are you okay

1803 Words
Ela memakan roti isi nya dengan perasaan campur aduk. Beberapa orang yang berada di kantin menatap nya jijik karna tidak perduli dengan tatapan itu Ela hanya ingin mengisi perutnya yang kosong setelah membuang tenaga cukup banyak Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ela membuat Ela membalikkan tubuhnya. Disana Axsa tersenyum manis lalu duduk disamping Ela "Udah kenyang?"ucap Axsa santai seakan tidak perduli apa yang telah Ela perbuat beberapa menit lalu "Kenyang dari mana orang cuman makan roti beginian,"ucap Ela seolah tidak ingin membahas kejadian tadi "Haha, yaudah ayuk!"Axsa menarik tangan Ela "Eeh, mau kemana gue mau masuk kelas. Entar si dina sama rara ngoceh lagi gue gak masuk kelas," "Udah gak usah lebay, rara sama dina tau kok lo mau gue ajak makan, katanya lo belum kenyang kan." Mendengar penjelasan Axsa membuat Ela menganggukan kepalanya mengerti, tanpa mereka sadar kedua tangan Axsa dan Ela bergandengan bebas Ela dan Axsa menuju tembok belakang dimana tempatnya para siswa/siswi yang telat dan bolos seperti yang ingin dilakukan Axsa dan Ela. Axsa terlebih dulu manjat sedangkan Ela mengawasi jika takut ada Guru yang liat. Axsa berhasil naik ke atas tembok dan turun disusul oleh Ela sayangnya saat Kaki kanan Ela ingin naik ke atas seseorang menarik kakinya "Nah, dapet mau kemana kamu!"ucap pak bohit yang menahan kaki Ela. Sedangkan Ela sudah biasa beradu cakap oleh satpam satu ini apalagi saat dirinya telat "Haduh, bapak kaya gak pernah muda aja"ucap Ela berusaha melepaskan kakinya dari tahanan tangan pak bohit "Enak aja, sebelum neng Ela muda bapak lebih dulu tau muda!"elak nya tak terima dengan ucapan Ela "Apa buktinya emang?"ucap Ela menantang meskipun dengan kaki yang di tahan pak bohit. Sedangkan Axsa sama sekali tidak membantu dirinya malah asik-asikan minum Es di bawah tanpa di ketahui pak bohit. Karna tertutup tembok besar jadi siapapun yang sudah lolos tidak akan ketahuan dan ada tukang es disana yang siap sedia berjualan untuk anak-anak yang haus karna manjat tembok "Bukti apa neng Ela mau bukti apa? Surat pelajar atau surat keterangan keluarga"ucap pak bohit berkacak pinggang "Ela butuh bukti SKM pak surat keterangan muda!" Setelah mengatakan itu Ela menarik kakinya yang tidak lagi di tahan pak bohit "Ehhh neng Ela mau kemana!"teriak pak bohit menyadari tangannya tak lagi memegang kaki Ela. Membuat dirinya kelabakan saat tau Ela sudah berhasil diatas tembok "Udah ya pak, saya gak ada waktu bay lopyu botak,!"jawab Ela dan loncat kebawah mendarat dengan sempurna. Axsa yang melihat Ela sudah selesai berdrama dengan satpam menyebalkan itupun langsung menarik tangan Ela dan berlari Ela yang merasa tertarik langsung mengikuti Axsa kemana cowo itu akan membawanya. Tidak perduli dengan kejadian memalukan tadi Axsa dan Ela berhenti disalah satu Cafe sederhana dimana isinya orang tua semua. "WHAT!" Ela respect teriak yang langsung mendapat lirikan tajam dari Axsa "Apaan," ucap Axsa dan melihat bingung Ela "Ya elu apa-apaan, kok gue dibawa ke tempat beginian. Lo waras kan, kita ini anak muda kali bukan kakek atau nenek!" Sedikit ingin tertawa tapi merasa kesal. Axsa membawa Ela ke Cafe yang memurut Ela omanya jauh lebih pantas diajak ke cafe ini "Hahahaha!"Axsa tertawa membuat Ela semakin sebal melihat cowo didepannya "Gak waras lo!"ucap Ela "Jangan liat pengunjungnya. Lu belum tau makanan disini rasanya lebih enak dari makanan restoran yang lo punya,!"jelas Axsa membuat Ela tak terima bahwa restoran Ela kalah dengan Cafe grand ini "Eh, sembarangan ya lo. Udah waktu itu ke restoran gue gak bawa uang. Malah ngehina lagi lo gak tau. Pemilik nya gengster!"ucap Ela sambil. Mengeluarkan tangan nya yang tidak berotot "Udah-udah mending masuk. Tuh badan lo udah krempeng banget kaya gak dikasih makan," Ela mendumal di ajak Axsa ketempat seperti ini. Dengan terpaksa Ela masuk dengan Axsa duduk diantara kakek dan nenek. Menempati bangku di tengah membuat Ela bisa melihat