11. Apa Semuanya Berjalan Lancar?

1051 Words
Beberapa sayuran tengah dipotong di telanan, jemari-jemari tangan yang sangat lihat memainkan pisau dapur tengah menari di dapur, memotong bawang Bombay, serta bebrapa sayuran lainnya. Di sisi kirinya, terlihat teplon serta panci yang tengah mengebulkan asap. Mengusap kering yang tengah berada didahinya, dilakukan oleh Sea. Ia tengah sibuk mempersiapkan malam bersama dengan River. Seperti biasa, ia lebih memilih memasak daripada makan di luar rumah. Mengingat profesinya, serta status pernikahan dirinya bersama dengan River tidak boleh orang lain tahu. Di meja makan, River tengah menunggu makanan yang dimasak oleh Sea sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Ia membawa laptopnya di dapur, sesekali ia melirik sang istri. Ia merasa jika ia tidak memilih istri yang salah. Walaupun seorang artis, tapi Sea memilih mengerjakan apa yang bisa dia lakukan bahkan tidak memiliki banyak maid serta tinggal di rumah sebesar istana. Ia tidak mengerti dengan sang istri itu tapi ia ingin tahu semua rahasia yang dimiliki oleh Sang istri. Walaupun tinggal di apartement, tapi penghasilan Sea tidak sedikit setiap bulan dari bisnis yang dia jalankan. Jika orang lain menginginkan kehidupan super mewah dirinya malah lebih memilih sederhana. “Ada yang bisa kubantu?” tanya River mengejutkan Sea. Pria itu tiba-tiba saja ada di sana, membuat sang istri terkejut. “Ada yang bisa kubantu?” tanya lagi. “Em …” Pandangan Sea mencari sesuatu yang bisa dikerjakan oleh River, ia tidak melihat apa yang harus dilakukan oleh pria. “Ah, benar. Tolong sayurnya di cuci saja,” ucap Sea sambil melakukan hal lain. River pun mengerjakan apa yang diperintahkan untuk, tapi melihat sang suami yang begitu pelan mencuci sayur, ia pun mengambil alih pekerjaan itu. “Bagaimana jika kau duduk saja, biar aku yang mengurus semuanya,” ucap Sea membuat River mundur beberapa langkah ke belakang. “Duduk saja di sana,” ucap Sea lagi. River tidak beranjak dari tempat duduknya, ia memilih tetap berdiri sambil memperhatikan Sea yang tengah memasak. Melihat suaminya masih belum pergi, ia pun menari pria itu ke tempat duduk. “Duduk diam, dan lihat saja,” ucapnya sambil kembali ke dapur. Satu persatu makanan dihidangkan di atas meja olehnya. Cukup banyak menu masakan yang dia masak. “Apa semuanya berjalan lancar?” tanya River ketika mencicipi masakan yang di masak oleh Sea. “Ya, lancar. Aku memasaknya dengan lanca.,” “Bukan. Aku bertanya tentang merek berdua, apa semuanya lancar?” Kini Sea mengerti apa yang dimaksud oleh sang suami. “Ya, baik-baik saja. tidak ada masalah yang terjadi.” “Bagaimana dengan kontrakmu di agensinya?” “Aku telah menyuruh managerku untuk mengurusnya tapi mereka tidak ingin aku keluar dari sana.” River menyatukan alisnya. “Tidak ingin kau keluar?” “Bukankah kontrakmu telah selesai dengan mereka.” “Yah.” “Hhhm… baiklah. Biar aku yang mengatakan pada mereka, jika kau telah bergabung dengan Cakrawala Management, itu akan mempermudahmu keluar dari agensi mereka.” “Tidak perlu. Aku tidak ingin kau ikut campur dalam pembalasan dendamku ini. aku bisa melakukannya,” ucaap Sea tegas. Ia tidak ingin River ikut campur dalam urusannya, ia ingin melakukannya sendiri. Itu yang dia inginkan. “Jika ada yang lebih mudah, kenapa mempersulit? “Akan semakin menarik,” ucap Sea tersenyum. River menganggukan kepala, jika sang istri membutuhkan bantuannya, ia akan memberikannya. Makan malam pun selesai begitu saja, tanpa banyak obrolan bahkan canda tawa. Sea yang tengah mencuci piring, ditawarkan oleh River agar dibantu untuk mencuci. Pria itu hanya ingin merasakan kebersaamaan dengan istrinya. Tidak lebih, walaupun lebih banyak diam, tapi mereka saling perhatian satu sama lain. “Aku akan tidur lebih dulu,” ucap Sea setelah selesai mencuci piring,” ucap Sea kemudian masuk ke dalam kamar. Sea sangat lelah karena telah mengurus sesuatu tadi siang, sedang suaminya memilih melanjutkan pekerjaan yang tengah menumpuk. Masih beberapa laporan yang harus ia periksa. Empat jam telah berlalu, Sea masih belum bisa tidur hal itu membuatnya keluar dan mencoba untuk membuat segelas coklat hangat, mungkin akan membuatnya tertidur. Ketika baru saja membuka pintu, ia melihat ruang kerja River yang masih terbuka dan lampunya mash menyala, ia pun pergi ke dan membuat dua gelas coklet dan masuk menemui River. “Ingin coklat?” tawarnya. Sea yang melihat river yang tengah sibuk dengan apa yang dia lakukan, hanya bisa menawarkan minuman untuk suaminya. Ia tidak ingin jika dirinya, tidak melakukan sesuatu yang bisa dia kerjakan untuk menyenangkan River. Ia sangat ingin membuat Kekasihnya itu merasa jika dia bisa melakukannya. River menganggukan kepalanya, menandakan jika ia pun menginginkan coklet panas itu. Tidak banyak terjadi, Sea hanya duduk dan memandangi River yang kembali pada pekerjaannya sampai ia tertidur memandangi sang suami. Melihat Sea yang saat ini tengah tertidur di sofa, River menghentikan pekerjaannya dan mendekat kea rah sofa. Ia tidak melihat dengan jelas wajah cantik yang tengah tertidur itu. rambut yang tengah menutup di wajah sang istri di taruhnya di belakang telinga. Sea bahkan tidak merasakan hal itu. begitu pulas ia tertidur. Tidak tega dengan Sea yang tidur di sofa, River pun mengangkat masuk ke dalam kamar. Begitu hati-hati agar tidak membangunkan sang istri, ia tidak ingin Sea terbangun dan ia gagal untuk melakukan tugasnya menggendong sang istri. “Siapa yang menyangka akan menikah dengannya,” batinnya sambil memperhatikan wajah tanpa make up. River tidak pernah menyangka jika ia kana menikah dengan wanita yang telah memakukan cinta satu malam dengannya hal itu sangat tidak masuk akal baginya, namun hal itulah yang trjadi. Kini ia menikah dengan Sea, wanita yang melakukan one night stand bersamanya. Itu sungguh lucu. Ia pun mengakui jika Sea begitu cantik, berbeda dengan wanita yang lebih dipilih oleh mantan kekasih sang istri. Wajah Angel masih di bawa Sea, begitu cantik. Memandangi wajah Sea sejak tadi, membuatnya lupa jika ia bukan menuju ke kamar melainkan ke balkon. Merasa malu karena telah melakukan kesalahan, River pun bergegas masuk ke dalam rumah dan meletakan Sea di atas ranjang. Sea yang merasa tubuhnya dibaringkan di atas ranjang membuka mata, wajahnya begitu dengan River seketika membuatnya cegukan. River tersenyum tapi tidak dengan Sea yang tengah menatap wajah terkejut itu. “Kau tertidur di sofa jadi aku mengangkatmu,” jelas River sambil menaruh Sea dengan sempurna di atas tempat tidur. “Tidurlah, aku akan kembali ke ruanganku,” ucap River, tapi kancing baju yang miliknya, malah tersangkut di rambut sang istri membuatnya Sea sedikit meringis, hal itu membuat River terjatuh dengan menimpa Sea.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD