Rumaisyah memejamkan matanya kala sesuatu baru saja lepas dari dalam tubuhnya. Disusul, kecupan lembut ia rasakan di bibirnya, lalu keningnya. "Bagaimana, apa cukup nyaman?" bisik Sultan. Rumaisyah hanya mengangguk, napasnya masih terengah-engah. Meski Sultan melakukannya dengan lembut kali ini dan membuatnya nyaman, tetapi itu cukup membuatnya merasa lemas. Sultan kemudian merebahkan tubuhnya di samping istrinya. Ia tarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh istrinya yang tanpa sehelai benangpun. Entah dorongan dari mana tadi, hasrat Sultan tiba-tiba datang. Gayung bersambut, satu kali bujukan, Rumaisyah pasrah dan menyerah, membiarkannya untuk kali kedua menjamah tubuh wanita itu. Seperti yang Sultan janjikan di awal tadi, ia akan melakukan dengan lembut agar ketakutan yan