apa yang ada di ruangan Cafe, termasuk beberapa kakek dan nenek "Udah tua masih aja sok romantis,!"sebal Ela melihat pemandangan lucu didepannya. Tidak lama kemudian Axsa datang dengan makanan di nampan nya. melihat Axsa membawa nampan Ela tertawa terbahak-bahak "Lu cocok deh jadi pembantu! Hahaha," celetuk Ela yang hanya dibalas gelengan oleh Axsa. Hati Axsa sedikit tenang melihat bibir itu kembali tertawa, meski harus ada sedikit ejekan didalamnya "Nih, cobain" ucap Axsa menyodorkan nampan berisikan makanan yang Ela saja tidak tau namanya "Lo serius, ini kan cafe khusus Oma gue," "Kata siapa? Banyak kok anak muda sepantaran kita makan disini, cuman pada dasarnya makanan disin enak. Emang harus ya sesuatu itu memandang umur." "Iya gak juga cuman kan.." "Udah makan aja gak usah banyak komen. Gue gak mau elu sakit lagi" Tanpa banyak bicara lagi Ela pun mencoba makanan yang tadi di berikan Axsa. Dengan suapan slow motion membuat Axsa yang melihat Ela memutarkan matanya malas terlalu lebay menurut Axsa melihat Ela saat ini. Tapi Axsa juga suka "Gimana" lontaran Axsa setelah melihat sendok berisikan itu masuk kedalam mulut Ela Ela mengunyah makanan yang baru saja masuk kedalam mulutnya Enak! Satu kata mewakilkan rasa dari makanan yang ditelannya berapa detik tadi "Uwahhh!! Enak banget emh..!" "Jelas!"ucap Axsa puas setelah melihat eksperesi dan komentar dari Ela Mendengar itu Ela pun cengengesan tidak tau diri sedangkan Axsa yang gemas. Langsung refleks mencubit pipi Ela. Membuat pipi Ela terasa panas, tanpa sepengetahuan Axsa kini jantung Ela sedang berlari didalam Setelah mengisi perut mereka Axsa dan Ela keluar dari cafe tersebut, Mencari udara segar "Sekarang, kita mau kemana sa?"tanya Ela ke Axsa yang hanya dibalas senyuman kecil. Membuat Ela kesal karna sifat misterius Axsa kembali Mereka berdua berjalan dengan tangan yang tanpa sadar selalu berpegangan. Axsa membawa Ela ketaman kota mereka berjalan ditepi taman membuat Ela bingung sendiri "Sa, duduk situ yuk!"ucap Ela menunjuk salah satu bangku taman yang dibalas gelengan oleh Axsa. Ela benar-benar bingung kemana sebenarnya Axsa ingin membawa nya. Sedangkan Axsa tersenyum kecil mengetahui kebingungan Ela Sampai akhirnya mereka berada ditempat yang bahkan Ela baru menyadarinya. Danau yang tidak terlalu besar namun terlihat indah dimata Ela saat ini "Hey!" Ucap Axsa menyadari Ela dari ke kaguman atas ciptaan tuhan "Gue baru tau diujung taman kota. Ada danau indah kaya gini!" Ucap Ela kagum Axsa tersenyum lebar melihat wajah cantik Ela yang semakin terlihat cantik dimatanya. Axsa menarik tangan Ela untuk duduk di batu besar dekat danau tersebut. Ela yang merasa ditarik hanya bisa mengikuti Cowo yang lebih tinggi darinya itu Diam... Keduanya sama-sama menikmati indah nya pemandangan di depannya. Ela menghirup udara segar di danau itu dan membuang nya perlahan, beberapa masalah kembali menghantui nya potongan potongan masalalu memenuhi otak nya. Terasa sakit dihati dan pusing dikepalanya serta tanpa sadar air mata itu jatuh tanpa disuruh sekalipun "Ela, Are you okay,?" Ucap Axsa sadar dengan Ela yang meneteskan air matanya. Axsa menghapus air mata itu dengan kedua jarinya membuat Ela yang tak tahan langsung memeluk Axsa dan menangis didada Axsa "Keluarin aja La. Semuanya gue mohon jangan berpura pura kuat lagi!" Perintah Axsa sambil mengelus lembut rambut Ela. Ela yang mendengar perkataan Axsa pun semakin menjerit dan menangis sekeras tenaga nya membuang semua ke emosional yang selama ini ditahan nya sendiri Semakin lama tangisan Ela semakin pelan sampai akhirnya tidak terdengar kecuali sesegukan "Thank you" ucap Ela dan memandang Axsa dengan wajah pucat efek menangis tadi "Sekarang gue paham, kenapa tuhan ambil dia karna tuhan tau bahwa kepergian seseorang kunci dari datang nya orang baru" "Tapi yang disayangkan. Dunia lah yang kejam karna dia telah mengubur dalam dalam orang yang sangat gue butuhkan didalam tanahnya!" "Dan pada saat itu gue menjadi yang tersalahkan. Kematian dia menjadi alasan gue tambah menderita,"ucap Ela perlahan kembali mengingat kejadian itu "Gue sama sekali gatau apa-apa karna pada saat itu gue juga hampir ikut mati bersamanya" air mata itu kembali menetes berbarengan dengan ucapan dan memori yang kembali terngiang "Lo tau apa yang paling menyakitkan?"Ucap Ela dan menatap dalam Axsa. Yang langsung dibalas oleh lelaki itu Degh Entah apa itu tapi hanya cukup melihat mata Ela Axsa dapat merasakan kesakitan didalam hatinya. Ela tersenyum miris mencoba kembali mengingat "Gue yang menjadi korban dia yang mati dan gue yang harus mempertanggung jawabkan kematian dia. Sampai akhirnya gue depresi gue mati-matian nahan emosi tapi kembali lagi kepada dunia. Bahwa dunia itu kejam, gue sama sekali gak bisa mengingat apapun kecuali sepotong kematian dia dan setelah itu gelap" "Stop!"ucap Axsa yang langsung mendekap Ela yang kembali menangis "Jangan dilanjutin gue tau elu gak kuat"ucap Axsa dan mencoba menenangkan Ela dalam pelukannya "Bawa semua nya jangan sampai ada yang tertinggal. Apapun itu jangan!"perintah Widya kpada salah satu bawahannya Gabriel yang melihat keyakinan dan ketegasan Widya membuat Gabriel sempat tidak mengenali Widya bahwa dialah gadis yang dulu pernah ditolakkan. Sahabat dari adik nya yang ternyata dicintainya "Lo yakin bahwa semuanya akan selesai?!"ucap Gabriel tidak yakin Berhari-hari dan menghabiskan banyak tenaga juga waktu. Widya sangat yakin misinya selesai, namun keraguan Gabriel membuatnya kesal "Lo bisa gak sih diem! Lo kan ikut terlibat juga dan bahkan elo duluan yang meyakinkan gue. Tapi sekarang Elo sendiri yang gak yakin!" "Sorry, gue cuman takut ketika semuanya selesai dan elo harus pergi" ucap Gabriel menatap kosong kedepan membuat Widya tersenyum pahit melihatnya "Jadi maksud lo gue harus ngebiarin orang yang gue sayang harus mati? Dan gak usah ngebongkar semuanya!" "Sudahlah gue lelah, untuk terus beradu argumen jadi lebih baik lo duduk disini disebelah gue sebelum lo harus benar-benar pergi!"perintah Gabriel. Yang langsung dituruti Widya Hening Sampai pada akhirnya seseorang membawa sesuatu yang sangat ditunggu oleh Widya dan Gabriel "Letakan dan putar" perintah Widya kepada orang yang sudah dipercayainya Ana wanita itu memasukan sebuah DVD dan menyambungkannya di laptop tersebut "Dan ini berkas anda nyonya," "Terima kasih. Saya sangat senang berkerja bersama anda Ana. Saya yakin kali ini akan selesai"Ucap Widya tersenyum "Baiklah saya permisi," pamit Ana yang diangguki Widya Gabriel dan Widya menatap penuh laptop itu. Gabriel memulai video itu yang terdapat adanya 3 orang di dalamnya dan beberapa orang yang lewat "Apa ini?" Gabriel menyipitkan matanya dan sedikit memperbesar Video tersebut "Bidik? Pistol itu membidik Adel?" Tebak Widya mentap curiga pistol yang digenggam oleh tangan yang sangat pucat dan bersembunyi di balik semak dekat kediaman Alexander Dor! "ALEN!"teriak Widya dan Gabriel. Tembakan meleset karna Alen berpindah posisi kepada Ela Bebarengan dengan seorang wanita yang langsung keluar dari persembunyiannya. Berdiri kaku Gabriel memberhentikan video dan memperbesar siapa Wanita tersebut Dan terlihat jelas "Gue gak nyangka!"ucap Gabriel "Sudah gue duga dasar b***h arghh!"teriak Widya yang langsung dipeluk oleh Gabriel "Lo akan bebas Adel!"gumam Widya "Sial!" Umpat seseorang setelah mendapat kabar bahwa misi mereka selesai "Bodoh! Kalian bodoh menggagalkan gadis SMA saja tidak bisa!"Ucap Wanita itu marah kepada suruhannya Setelah itu Wanita itu pergi meninggalkan suruhannya yang baginya sangat tidak berguna dan menelfon seseorang yang sangat dia percaya "Siapkan pesawat saya akan ke london sekarang, lacak mereka dan ambil rekaman itu bunuh mereka semua dan sisakan Ana! Wanita itu sangat membuat saya muak. Biar saya yang membunuh Ana sendirian!" Ucap wanita tersebut dibalik telefon memasuki mobilnya dan mengemudi dengan kecepatan diatas rata-rata
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD