Satu

1713 Words
Jumat (16.40), 07 Mei 2021 ---------------------- 21 Februari 2059, USA Suara sepatu beradu lantai sudah bukan hal aneh di dalam gedung putih mengingat banyaknya orang yang tinggal. Tapi kali ini suara itu membuat banyak kepala menoleh heran dan penasaran. Tampak sekelompok orang berpakaian formal yang rapi berjalan dengan langkah terburu-buru menuju ruang kerja presiden Amerika yang baru satu tahun ini menjabat di periode keduanya. Kehadiran orang-orang itu membuat mereka yang melihatnya saling pandang dengan gelisah. Pasti telah terjadi sesuatu yang buruk sehingga mereka datang seperti dikejar setan dan terpaksa mengganggu waktu istirahat Presiden. Di depan pintu ruang kerja Presiden tampak asisten pribadi sang presiden sedang menunggu. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi meski hatinya juga cemas. “Apakah buruk?” tanya Tyree Waldo, asisten pribadi Presiden. “Sangat buruk.” Johny Jarret menyahut. Dia adalah pemimpin agen cyber security Amerika. Tyree tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tanpa kata lagi dia membuka pintu dan mempersilakan Johny bersama dua orang kepercayaannya masuk. Sementara tujuh orang lainnya yang merupakan pengawal mereka menunggu di luar. Presiden Walker menutup dokumen yang ia baca begitu orang-orang itu masuk ruang kerjanya. Dia segera berdiri lalu mempersilakan mereka duduk di sofa dalam ruangan itu. “Apakah masalah kali ini masih perbuatan kelompok yang sama?” tanya Presiden Walker tanpa basa-basi begitu ia duduk berhadapan dengan Johny. “Benar, Pak Presiden. Mereka meninggalkan jejak yang sama. Dua kata yang tampak seperti tulisan tangan. New World.” Johny meminta dokumen yang dibawa salah satu anak buahnya lalu menunjukkan dokumen itu pada Presiden Walker. “Ini contoh tulisannya.” Tulisan itu terlihat rapi dan cantik. Diukir dengan sempurna. Tapi membawa kengerian bagi mereka yang mengerti dunia cyber yang sebenarnya. Presiden Walker memperhatikan tulisan itu sejenak lalu kembali mendongak menatap Johny Jarret. “Apa kalian belum bisa mengungkap identitas mereka? Atau setidaknya mencari tahu di mana lokasi mereka?” Sebenarnya Johny semakin gelisah karena Presiden Walker tidak langsung menanyakan inti masalah yang membuat dirinya berani mengganggu Presiden di kediamannya. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan selain menjawab pertanyaan Presiden lebih dahulu. “Belum bisa, Pak. Mereka adalah para peretas profesional yang bekerja sangat rapi. Sama sekali tidak meninggalkan jejak.” “Bukankah itu jejak?” Presiden Walker menunjuk pada dokumen di atas meja. “Tapi bukan jejak yang bisa diikuti. Hanya jejak untuk memberitahu kita mengenai kelompok mereka.” Presiden Walker menghela napas lalu bersandar di sandaran sofa. Salah satu kakinya ditumpangkan di kaki yang lain. Dia terlihat sangat santai, seolah tidak ada masalah serius yang harus dihadapi. “Baiklah. Katakan padaku berita buruknya.” Presiden memang sudah menduga kedatangan mereka pastilah membawa berita buruk. Dia hanya menunda mendengar berita itu sambil berpikir. “Kelompok New World kali ini mencuri data rahasia mengenai penyadapan yang dilakukan negara kita terhadap masyarakat Amerika dan negara lain. Pasti tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menemukan data mengenai operasi-operasi rahasia lainnya.” “Sebenarnya apa yang mereka inginkan? Apa mereka menginginkan sesuatu dari kita, menjual informasi-informasi itu pada negara musuh, atau ingin menghancurkan negara Amerika?” “Lebih buruk dari itu.” Johny menghela napas sebelum mengungkapkan berita yang membuatnya amat resah. “Mereka ingin mengadu domba antar negara agar kita saling menghancurkan lalu menciptakan dunia baru dengan mereka sebagai pemegang pemerintahan tunggal.” Kali ini Presiden serta asistennya tidak bisa menyembunyikan perasaan kaget dari raut wajah mereka. “Bagaimana kalian bisa menduga seperti itu?” tanya Presiden Walker. “Saat kami menyadari informasi yang dicuri, kami berusaha menghubungi negara tetangga untuk mencari tahu apa ada serangan dari kelompok New World juga di negara mereka. Ternyata memang ada dan mereka juga kehilangan data yang bisa membuat negara lain menjadi musuh.” Presiden Walker menggosok pelipisnya. “Tidak ada pemerintahan yang tidak bermain licik untuk melindungi negaranya. Semua negara pasti memiliki caranya masing-masing untuk memastikan bahwa negara mereka tetap bisa berdiri kokoh. Karena itu selalu ada mata-mata, penyadapan, dan operasi-operasi mengerikan lain yang dilakukan di balik layar sebuah pemerintahan.” Dia lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri. “Saat informasi-informasi semacam itu bocor ke masyarakat yang tidak paham kerja roda pemerintahan, maka bencana besar akan terjadi. Perang antar negara tidak akan bisa dihindarkan.” Johny mengangguk setuju. “Itu juga yang kami khawatirkan.” “Kalau begitu, apa saran kalian?” “Kami menyarankan kita membangun pasukan peretas khusus yang beroperasi layaknya angkatan bersenjata. Tugas mereka melindungi sekaligus menyerang.” Kening Presiden Walker berkerut. “Apa bedanya dengan kalian? Bukankah kalian juga pasukan peretas?” “Tidak sama, Pak Presiden. Tugas mereka lebih berbahaya dan mematikan. Mereka bukan lagi mengawasi dan melindungi data-data penting. Yang kami maksud adalah pasukan peretas yang bisa menghancurkan seluruh kota hanya dengan sentuhan jari. Pasukan peretas yang bisa membunuh dalam arti sebenarnya. Karena yang kita hadapi juga adalah kelompok semacam itu. Mereka bisa membunuh kita dari jarak ribuan mil.” “Apa itu mungkin?” kali ini Tyree Waldo yang bersuara. Johny mendongak menatap Tyree yang berdiri di samping kursi Presiden Walker. “Tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang hacker. Sebenarnya mereka sudah tidak masuk kategori peretas lagi, melainkan cracker. Tapi sejauh ini mereka hanya menunjukkan aksi hacking mereka dan hanya satu kali menunjukkan aksi cracking. Yaitu saat insiden meledaknya gudang senjata di markas militer Australia.” “Bagaimana kalian tahu bahwa itu perbuatan mereka?” kembali Presiden Walker bertanya. “Mereka juga meninggalkan jejak berupa tulisan New World.” “Tunggu,” Tyree tampak bingung. “Bukankah aksi cracking hanya berhubungan dengan merusak atau menghancurkan data atau informasi dalam komputer dan jaringan? Kenapa sampai bisa menghancurkan sesuatu di dunia nyata?” “Itu makna lama. Sekarang arti cracking sudah meluas pada aksi menghancurkan sesuatu di dunia nyata dengan mengandalkan komputer dan jaringan. Karena itu mengapa kami menyarankan agar dibuat sebuah pasukan peretas khusus untuk menangani masalah ini. Dan karena masalah ini bukan hanya menyangkut Amerika, negara-negara lain juga perlu tahu dan berpartisipasi. Bahkan saya berharap anggota pasukan peretas khusus ini tidak hanya orang Amerika, melainkan orang-orang pilihan yang benar-benar ahli dari berbagai belahan bumi.” Ruangan tampak sepi selama beberapa saat. Semua orang seperti diliputi kengerian sekaligus berpikir keras.  “Kalau begitu secepatnya harus diadakan rapat besar PBB. Kita harus mendiskusikan masalah ini dengan negara-negara lain.” Presiden Walker berkata tegas. *** Pagi itu tampak para anggota PBB memenuhi ruangan luas yang dijadikan tempat  rapat besar. Semua perwakilan dari seluruh negara anggota berkumpul. Mereka yang belum tahu mengenai masalah serius yang akan dihadapi terlihat tenang bahkan saling bertukar kabar dengan anggota PBB lain yang sudah lama tidak berjumpa. Berbeda sekali dengan beberapa orang yang negaranya sudah merasakan keganasan kelompok New World. Meski berusaha tampak tenang, kekhawatiran tetap tidak bisa disembunyikan dari raut wajah mereka. Ruangan itu mendadak hening saat rombongan Presiden Amerika Serikat, Allard Walker, masuk ruangan. Mereka saling pandang karena biasanya jika ada salah satu kepala negara yang hadir, maka semua kepala negara juga hadir. Tapi tidak ada yang buka suara untuk mempertanyakan kedatangan Presiden. Setidaknya belum. Setelah semua orang duduk, rapat pun dimulai dengan penjelasan singkat mengenai tujuan rapat. Setelah itu dilanjutkan penjelasan detail dari Johny Jarret yang dianggap lebih paham dalam masalah ini. Kegelisahan mulai terlihat menyelimuti ruangan saat masalah kelompok New World mulai dibahas. Terutama tentang apa yang kemungkinan menjadi rencana mereka dan apa yang bisa mereka lakukan hanya dengan mengandalkan komputer dan jaringan. Keberadaan Presiden Amerika tidak lagi dipertanyakan. “…karena itu kami harap pasukan peretas ini bisa menyamai bahkan melebihi kekuatan kelompok New World.” Johny Jarret mengakhiri penjelasannya. Selama beberapa saat, tidak ada yang bersuara. Kemudian perwakilan dari Inggris angkat bicara. “Pasukan peretas yang dimaksud ini, mereka bekerja untuk negara mana? Apa ada jaminan bahwa negara tertentu tidak akan memanfaatkan keberadaan mereka untuk menyerang negara lain?” Pertanyaan tersebut mendapat anggukan dari anggota yang lain. Jelas mereka khawatir setelah mendengar apa yang bisa dilakukan oleh pasukan semacam itu. “Mereka tidak bekerja untuk negara tertentu.” Johny menjawab. “Bahkan kami pikir lebih baik mereka berada di bawah komando Dewan Keamanan PBB. Itu artinya mereka juga bertugas menjaga keamanan antar negara.” Kali ini perwakilan dari Cina yang bertanya. “Lalu bagaimana cara perekrutan anggota pasukan ini? Anda bilang anggotanya akan dicari dari berbagai negara.” “Kita akan menggunakan media untuk menyebarkannya. Para peretas tidak akan pernah bisa lepas dari media. Pasti informasi ini akan sampai kepada mereka.” “Masalahnya…” untuk pertama kalinya Presiden Walker angkat bicara. Hal ini juga baru terpikir olehnya. “…bagaimana kalau anggota kelompok New World juga mendaftarkan diri? Bukankah kita tidak akan tahu?” Tampak ketakutan tergambar jelas di wajah beberapa orang yang tidak pandai menyembunyikan ekspresi. Yang lain terlihat tegang dengan wajah pucat. Selama beberapa saat, Johny hanya diam memperhatikan wajah-wajah di sekelilingnya. Dia menimbang-nimbang harus mengatakan rencananya atau tidak. Tapi kemudian dia memutuskan harus mengatakannya. Jika memang ada penyusup dari kelompok New World dalam anggota PBB yang berkumpul sekarang, itu berarti salah satu dari dua rencananya berhasil. “Begini, sebenarnya ada dua misi dalam rencana pencarian pasukan peretas ini. Yang pertama seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya. Yang kedua adalah untuk menangkap anggota New World, dengan harapan mereka menyusupkan anggotanya seperti yang dikatakan Presiden Walker. Cara apa yang akan digunakan agar bisa mengetahui orang itu adalah penyusup atau bukan, tidak bisa saya beberkan di sini.” Semua orang tampak lega mendengar penjelasan Johny. Ya, Johny dan timnya sudah memikirkan semua kemungkinan terburuk dengan rencana pencarian para peretas berbakat ini. Mereka juga sudah memikirkan apa yang menjadi pertanyaan Presiden Walker tadi. Tapi Johny pikir, kemungkinan kelompok New World akan menyusupkan anggotanya sangat kecil. Dia malah merasa kelompok itu sengaja ingin bermain-main sebelum meledakkan bomnya. Seperti pemangsa yang senang membuat mangsanya ketakutan dulu sebelum diterkam. Apapun rencana mereka nantinya, yang jelas sekarang semua negara di dunia ini sudah kalah beberapa langkah. Tapi tidak ada yang tidak mungkin, meski hanya bergantung pada keberuntungan. “Sangat melegakan mendengarnya.” Perwakilan dari Perancis berkata. “Kalau begitu, apa nama pasukan peretas ini?” “Aku baru memikirkannya tadi. Kurasa, The Hackers. Bagaimana menurut kalian?” Johny mengusulkan. “Nama itu cukup bagus.” Perwakilan dari Perancis kembali berkata. “Ya.” Yang lain juga setuju. Johny mendesah lega. Setidaknya sekarang mereka memiliki harapan. Harapan bahwa pasukan peretas ini bisa mengalahkan New World. The Hackers. ------------------- ♥ Aya Emily ♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD