sorry adel...

1310 Words
Gadis bernama Adeva berdiri didepan kediaman Alexander tidak perduli apa yang dia lakukan sudah diluar batas dan sangat beresiko untuk dirinya sebagai kembaran Adela Victoria "Gue hanya cukup berlagak sebagaimana Ela bersikap dirumah ini,"yakinnya Setelah mengumpulkan keberanian sekuat tenaga Eva berjalan kearah pintu melakukan sebuah tipu daya hanya demi mendapatkan buku catatan Ela Eva membuka pintu besar itu perlahan yang langsung menampilkan seluruh anggota keluarga yang berada di ruang tengah tanpa Ela tentunya Eva mengacuhkan mereka itu yang dilakukan Ela setau Eva namun langkah Ela terhenti dengan suara bariton dari Dodi ayah Ela "Dari mana kamu Ela,?" Tanya ayah nya yang membuat Eva sedikit kikuk haru menjawab apa takut dirinya dikenali dengan oleh ayahnya itu "Bukan urusan anda"dengan keberanian seujung kuku Eva masih berlagak seperti Ela "Wah! Mengaggumkan. Masih berani ternyata kamu menginjak rumah ini!"Valen bersuara berdiri dari bangkunya dengan Eca yang berada disebelah nya Eva sedikit mengkerutkan dahinya menatap bingung Eca yang berada disana. Karna setau Eva ini baru jam anak sekolah pulang baru pulang dan secepat inikah mereka begitupun dengan keberadaan Raka "Kenapa saya harus takut menginjak rumah ini?"bingung Eva masih dengan suara yang dibuat buat dingin Plak Satu tamparan berhasil mendarat dipipi mulus Eva gadis itu meringis memegang pipinya. Sungguh ini pertama kalinya dia ditampar sensasi yang benar benar sangat tidak dia bayangkan "Beraninya kamu mengatakan seolah kamu tidak berbuat apa-apa!, HAH inilah yang saya benci dari kamu Ela!"bentak Valen marah sedangkan yang lain diam tidak sedikit pun berniat untuk membela Eva diam mendengarkan Valen yang sedang dilanda amarah. Sungguh Eva tidak tau apa apa bahkan hatinya teriris melihat ibunya membentaknya seperti tadi Jadi ini yang lo rasain selama ini La?-batin Eva menatap nanar Valen yang masih menyulutkan pandangan benci kerahnya "Apa yang sudah kamu lakukan dengan Eca," kali ini suara Ayahnya yang bertanya. Dan Eva hanya bisa menunduk tidak mengerti menyalahkan dirinya sendiri yang datang tidak tepat dan harusnya dia tidak perlu menyamar "Kenapa kamu diam hah?!" PLAK Valen menampar Eva untuk kedua kalinya tanpa dirinya sadari bukan Ela yang dia tampar saat ini "Kenapa kenapa kamu harus hadir di dunia ini!" "Kamu penghancur Adel kamu PENGHANCUR!" teriak Valen menatap benci Eva "Emang apa yang saya lakukan saya tidak melakukan apapun!"bela Eva yang sudah tak tahan dengan mata yang berkaca-kaca menahan sakut dipipinya "Kenapa kalian membenci Adel?! Katakan kenapa?," "Adel yang kecil, kenapa kalian membencinya bahkan tega menamparnya?!" Eva tidak kuat dia tidak ingin Kembarannya terus-terusan disiksa dirumah ini "Rumah macam apa ini! Ini neraka ini bahkan melebihkan neraka terlihat seperti istana tapi didalam rumah ini semuanya berisi monster!"Eva mengatakan semua pertanyaan yang sudah mengobrak abrik pikirannya "Karna kamu pembunuh!"Eca bersuara Eva yang mendengar perkataan Eca hanya mengerutkan keningnya bingung "Pembunuh?"tanya nya membuat semua isi ruangan menatap nya tajam. Bahkan saat ini Raka hanya diam membeku PRANGG Valen melempar guci disampinnya kearah pintu membuat semua yang ada diruangan kaget tidak menyangka Valen semarah ini Valen mamah dari mereka menarik dagu Eva kasar membuat Eva menahan mati-matian rasa sakit yang dua kali lipat lebih sakit "Saya sudah cukup kesal, dengan keberadaan kamu saya sudah cukup sabar melihat kamu berada dirumah ini! Tapi kamu lah yang membuat saya benci terhadap kamu! Kamu membunuh anak ku. Anak pertama ku!"jelas Valen membuang kasar dagu Eva Eva menangis sungguh itu bukan jiwa Ela yang menangis didepan mereka entah mengapa mereka semua terdiam melihat Ela yang slalu kuat dan datar kini menangis karna sesungguhnya Eva yang berada disini bukan Ela "Sungguh air matamu itu bagaikan racun Adel jadi, jangan pernah mengeluarkan nya didepan kami karna tidak akan sedikitpun menghilangkan rasa benci saya ke kamu." "Berhenti menyentuh anakku tangan mu terlalu kotor untuk menyentuh mereka. Karna kau seorang pembunuh kau GILA!"ucap Valen menusuk dan melangkah berniat meninggalkan ruangan itu "KENAPA. KENAPA AKU SANGAT MENJIJIKAN DIMATA MAMAH! MAMAH LAH PEMBUNUH MAMAH MONSTER!"teriak Eva tidak kuat "ADEL!"suara bariton dari ayah nya terdengar dua kali lebih menakutkan dari suara Valen sedangkan Valen berdecih tersenyum sinis dan benar benar meninggalkan ruangan itu "Apa papah juga mau bilang aku pembunuh!" "Jadi ini kelakuan seorang pengusaha kaya sangat tidak bermoral,"Ucap Eva menghapus air matanya kasar "Jaga omongan kamu. Sekarang juga sujut kamu dikaki Eca!" Degh "Papah!" Raka akhirnya bersuara Ela sekarang berada di sebuah bank indonesia. Menunggu gilirannya untuk mengambil beberapa tabungan yang harus dia ambil untung membayar hutang rumah sakit kepada Valen tapi tidak tau kenapa Ela merasa ingin cepat cepat pulang saat ini juga. Axsa yang melihat gerak gerik Ela pun merasa aneh dengan gadis itu Tapi tak berapa lama nama Ela terpanggil oleh beberapa kariyawan di bank itu membuat Ela langsung berdiri menghampiri Ela dan Axsa keluar dari bank indonesia dan langsung menaiki taksi menuju kafe Ela. Ela masih bertingkah aneh membuat Raka tidak tahan untuk bertanya "Kenapa la," "Ah gak papa"ucap ela memalingkan wajahnya ke jendela menatap kosong beberapa bangunan yang dilewati Tidak terasa Ela juga Axsa telah sampai didepan kafe Ela membuat semua karyawan langsung kaget melihat kehadiran Ela yang sangat jarang "Bude,"panggil Ela yang langsung memeluk rindu wanita satu ini "Bude kangen banget kirain udah lupa sama Bude, kamu kemana aja Ela Bude khawatir setiap nelfon gak pernah diangkat,"ucap Bude Ela terlihat wajah khawatir membuat ela juga Axsa tersenyum "Jangan berlebihan Ela gak papa. Oh iya Bude tolong kasih nih Axsa makanan paling enak disini," ucap Ela sedikit menyindir Axsa yang dibalas kekehan cowo itu dan senyuman Budenya "Ela udah dewasa ternyata. Jaga Ela ya sa Bude mau ngasih makanan ke paman Ela dulu"goda Bude Ela yang dibalas senyuman Axsa dan cemberutan Ela "Yaudah Bude pamit. Entar balik lagi kamu bisa langsung keatas aja La" "Oke Bude. Ela titip salam ya buat Paman," ucap Ela dan melambaikan tangannya yang dibalas Bude Ela dan menghilang dari pintu kaca "Yauda gue mau keatas istirahat elu bisa langsung pulang atau mau makan dulu soalnya gue mungkin gak pulang buat hari ini,"ucap Ela membuat Axsa mengerti Belum sempat meninggalkan Axsa Ela kembali berbalik "Axsa.."lirih Ela dan menggenggam tangan Axsa "Thanks"ucap Ela yang hanya dibalas anggukan Axsa Ela masih menggenggam tangan Axsa membuat Axsa bingung dengan gadis didepannya "Ehm, gue gatau harus bilang ini apa enggak,"ucap Ela ragu "Mau bilang apa?"tanya Axsa penasaran "Ehm, i love you"ucap Ela samar yang masih bisa didengar Axsa. Dan langsung berlari kearah tangga meninggalkan Axsa yang sudah senyum senyum sendiri dan merasakan geli diperutnya serta panas dipipinya Dengan setelan jas nya Ana sudah tidak berdaya dengan darah yang sudah melumuri jas kantornya. Sedangkan Wanita yang memegang benda berbahaya itu hanya menatap senang mayat didepannya "Bagaimana Ana puas? Kamu begitu hebat bisa membongkar semuanya. Sedikit menyesal membunuhmu seperti ini tapi aku sangat bahagia hahaha!" "Memang harusnya kamu mati ana!"ucap wanita itu menendang mayat ana "Cukup nyonya!"tiba tiba suara itu terdengar dari arah belakang wanita itu yang langsung membalikkan bandannya dan tersenyum senang melihat orang didepannya "Bagaimana telah menghancurkannya?"tanya Wanita itu dan melempar pistol ditangannya kesembarang arah "Aku tidak bisa," BRAK Wanita itu menggebrak meja dengn sangat kencang membuat pria tadi langsung kaget "Kenapa tidak?! Kamu gila Ana sudah mati sekarang dan kamu bilang tidak bisa!" "Saya tidak bisa melakukannya. Karna edintitas anda belum terbongkar,"jelas pria itu "Maksudnya?" "Ya. Anak buah nyonya memang gagal dalam mengambil CD dan berkas itu tapi anak buah anda. Berhasil karna telah mengedit CD yang di bawa Ana,"jelas pria itu yang langsung mendapat ledakan tawa dari wanita itu "Ah, Ana aku merasa bersalah telah membunuhmu! Maaf kan aku sungguh"ucap wanita itu dibuat buat "Ayo kita kembali aku sedang ingin mabuk sekarang merayakan semuanya!"ucap wanita itu dan berjalan keluar diikuti pria yang sangat di percayanya Eva berhasil keluar dari kediaman Alexander dan berjanji akan kembali dengan semua kejelasan. Eva berjalan keluar dengan buku yang tidak terlalu tebal ditangannya. Sekarang sudah malam dan beberapa anggota keluarga telah tidur dengan hati yang masih sakit Eva buru-buru pergi dari rumah itu. Yang tanpa disadari dua mata melihatnya dan tersenyum sinis "Sudah kuduga kamu bukan Ela. Sangat berani sekali anak itu cih, tak berguna"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD