03 - ROMANTIC SONG HAN

1402 Words
RSH.03 KITA BERCERAI SAJA Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berganti tahun. Semenjak kejadian waktu itu, keluarga Scott tidak lagi datang ke rumah kami. Aku juga tidak pernah bertemu lagi dengan keluarga Scott selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, kami yang awalnya hanya berdua, kini telah memiliki seorang putri. Sekarang ia sudah berumur 3 tahun. Dan aku memberinya nama Nessa Beufort. Di tahun pertama dan kedua, pernikahanku dengan Natalie Scott berjalan dengan baik. Di tahun ketiga sudah mulai sering ada perselisihan. Semua itu di karenakan banyak hal yang ia tutupi dariku. Bahkan ia juga diam-diam datang ke kediaman keluarga Scott tanpa sepengetahuanku. Aku tidak melarangnya untuk bertemu dengan keluarganya, yang aku tidak suka darinya adalah tidak pernah memberi tahuku kalau ia pergi membawa putriku menemui keluarganya. Ia selalu pergi keluar rumah pada siang hari saat aku pergi bekerja. Dan beberapa kali ia pulang pada sore hari dengan berbagai macam barang belanjaan yang telah ia bawa. Meski aku tahu itu semua dari keluarga Scott, aku hanya diam saja. Aku tidak mungkin melarangnya bertemu keluarganya. Dan aku juga tidak bertengkar dengannya hanya karena hal sepele seperti itu. Semakin lama aku merasa Natalie Scott semakin berubah. Penampilannya 4 tahun lalu yang sederhana semenjak tinggal denganku kini telah berubah. Kini ia tampil lebih elegan dengan berbagai macam barang bermerk. Ia terlihat kembali ke masa saat ia menjadi seorang putri keluarga Scott, seperti sebelum kami menikah. Selain itu, di tahun ke empat pernikahan kami, tidak hanya penampilannya yang berubah, tapi sikap dan tingkah lakunya juga ikut berubah. Ia berubah menjadi seorang wanita arrogant dan sering bertengkar denganku. Sore ini aku pulang sedikit terlambat. Banyaknya pesanan produk makanan membuatku harus menyelesaikan semua pekerjaanku dengan mengantarkannya ke toko-toko yang memesannya. Saat aku baru saja mamasuki rumah, aku melihat istriku tengah sibuk dengan abarang belanjaannya. Sore ini barang belanjaanya terlihat cukup banyak. Dan semua itu adalah barang bermerk. Aku sangat yakin jika hari ini ia kembali keluar rumah dan pergi berbelanja dengan anggota keluarganya. Karena di ukur dengan gajiku yang sangat pas-pasan, tidak mungkin ia bisa membeli semua barang itu. Baru saja aku melangkah ke tengah ruang tamu, terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Dengan segera Natalie Scott berlari ke arah pintu tersebut melewatiku dan membukanya. Ia keluar rumah sebentar, lalu kembali memasuki rumah dengan beberapa kantong belanjaan di tangannya. Aku merasa ini sudah sangat keterlaluan. Aku tidak melarang keluarganya memberi hadiah kepada putri atau pun cucunya. Tapi jika sudah kelewatan seperti ini, aku rasa ini sudah tidak baik untuk rumah tangga kami. Natalie sudah mulai melakukan apa pun sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaanku sebagai kepala keluarga ini. Bahkan semua ini terkesan sudah mulai tidak menghargaiku sebagai suami. “Apa hari ini kamu belanja lagi?” Aku bertanya sambil menuangkan segela air putih pada gelas untukku minum sambil menoleh pada Natalie Scott yang kembali memeriksa isi kantong belanjannya. Natalie Scott tersenyum lebar dan berkata, “Ya. Siang ini aku keluar rumah bersama Nessa untuk bertemu dengan ibu. Hari ini ibu mengajak kami jalan-jalan dan berbelanja.” “Belanja semua ini?” “Ya, Ibu membelikan apa pun yang aku dan Nessa mau.” “Tapi kenapa banyak sekali? Semua belanjaanmu ini sudah hampir sama dengan menghabiskan gajiku selama lebih dua bulan.” “Tidak apa-apa. Semua ibu yang membayarnya.” Natalie Scott menjawab sambil memeriksa semua barang belanjaanya. “Lain kali jangan di ulangi lagi. Aku jadi merasa tidak enak hati dengan ibumu.” “Jika tidak ingin merasa tidak enak hati, carilah pekerjaan lain.” Natalie Scott menjawab dengan ketus tanpa menoleh padaku. “Saat ini mencari pekerjaan cukup sulit. Aku bersyukur pihak pabrik makanan masih memakai jasaku untuk mengantar makanan mereka ke toko-toko.” “Lalu apa hubungannya denganku? Yang kamu lakukan seharusnya mencari pekerjaan lain.” “Natalie, pekerjaanku saat ini sudah cukup untuk membiayai kehidupan kita sehari-hari. Jadi lebih baik kita syukuri saja semua ini.” “Suamiku, aku sudah lelah dengan keadaan seperti ini. Apa kamu tidak bisa mencari pekerjaan lain yang bisa menghasilkan banyak uang?” Istriku Natalie Scott berbicara padaku dengan wajah kesalnya saat kami berdua tengah berada di dalam kamar. Aku yang merasa lelah karena baru saja pulang bekerja tidak terlalu memperdulikan ucapannya. Aku melepas jacket yang menempel di tubuhku dan meletakkannya di lengan sofa. Kemudian menghempaskan tubuhku yang terasa lelah ke sofa sembari berkata, “Apa uang yang aku berikan tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari selama sebulan ini?” “Uang gaji yang kamu berikan itu mana cukup untuk kita. Gajimu itu hanya cukup untuk belanjaku sehari saja.” Aku yang mendengar Natalie Scott yang secara tidak langsung menyatakan uang belanja sebulan telah habis dalam satu hari, membuatku mengerutkan dahi. Dengan suara rendah dan penuh kesabaran aku berkata, “Bagaimana caramu menghabiskannya? Apa kamu tidak bisa mengontrol cara belanjamu?” “Kenapa? Dari dulu hingga sekarang aku adalah putri dari keluarga Scott. Semua anggota keluargaku selalu memanjakanku. Tapi bagaimana denganmu? Jangankan membahagiakanku, memenuhi segala kebutuhanku saja kamu tidak bisa.” Natalie Scott berbicara dengan wajah angkuhnya. “Natalie, apa kamu tidak bisa bicara baik-baik dengan suara yang lebih rendah? Suara nyaringmu bisa membangunkan putri kita yang sedang tidur pulas.” Aku bicara sambil melihat ke atas tempat tidur yang ditiduri oleh putriku. “Tidak, aku tidak bisa.” “Natalie, sekarang kamu tidak sedang berada di kediaman keluarga Scott yang kaya raya itu. Sekarang kamu sedang berada di rumah kita. Di rumah ini aku yang menjadi kepala keluarga. Jadi kamu harus bisa menyesuaikan gaya hidupmu dengan pendapatanku sebagai kepala keluarga. Aku hanya seorang sales makanan yang harus berkeliling mengantar makanan ke toko-toko agar bisa mendapatkan gaji. Aku tidak mampu jika harus menyamakan gaya hidup saat kamu masih tinggal di keluarga Scott dengan kehidupan kita sekarang.” Aku berbicara dengan lembut memberi pengertian pada istriku. Natalie Scott menggelengkan kepalanya. Dengan wajah kesal ia merentakkan kaki dan berkata dengan nada tinggi. “Tidak, aku tidak ingin selalu hidup dalam keadaan seperti ini. Aku tidak ingin hidup serba pas-pasan denganmu lagi. Selama ini aku sudah bersabar menunggumu agar dapat hidup lebih baik lagi. Tapi hingga sekarang kita selalu hidup dalam keterbatassan. Kita bercerai saja.” Aku tersentak mendengar kata cerai yang di lontarkan oleh Natalie Scott, wanita yang sudah 4 tahun aku nikahi. Seketika kepalaku seperti dipukul oleh benda keras hingga membuat otakku terasa kosong. Belum sempat aku menanggapi ucapannya yang sangat menusuk hingga ke jantungku, ia telah lebih dulu pergi keluar dengan membanting pintu kamar dengan keras. Aku hanya diam menatap pintu yang telah dibanting olehnya. Aku menghela nafas panjang berusaha menahan emosiku. Aku tidak tahu apa yang sedang ada di benak Natalie Scott sekarang ini. Sikapnya yang terasa begitu berubah membuatku semakin bingung. Di tambah lagi dengan ucapannya yang ingin bercerai denganku membuatku merasa kecewa. Setelah mandi dan membereskan diri, aku kembali duduk di sofa. Aku duduk di sofa sambil menyandarkan tubuhku yang terasa lelah. Aku menoleh ke atas tempat tidur yang ada di sudut kamar, terlihat putriku Nessa Beufort tengah tertidur lelap. Sepertinya ia sudah terlalu lelah menemani ibunya Natalie Scott belanja seharian. Hingga kami bertengkar dan ibunya membanting pintu dengan keras pun ia tidak mengetahuinya. Sedikitpun ia tidak terganggu oleh keributan yang terjadi tadi. Aku melirik ke jam dinding yang terus bergerak, terlihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Namun Natalie Scott tak kunjung pulang. Ia membuatku sangat khawatir. Dengan segera aku mengambil ponselku yang ada di atas meja dan menghubunginya. Namun tak satu pun panggilan dariku di jawabnya. Aku semakin tidak mnegerti dengan sikapnya. Ingin rasanya aku keluar dari rumah untuk mencarinya, namun bagaimana dengan putriku Nessa? Aku tidak meungkin meninggalkannya sendirian di rumah. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tetap menunggu istriku Natalie Scott kembali pulang ke rumah. Aku terus menunggunya hingga tengah malam, Natalie Scott tak kunjung pulang. Rasa lelah dan kantuk yang mendera membuatku tidak mampu untuk bangun lebih lama. Dan akhirnya aku pun tertidur di atas sofa sambil menunggu istriku kembali. Namun saat aku membuka mata di pagi hari, aku tidak lagi melihat putriku yang tidur dengan nyenyak di atas tempat tidur. Spontan aku bangun dari sofa dan bergegas mencari keberadaan anak dan istriku. Aku mencari dua orang yang berarti dalam hidupku itu ke sekeliling rumah, namun usahaku sangat sia-sia. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah amplop di atas meja di tengah ruangan. Dengan segera aku mengambilnya dan membuka isi amplop tersebut. Ternyata amplop itu berisikan surat gugatan cerai dari istriku Natalie Scott untukku. Sepertinya Natalie Scott benar-benar sudah berniat bercerai denganku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD