Waktu senja adalah waktu di mana Gabriel merasakan ketenangan apabila melihatkan
pemandangan yang sangat menarik hatinya di tempat itu. Orang-orang diperkebunan
bertungkus lumus menyiram hasil tanaman mereka. Burung-burung berkicauan dan bunyi
angin yang memukul lembut wajah mulus Gabriel.
Gabriel berjalan dipinggir pendesaan tersenyum betapa hebatnya ciptaan Tuhan
akan dunia ini sehingga dia dapat menyaksikan keindaan ciptaannya. Cakrawala terlihat
sangat cantik dengan warnanya yang memukau. Burung-burung pipit berterbangan mungkin
saja pada waktu itu burung-burung harus pulang sama seperti manusia.
Kelakuan Gabriel diperhati dengan penuh makna. Tanpa disedari Alif yang tidak jauh
dari tempat itu memerhati gerak geri dari seorang yang bernama Gabriel. Gabriel mendekati
orang-orang yang ada di perkebunan. Salah seorang pekerja di kebun itu memberikan
Gabriel buah tomato. Gabriel mengambilnya lalu menghadiahkan sebuah senyuman yang
indah kepada pekerja tersebut.
“Buah tomatonya sedap ya” puji Gabriel
“Ya, buahnya masih segar jadi itulah sebabnya buah tomato ini sedap”jawab pekerja itu
pula.
“Kau tak nak lawat lading strawberry”kata seseorang dari belakang.
Mendengarkan hal itu Gabriel menoleh dan melihat empunyai suara tersebut.
Sungguh Gabriel terkejut dengan sosok tubuh yang sedang berdiri di belakangnya. Sudah
pasti sosok tubuh itu adalah Alif yang dari tadi mengikuti Gabriel tanpa disedarinya.
“Kau lagi” kata Gabriel.
“Ya, aku. Kenapa?” Tanya Alif pula.
“Tiada” jawab Gabriel dengan acuh tidak acuh.
“Kau taknak melawat kebun strawberry?” ajak Alif pula.
Gabriel melihat ke arah Alif ada senyuman yang terukir di wajah putih Alif.
Memandangkan Gabriel juga ingin sekali melawat kebun Strawberry tersebut maka iikuti
saja ajakan Alif tersebut.
Gabriel dan Alif berjalan beriringan sesekali itu Alif sempat mencuri pandang ke arah
Gabriel. Angin sepoi sepoi pula terlalu nakal memukul wajah comel Gabriel sehinggakan
Gabriel harus mengemasi rambutnya dengan menggunakan kedua tanggannya. Gabriel
kemudian melepakkan kedua tanggannya bak umpama dia sedang berjalan di ribuan
bungga-bungga cantik. Alif tersenyum melihat kelakuan Gabriel itu. Sungguh bahagia yang
dirasainya adalaha apabila bersama dengan Gabriel.
“Gab, setahu aku jika seorang Paster setiap tahun akan berpindah bukan?” tanya Alif pula.
Gabriel mengangguk lalu membalas.
“Bergantung kepada pemimpin juga. Ada yang harus berpindah da nada yang terus
menetap tapi selama aku jadi anak ayahku kami sekeluarga harus berpindah pada setiap
tahun” terang Gabriel pula.
“Ooo jadi maknanya ada tempoh lah tu kan”
“Ya lebih kurang paling lama 2 tahun atau 5 tahun begitu” Kata Gabriel pula.
“Pekerjaan kedua orang tua kita sama tapi yang bedanya cara mereka memimpin dan
agama yang dipimpin oleh mereka adalah berbeza” jawab Alif pula.
“Setidaknya kita sama-sama manusia bukan” balas Gabriel lalu tersenyum.
Alif lalu membalas senyuman Gabriel. Setidaknya mereka tau kenangan yang indah
itu adalah bila mana mereka beriringan bersama pada waktu itu. Sesampai sahaja di lading
strwabery, harapan Gabriel untuk merasai buah strawberry berakhir dengan perasaan yang
hampa apabila ternyata kebun strawberry tersebut telah ditutup kerana waktu yang
ditetapkan telah habis. Gabriel melihat kearah Alif lalu mencebik. Alif hanya tersenyum.
“Menyesal ikut” bantah Gabriel pula.
“ Ya, sorry bisuk kita datang lah” balas Alif yang meminta maaf pula.
“ Ya,ya,ya” jawab Gabriel.
“ Kalau begitu jom pigi padang” ajak Alif pula.
“Hello, dah pukul 6 dah ni, bisuk sajalah ya” tolak Gabriel.
Alif hanya mengangguk dan akhirnya mengalah. Disudut hatinya tersimpan satu
harapan di mana Alif menginginkan waktu itu cakrawala tidak akan perna melabuhkan tirainya dan ingin waktu siang yang sangat panjang. Sungguh Alif tidak ingin melepaskan
peluang itu lebih rapat lagi.Namun apakan daya jika semesta tidak mengizinkan Alif
berangan angan pada waktu itu.
Alif dan Gabriel berpisah ketika tiba di dua persimpangan di mana simpang yang
berada di sebelah kanan adalah menuju ke rumah Gabriel dan simpang yang berada dii
sebelah kiri adalah simpang yang menuju ke rumah Alif. Alif sempat menoleh kebelakang
berharap Gabriel juga akan menoleh melihatnya namun hampa kalibat Gabriel telah di
makan dinding perumahan itu. Namun, Alif amat bahagia kerana setidaknya dia dapat
bersama dengan Gabriel pada hari itu.
Persimpangan? Sebenarnya apa yang telah dimaksudkan dengan persimpangan ini?
Mungkin kah persimpangan ini hanya pemisah bagi manusia? Dulu ada sebuah cerita di
mana ada seorang budak kecil telah tersesat di dalam hutan ketika dia sedang mengejar
kupu-kupu yang terbang memasuki hutan. Apabila budak kecil itu sampai kepada dua
persimpangan. Anak kecil itu tiba-tiba menangis dan memanggil ayah dan ibunya. Sungguh
ketakutan menyelubuhi hati budak kecil itu sehinggakan dia mendengar suara di mana ada
orang menanyakan perihalnya.
Mendengarkan suara tersebut anak kecil itu mencari dan terus mencari empunyai
suara tersebut. Untungnya dia menemukan seorang lelaki yang berwajah kacak yang
sedang menangkap kupu-kupu untuk diletakkan di dalam sebuah botol. Budak kecil itu
berlari dan memeluk pemuda itu. Pemuda itu kehairanan ternyata budak kecil itu telah
tersesat di antara dua persimpaangan di dalam hutan. Tanpa membuang waktu pemuda
tersebut mengengam tangan budak kecil itu dan membawahnya pulang.
Maka dari sanalah kita tau bahawa dalam satu persimpangan akan menemukan kita
orang-orang yang akan membawah kita pulang ke rumah. Ia sama seperti apabila kita
tersesat dalam kehidupan, jatuh dalam kegelapan dan hilang dari keluarga pasti akan ada
yang akan menompang kita supaya kita dapat mencari jalan untuk pulang kembali. Sejauh
manapun kita menghilang dan bertekad untuk kembali maka persimpangan yang kita lalui
itu akan menuntun kita kembali dalam pelukan kedua orang tua kita. Walaupun mungkin
terlihat sangat tidak mustahil untuk kembali namun doa orang tua akan selalu memimpin
sehingga kita tau persimpangan mana yang harus dipilih kelak.
Ketika sedang leka bermain game online, Alif tanpa sengaja telah memasuki satu
aplikasi media f******k di mana muka depan skrin telefon bimbitnya terpapar dengan satu nama. Nama yang tidak asing baginya dan nama yang membuatkan dirinya dibuai angan-
angan.
“Gabriel Amanda Gilbert” Alif menyebut nama yang tertera di depan skrin telefonnya.
Alif membayangkan wajah cantik dan senyuman indah Gabriel. Pelan-pelan Alif
membuka bahagian gambar dalam aplikasi f******k untuk melihat gambar-gambar cantik
Gabriel. Alif memilih satu gambar di mana dalam gambar tersebut Gabriel sedang duduk di
atas batu dengan keadaan wajahnya yang tersenyum melihat kamera. Alif mengamati
gambar tersebut dan terbit satu senyuman di wajahnya.
“Orangnya cantik seperti namanya” kata Alif seorang diri.
Tiba-tiba Alif mendapati satu kalimat yang sangat bermakna.
“Kamu boleh sahaja mencintainya tapi jangan ambil dia dari Tuhannya” setiap kata
itu cukup membawah makna bagi Alif dan jika Gabriel juga yang membacanya maka ia kata-
kata itu pasti juga bermakna untuknya.
Seketika itu Alif mengeluh dan berbaring di atas tilamnya, Alif melihat dinding dan
siling. Alif merasakan ada sesuatu yang menghalangnya untuk meneruskan perasaannya.
Hatinya kini telah berpaut dengan seseorang yang bernama Gabriel namun kepastiannya
tidak dapat di pastikan kerana nampaknya Gabriel bukanlah seseorang yang akan
meninggalkan apa yang selama ini tumbuh dalam dirinya untuk seorang lelaki. Tapi mungkin
sahaja boleh dicuba jika keduanya saling melengkapi dan akhirnya salah satu dari mereka
akan mengalah.
Tapi untuk diusia yang sangat mudah Alif memilih untuk berteman dahulu dengan
Gabriel dan memilih untuk menyembunyikan perasaannya terlebih dahulu sehingga keadaan
sebenar-benarnya pasti dan semesta mampu memberikan keizinan kepada mereka. Alif
tidak ingin perasaannya terganggu untuk saat ini kerana kedua-duanya masih di bawah
umur dan jika harus berteman Alif amat mensyukurinya.
Alif terlelap dan seketika dia memimpikan sebuah tempat yang sangat cantik di mana
dia berdiri di dua persimbangan yang harus membuatkan dia memilih. Namun persimpangan
itu terasa amat berat kerana persimpangan pertama diwarnai oleh warna biru berkilauan
dan persimpangan kedua diwarnai oleh warna kehijauan.Di dalam mimpinya Alif tersesat
dan menemukan persimpangan itu. Tiba-tiba seorang wanita mendekatinya lalu
mengenggam tanggan Alif. Alif membiarkan sahaja wanita itu mengenggam tanggannya tanpa berkata apa-apa pun. Sampai di tengah persimpangan Wanita itu melepaskan
tanggan Alif dan menyuruh Alif untuk berjalan sesuai dengan pilihannya.
Namun apa yang dibuat oleh Alif adalah Alif menoleh dan mencari wanita itu, Alif
melupakan persimpangan yang harusnya dipilih untuk membawahnya pulang. Alif mencari
dan terus mencari akhirnya dia sampai di sebuah tempat di mana ramai orang sedang
berkumpul dan sedang menyanyikan sebuah lagu yang cukup indah. Alif juga melihat
seorang wanita dengan berbaju putih sedang memberikan sebuah ceramah kepada orang-
orang itu. Wanita itu terlihat tidak asing namun penglihatannya tampak tidak jelas. Alif
mengamati wanita yang ada di dalam mimpinya namun pasrah.
Alif kemudian menoleh kembali ke belakang untuk mencari wanita tadi namun
wanita yang dia cari telah tiada di tempat tersebut. Kemudian itu, Alif kembali ke
persimpangan tersebut. Alif melihat kedua persimpangan itu. Ketika dia hendak memilih
terdengar seseorang berteriak kearahnya.
“Alif!” teriakan itu membuatkan Alif terbangun dari alam maya.
Alif menyandarkan bahunya, keringat membasahi tubuh badannya. Lalu Alif pelan-
pelan menarik dan menghembus nafasnya. Alif melihat jam di dinding telah menunjukkan
pukul 5:00 pagi. Alif kemudian berganjak dari katilnya dan mendekati kamar mandi untuk
mendapatkan wuduk.
Alif berdoa untuk meminta jawapan dari mimpinya pada pagi itu.
“ Ya Allah, hanya kepadamulah aku meminta petunjuk akan mimpiku sebentar tadi. Rasanya
mimpi itu terlihat nyata dan jika harus memilih di antara dua persimpangan maka tuntunlah
umatmu ini di persimpangan yang betul agar umatmu ini tidak tersesat angkara iblis” doa
Alif.
Selesai sahaja menunaikan solat pada pagi itu Alif bergegas mengemas dirinya
kerana sebentar lagi Alif akan berangkat ke sekolah.