Lelaki itu berjalan di koridor rumah sakit dengan kaki panjang nya, setelah mendapat kabar bahwa gadis yang selama ini mengisi hatinya. Akan segera pulang dari penginapan nya. Axsa membuka pintu ruang inap Ela seketika air muka Axsa berubah menjadi keras dan tegas ketika matanya disuguhkan pemandangan yang membuat hatinya cukup merasakan kesal yang sudah lama dia pendam.
BRAK!
Axsa menggebrak papan pintu ruang inap Ela yang berhasil membuat empat orang di dalamnya berhasil. Memandang Axsa kaget
"Cukup!" Tegas Axsa ke--Valen mama Ela
Pemandangan yang Axsa lihat adalah. Dimana Ela gadisnya ditampar dengan rambut yang ditarik kebelakang oleh Valen dan tanpa ada perlawanan dari Ela sendiri juga Rara dan Dina yang terlihat sangat ketakutan atas apa yang mereka lihat. Axsa berjalan menghapiri Valen yang langsung melepas tarikan tangannya dirambut
"Apakah anda pantas melakukan itu kepada anak anda?." Dengan suara yang terlampau dingin Axsa menatap Valen tak suka. Sedangkan Ela sedikit dijauhkan oleh Rara dan Dina untuk menjaga sahabatnya walau terlambat
"Cih, apa hak anda melarang saya melakukan itu kepada anak saya"
"Anak? Dan apakah kau ini pantas disebut sebagai seorang mama bagi Ela?, anda sangat buruk,"
"Terserah kamu saya tidak akan melakukan ini jika seorang pembunuh ini tidak memulainya!" Ucap Valen dan menunjuk Ela yang hanya bisa menundukkan kepalanya
"Tapi apakah anda tidak sadar ini ada dimana, dan bagaimana keadaan Ela sekarang sungguh dimana hati nurhani anda!"
"Tapi kamu tidak tau Axsa, pembunuh ini sangat membuatku muak, dengan wajah polosnya dia berani-beraninya menghina saya!"
"CUKUP!" Teriak Ela yang langsung membuat semuanya menatap kearahnya, dan Rara segera menutup pintu Kamar inap Ela agar tak ada yang terganggu
"Gue muak sama semua drama ini, dan gue mohon sama lo Axsa atau siapapun yang ada diruangan ini untuk tidak ikut campur atas masalah gue, dan buat anda saya harap anda bisa keluar dari kamar saya tanpa saya usir terlebih dahulu!"
"Saya sangat menunggu pelunasan anda untuk biaya yang sudah saya keluarkan dirumah sakit ini dan, saya tidak akan membiarkan penghinaan anda kepada saya akan saya lupakan. Saya menunggu anda dirumah Adel!" Menusuk bahkan menusuk, spontan Ela langsung menutup kupingnya berusaha untuk tidak mendengar panggilan nama itu, dia benar-benar membenci nama itu sampai kapanpu
Setelah kepergian Valen, Ela benar-benar tidak membahas kejadian itu sama sekali bahkan baginya itu hanya angin lalu. Sedangkan Axsa lelaki itu juga tidak membahas kejadian itu meskipun dirinya sangat tidak tahan untuk bertanya kejadian sebenarnya, Rara dan Dina mereka malah sibuk membereskan barang-barang Ela yang akan dibawa pulang
"Hmm... la?" Sungguh Axsa tidak tahan untuk tidak bertanya, lidah nya sangat gatal untuk mengucapkan sesuatu
"Dia hanya datang memberi nota pembayaran rumah sakit, tapi gue gak sengaja mengucapkan kata yang membuat dia marah!"singkat namun Axsa mengerti, tapi tetap saja perlakuan seorang ibu kepada anaknya yang barusan dia lihat sangat tidak pantas, bahkan mama Axsa tidak perna memperlakukan itu kepada adik perempuannya
Dan setelah itu Hening suasana berubah menjadi canggung. Rara yang memang tidak suka dengan suasana seperti ini pun berniat untuk mencairkan namun pegangan tangan Dina yang seolah-olah menahannya membuatnya berdiam dan memandang Dina heran, Dina yang ditatap begitu mengerti apa yang dipikirkan sahabat satunya ini, dengan lirikan mata Dina mampu membuat Rara peka akan apa yang dimaksud, Dina melirik Ela berusaha membuat Rara mengerti apa alesannya memberhentikan tingkah Rara
Di depan sana terlihat wajah Lelah Gadis itu, ya Ela sedang tertidur di bankar nya setelah kejadian tadi mungkin tak sadar Membuat tubuh Ela turun suhu dan Kelelahan. Axsa yang masih berkutik dengan aktivitasnya. Sedangkan Rara dan Dina hanya bisa tersenyum pahit, merasa bahwa mereka benar-benar bukanlah sahabat yang baik. Karna sungguh mereka tak berani melawan Valen bahkan menatap mata wanita yang tak lain ialah mama Ela, beda dengan Widya yang sangat berani bahkan mengucapkan kata pedas kepada Valen
***
Raka Cowo itu juga sedang ber-ada dirumah sakit yang berbeda dimana ini hari pulangnya Eca, sempat tak terpikir bagaimana bisa ada seorang gadis yang betah dirumah sakit yang bahkan hanya tercium obat-obatan yang menyengat penciuman Raka
"Sudah semuanya, ayo sekarang kita pulang" tiba-tiba Valen datang membuat Eca yang sedang memainkan Ip nya langsung berdiri dan menghampiri Mama nya itu
"Ayo mah, Eca udah kangen Rumah" ucap nya antusias
"Yaudah, kalian tunggu sini mamah mau lunasin administrasi kamu dulu, karna papah sedang ada tugas kantornya jadi papah gak bisa dateng" jelas Valen yang diangguki oleh keduanya, dan pergi meninggalkan Raka dan Eca
"Terus siapa yang bawa koper dan barang barang ini?,"Tanya Raka melihat koper besar dan beberapa barang Eca
"Ya, Raka kan bisa kenapa pake nanya ama Eca?" Ucapnya manja dan kembali memainkan Ip nya. Raka mendengus kesal, melihat kelakuan kakaknya satu ini
Gue bener-bener gak ngerti sama sifat Ela dan Eca yang sangat bertolak belakang,- batin Raka
Soal Ela, mengapa Raka masih tidak menemuinya itu semua karna Valen lagi-lagi yang tidak mengizinkan mereka bertemu karna Eca lebih membutuhkan Raka dari pada Ela, pikir Valen dan bahkan Raka benar-benar tak habis pikir atas jalan otak mamahnya itu