Kelahiran Sang Seth

1002 Words
Hai, aku Arslan Cealach. Narator dari kisah sederhana tentang perjalanan beberapa orang manusia dalam menemukan makna kehidupan mereka lewat petualangan di sebuah menara misterius ini. Sekarang kalian akan membaca babak kedua dari epik panjang petualangan para leveler. Melalui chapter berjudul... "Sang Penguasa" Siapakah yang dimaksud? Atau... apakah itu? Siapa yang memegang kuasa akan semua ini? Temukanlah jawabannya dan... selamat menikmati. +++++++ Wirya dan Luke membelalakkan kedua mata mereka. Ketika menatap rupa yang nyaris tak bisa diterima oleh akal sehat itu. Luke membungkukkan tubuh untuk menurunkan badan Wirya. Sosok pria putih itu kini seolah dapat ditatap jelas bak berada di pelupuk mata mereka sendiri. Meski sebenarnya berada cukup jauh. Seperti tak ada dimensi ruang dan waktu di tempat itu. “O jordens indbyggere! (Wahai penduduk Bumi!)” serunya kepada semua orang di tempat itu yang tak bisa bergerak maupun berucap sepatah kata pun. “Mit navn er Tús Rud ar bith agus Athbhreithe. Fra nu af vil I alle lytte til hvad jeg siger. For at overleve på dette sted (namaku adalah Tús Rud ar bith agus Athbhreithe. Mulai saat ini kalian semua akan mendengarkan apa yang aku ucapkan. Demi bisa bertahan di tempat ini),” buka-Nya. “H, H, Hvem e, e, er d, du… (S, S, Si, i, iapa k, k, kau…)” Tús Rud ar bith agus Athbhreithe langsung menoleh ke arah pria lancang yang berani memotong penjelasannya. “Sir, din hals vil have den samme skæbne som den persons arm. Indtil jeg våger at lave en lyd igen (Tuan, tenggorokanmu akan bernasib sama seperti lengan orang itu. Sampai berani mengeluarkan suara lagi),” peringatnya. Ia menunjuk ke arah pria yang tadi nekat menarik pakaiannya. Pria itu pun menundukkan wajah. Diikuti oleh orang-orang di sekitar. Sampai ke Wirya dan juga Luke. Semua orang di sana menundukkan wajah mereka. Demi mendengarkan satu-satunya “entitas” yang berhak berbicara di sana saat itu. Entah makhluk apa dia. Dan tempat macam apa ini. Semua orang di sana membuat kesepakatan tak tertulis bahwa diam dan patuh. Akan menjadi satu-satunya hal paling baik yang bisa dilakukan. Setidaknya sampai menemukan cara keluar dari tempat antah berantah. Di mana kekuatan “telekinesis” eksis ini. Luke: T, Tangannya benar-benar terpuntir sendiri. Makhluk macam apa dia sebenarnya? Penyihir? Mentalis? Telekinesis? Ilmuwan? Mutan? Alien? Peri? Apa? Wirya: Satu… ketuhanan yang maha esa. Dua… kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga… persatuan Indonesia. Empat… kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Lima… Tús Rud ar bith agus Athbhreithe merendahkan posisi lantai tempat ia berdiri. Kembali rata seperti awal. Ia melangkah mendekati setiap orang di sana. Ada yang ia perhatikan cukup lama. Ada yang hanya sekilas pandang saja. Ia berkata lagi, “Som du kan se. Min tale er absolut på dette sted. Forsøg derfor ikke at kæmpe, krænke, modsætte dig eller være ikke-selvsikker, mens du stadig sætter foden her (Seperti yang kalian lihat. Ucapanku adalah mutlak di tempat ini. Karena itu jangan coba untuk melawan, melanggar, menentang, atau bersikap tidak asertif selama kalian masih menginjakkan kaki di sini).” Tús Rud ar bith agus Athbhreithe mengeluarkan salah satu tangannya dan menyibakkan cloak-nya ke belakang. Tiba-tiba muncul sebuah bola tidak sempurna di sana. Tampak bertumpuk di beberapa bagiannya. Bola/benda itu sekilas terlihat seperti hologram. Tapi, sangat solid. Entah kegilaan apa lagi ini. Ia berkata, “Dette er Dia. Dia er begyndelsen og slutningen. Dia er op og ned. Dia er styrke og svaghed. Dia er mig såvel som dig. Dia er både ødelæggeren og den tidligere. Dia er alt på dette sted. Dia vil være grunden til at du kan holde dig i live. Dia er også grunden til, at du mistede dit liv (Ini adalah Dia. Dia adalah awal dan akhir. Dia adalah atas dan bawah. Dia adalah kekuatan dan kelemahan. Dia adalah saya dan juga kalian. Dia adalah sang penghancur dan juga sang pembentuk. Dia adalah segalanya di tempat ini. Dia akan menjadi alasan kalian bisa tetap hidup. Dia juga alasan kalian kehilangan nyawa). “Spil ikke med Dia! (Jangan bermain-main dengan Dia!). “Først og fremmest vil jeg bekræfte jeres identiteter. For at sikre, at ingen har ingen ret til at være her. Lyt til dine ører! Enhver vil automatisk komme af sted på stedet, hvis de ikke hører mit opkald (Pertama-tama aku akan memastikan identitas kalian semua. Untuk meyakinkan bahwa tak ada orang yang tidak berhak berada di sini. Pasang telinga kalian! Siapa pun akan otomatis gugur di tempat jika tidak mendengar panggilanku),” peringatnya. “Abdurrahman!” panggil Athbhreithe. Seorang pria dari Timur Tengah mengangkat tangan kanannya dengan tatapan hampa. “Forest! Eljah! Kaikara! Donovan! Gesang! Aisaka! Khaterah! Adonis! Beckett! Ameschya! Mablevi! Madhusudhana! Dory! Park! Nguyen! Kimmy!” Karena nama yang dipanggil tidak sesuai abjad. Ditambah jumlah manusia yang begitu banyak berada di sana. Membuat Wirya tetap memasang siaga lima jika saja namanya dipanggil. Sudah ada dua orang yang tiba-tiba lenyap entah ke mana dan kenapa. Karena meleng dari panggilan Tús Rud ar bith agus Athbhreithe. Dia tidak main-main dengan ancamannya! “Lucas!” AthbhreiTús Rud ar bith agus Athbhreithe. Luke di samping Wirya mengangkat tangannya secepat mungkin. Walau namanya tergolong nama yang pasaran. Tampaknya tak ada orang yang memiliki nama sama di sana. Jadi, itu sudah pasti dia. “Seth!” panggil Athbhreithe. Tak seperti Luke. Wirya mengangkat tangannya pelan dan gemetar. Ya, Seth adalah nama pertamanya. Dan tampaknya semua orang di sini akan dipanggil dengan nama pertama mereka. Beberapa jam kemudian Tús Rud ar bith agus Athbhreithe usai mengabsen ribuan “tawanannya”. Ia memandang semua orang yang ada di sana dengan tatapan poker face. Entah bermakna apa. “Nu vil jeg fortælle dig, hvordan du overlever på dette sted (Sekarang akan aku beritahu bagaimana cara bertahan hidup di tempat ini).” +++++++ Dengan ini "Kelahiran Sang Seth" telah usai. “Apa yang akan mereka lakukan setelah ini? Misteri apa yang sebenarnya tengah berada dari alam semesta? Yang sempat digali oleh kita para manusia tak berdaya..." "Apakah masih terdapat hari esok di balik pintu yang ada di hadapan mereka 'itu'?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD