BAB 3

1006 Words
Meli berdiri di balkon kamarnya sambil memandang bulan dan bintang-bintang yang tampak bersinar terang di langit malam. Cahayanya mampu menerangi kegelapan malam di bumi ini. Namun, tak mampu menerangi hati Meli yang sedang diselimuti oleh awan gelap. Pembicaraan Meli dengan Mama Fani malam ini telah mengusik hatinya. Meli ingat dengan perkataan Mamanya sebelum ia meninggalkan ruang keluarga. “Keputusan akhir ada di tangan kamu, Mel. Mama nggak akan memaksa kamu. Tapi, Mama harap kamu mau mempertimbangkan hal ini. Tante Amanda dan Om Gunawan adalah ornag-orang yang baik. Selama ini mereka telah banyak membantu keluarga kita,” ujar Mama Fani. “Mama yakin Bryan juga laki-laki yang baik, Mel. Dia akan membimbing dan menjaga kamu sebaik mungkin menggantikan tugas Mama dan Papa.” Mama Fani memang tidak memaksa Meli untuk menerima perjodohan ini. Tapi, ada harapan besar yang terpancar dari sorot matanya ketika Mama Fani memandang Meli. Meli menghembuskan napas panjang. Sekarang dia merasa bimbang. Di satu sisi Meli ingin membahagiakan Mama Fani dengan menerima perjodohan ini, tapi di sisi lain Meli telah jatuh hati pada seorang laki-laki sejak lama. Dia bingung harus mengambil keputusan apa. Haruskah Meli mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan Mama Fani? “Keputusan apa yang harus aku ambil sekarang? Sudah lama aku menyukai Ridho dan hubungan kami sudah semakin dekat sekarang. Haruskah aku mengubur perasaanku kepada Ridho dan menerima perjodohan ini?” tanya Meli pada dirinya sendiri. “Aku penasaran bagaimana reaksi Kak Bryan ketika mendengar rencana perjodohan ini. Mungkinkah dia akan menerimanya? Saat ini karir Kak Bryan sedang berada di puncak, mana mungkin dia mau mengorbankan semua itu demi menikah denganku,” ujar Meli, bermonolog. Meli berulang kali menghembuskan napas panjang. Dia tidak tahu harus mengambil keputusan apa. Meli tidak bisa membayangkan jika dia harus menikah muda dengan Bryan. Mereka berdua tidak saling mengenal. Akan seperti apa kehidupan pernikahan mereka jika nanti Meli dan Bryan benar-benar menikah? Dan bagaimana pendapat para penggemar Bryan jika mengetahui kabar pernikahan idolanya? Meli yakin akan banyak pro dan kontra dari mereka. Dia bergidik ngeri membayangkan reaksi para penggemar Bryan ketika mendengar berita ini. oOo Bryan membaringkan tubuhnya di tengah ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Tatapan matanya kosong. Pikiran Bryan menerawang memikirkan hal-hal yang akan terjadi setelah hari ini. Papa Gunawan dan Mama Amanda telah merencanakan perjodohan Bryan sejak lama. Mereka bahkan telah menyusun rencana pernikahan dirinya dengan matang. Bryan tak bisa menolak semua rencana orang tuanya. Bryan menghela napas panjang. Dia bangkit dari berbaringnya dan duduk di pinggir ranjang. Tangan Bryan masih menggenggam sebuah foto yang tadi diberikan oleh Mama Amanda kepadanya. Dia memandang foto seorang gadis mungil yang tersenyum manis ke arah kamera. “Namanya Meli, Yan. Dia mahasiswa semester tujuh di salah satu kampus di Jakarta. Anaknya Tante Fani dan Alm. Om Ridwan,” jelas Mama Amanda ketika dia menyerahkan foto gadis yang akan dijodohkan dengan Bryan. “Kamu sudah beberapa kali bertemu dengan Tante Fani. Kamu ingat, kan?” Bryan mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari foto di tangannya. Tante Fani sering diundang oleh Mama Amanda ketika di rumah ini ada acara. Bryan beberapa kali bertemu dengannya dan sempat berkenalan dengan teman Mamanya itu. Tapi, dia tak pernah bertemu dengan anak Tante Fani. “Dia cantik, Bang, bahkan tanpa polesan make up kecantikannya udah terpancar. Nggak kayak wanita-wanita yang selalu nempel elo. Mereka cantik karena perawatan dan tumpukan make up tebal di wajahnya,” komentar Putri, memandang foto yang ada di tangan Bryan. “Putri setuju Bang Bryan dijodohkan sama Meli, Pa, Ma,” lanjutnya menyampaikan pendapat. Papa Gunawan dan Mama Amanda tersenyum mendengar persetujuan anak bungsu mereka, sementara Bryan menatap adiknya dengan sorot mata tak suka. Bagaimana bisa Putri dengan mudahnya menyetujui rencana perjodohan Bryan yang telah diatur oleh orang tua mereka hanya dengan melihat foto gadis yang ada di foto ini? “Meli memang cantik sejak dia masih kecil, Put. Dan kecantikannya semakin terpancar ketika dia beranjak dewasa,” ujar Mama Amanda, mendukung pernyataan Putri. “Meli gadis yang baik dan juga ceria. Mama yakin kamu akan cepat akrab dengan dia, Put,” tambahnya menatap Putri. “Tentu saja, Ma. Akhirnya aku akan punya teman yang bisa diajak ngobrol dan juga hangout,” kata Putri dengan nada setengah meyindir. Bryan mendengus. Dia sadar kalimat Putri dimaksudkan untuk menyindir dirinya. Sejak Bryan menjadi seorang celebrity, dia tak pernah punya waktu lagi untuk menemani Putri jalan-jalan atau sekadar mendengar keluh kesah sang adik. Bryan bahkan jarang bertemu dengan Putri karena kesibukannya. “Baguslah kalau begitu. Jadi, nggak akan ada masalah tentang rencana perjodohan Bryan dan Meli,” ujar Papa Gunawan. “Minggu depan kita akan datang ke rumah Meli. Jadi, pastikan kamu mengosongkan jadwal kamu, Yan,” tambahnya memberi tahu. “Iya, Pa,” sahut Bryan, setengah hati. Bryan menghembuskan napas panjang. Dia tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan kedua orang tuanya. Bryan kalah suara karena Putri juga mendukung rencana perjodohannya dengan Meli. Bryan mengambil handphone di atas nakas. Dia mencari kontak nama seseorang, kemudian menyentuh tanda telepon untuk meneleponnya. “Halo, Ngga,” sapa Bryan ketika Angga, manager Bryan, mengangkat panggilan telepon darinya. “Halo. Ada apa, Yan?” balas dan tanya Angga dari seberang sana. “Tolong kosongkan jadwal gue minggu depan, Ngga,” ujar Bryan, to the point. “Eh. Kenapa mendadak, Yan? Minggu depan lo ada pemotretan majalah di Bogor,” kata Angga, memberi tahu jadwal Bryan. Dia terdengar terkejut karena Bryan tiba-tiba memintanya mengosongkan jadwal, padahal tadi sore saat mereka bertemu Bryan tidak mengatakan apa pun. “Gue ada acara keluarga yang nggak bisa ditinggal, Ngga. Papa baru memberi tahu gue tadi,” jelas Bryan, tanpa menjelaskan secara rinci acara keluarga itu. Tolong lo undur atau cancel acara pemotretannya, Ngga, dan sampaikan permintaan maaf gue sama mereka,” lanjutnya meminta. “Baiklah,” sahut Angga, menyanggupi. “Thanks, Ngga,” ucap Bryan, sebelum memutus panggilan telepon mereka. Bryan sudah memutuskan akan ikut bersama orang tuanya dan Putri untuk menemui Meli. Dia ingin tahu bagaimana sosok gadis yang akan dijodohkan dengannya. Lagi pula belum tentu Meli menerima perjodohan ini. Walaupun kemungkinannya kecil, tapi Bryan akan memastikannya sendiri nanti. oOo
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD