaukan semuanya "Widya,"gumam Ela dengan tangan yang tiba tiba terasa dingin 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD