Layani Aku Dulu

1060 Words
Hingga permainan itu selesai dilakukan. Setelah hampir dua jam lamanya, Jason menggagahi tubuh Kayla. Kini, keduanya tengah sama-sama merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Mengembalikan tenaga yang sudah terkuras habis karena permainan dua jam nonstop. Hanya berhenti kala mengganti posisi. "Sudah cukup, Tuan Jason? Masih ingin, atau sudah menyerah?" tanyanya sembari mengelus d**a bidang Jason. Pria itu menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Kayla. "Belum. Kita akan melakukannya lagi setelah makan malam. Kamu harus mengembalikan tenagamu agar kuat menopang tubuhku," bisiknya kemudian meremas gumpalan daging itu dengan lembut. "Heeumm! Kamu benar-benar akan mengantamku lagi?" tanyanya dengan suara menggoda. Jason mengangguk. Setelahnya, suara ketukan pintu hotel itu membuat Jason harus beranjak dari tempat tidur. Hanya mengenakan handuk kimono, ia membuka pintu tersebut. Beberapa makanan dibawa oleh pelayan hotel di sana. "Selamat makan, Pak!" ucapnya kemudian kembali keluar. Jason kemudian menggendong tubuh Kayla yang belum mengenakan apa pun. Masih polos bahkan sangat berantakan. "Isi perutmu. Aku belum puas menghajarmu malam ini, Honey! Kamu terlalu menggoda. Aku tak kuasa menahan semuanya," bisiknya kemudian meremas gumpalan daging Kayla. Perempuan itu melenguh pelan. Sorot matanya fokus menatap Jason penuh dengan kelembutan. Ia kemudian membuang muka. 'Apa maksud dari tatapan itu? Kenapa misterius sekali,' ucapnya dalam hatinya. Kemudian melahap makanan yang sudah dipesan oleh Jason. "Siapa yang sudah merenggut kesucianmu?" Pertanyaan tak terduga dari Jason membuat Kayla menghentikan acara makan malamnya. Ia kemudian menoleh kepada Jason dan menatap mata lelaki itu dengan penuh. "Kenapa, ingin tahu tentang siapa yang sudah merenggut kesucianku?" Kayla balik bertanya. Jason menghela napasnya. "Hanya ingin tahu saja. Kamu kan, belum menikah. Tapi, sudah bukan gadis lagi. Aku hanya ingin tahu, siapa yang sudah merenggut kesucian kamu." Jason menatap Kayla dengan tatapan dalam. Kayla tersenyum getir. Ia kembali melahap makanan yang belum habis itu. "Tidak perlu tahu. Nanti kamu shock!" Jason terkekeh pelan. "Kenapa harus shock? Memangnya aku kenal, pada orang yang sudah mengambil kesucian kamu?" Kayla kembali tersenyum. Kemudian menggelengkan kepalanya dan kembali melahap makanan miliknya. "Aku hanya penasaran, Honey!" Kayla menatap Jason dengan lekat. "Siapa lagi, kalau bukan mantan kekasihku, Tuan Jason!" "Oh, Honey! Jangan panggil aku dengan sebutan itu!" Kayla lantas mengerutkan keningnya. "Maksudmu?" tanyanya bingung. Jason menghela napas panjang. "Seperti yang aku katakan tadi. Permainanmu, membuatku melupakan segalanya. Aku ... mencintai kamu, Kayla!" "What do you say?" tanya Kayla seolah tak mendengar pernyataan cinta Jason kepadanya. "I love you," ucapnya dengan mata menatap Kayla penuh cinta. Kayla tersenyum miring. 'Drama apa, ini? Kenapa dia mencintaiku? Apakah dia sedang menjebakku?' Kemudian ia menghela napasnya. "Tidak perlu ada cinta, Tuan—" "Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Cukup Jason atau embel-embel yang lebih membuat hubungan kita lebih dekat." Jason benar-benar tak suka dipanggil seperti itu oleh Kayla. Perempuan itu kembali menatap Jason. "Aku rasa, bukankah terlalu dini untuk kamu menyatakan cinta padaku? Ada apa? Aku bahkan tidak pernah berniat untuk mencintai kamu." Jason menghela napasnya. Ia kemudian mengambil sebuah kamera kecil dan memberikannya kepada Kayla. "Ada apa? Kenapa kamu merekam semua adegan yang kita lakukan tadi? Ingin dikirim kepada Miranda?" Kayla tergagap. Jason berhasil menemukan kameranya. Ia harus mencari alasan yang logis agar tidak ketahuan niatnya yang sudah diketahui oleh Jason. "No! Aku tidak mengenal istrimu. Selama satu minggu aku bekerja denganmu, kamu tidak pernah memperkenalkan aku dengan istrimu itu. Hanya untuk koleksiku saja. Bukan untuk apa-apa." Kayla mengatur napasnya agar terlihat lebih tenang. "Are you sure?" tanya Jason meyakinkan Kayla. Perempuan itu mengangguk. "Ya. Banyak koleksi di rumahku. Jika kamu ingin melihat, betapa seksinya kala aku bermain." Jason terkekeh. Kemudian menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak perlu. Aku hanya ingin dipuaskan, bukan untuk direkam seperti itu. Jangan berikan pada Miranda. Belum saatnya untuk berpisah dengannya." Kening Kayla mengkerut. "Ada niatan, untuk bercerai dengannya?" tanyanya ingin tahu. Jason mengendikan bahunya. "Tidak ada. Aku tidak pernah berniat untuk menceraikan dia. Tapi, niatku untuk setia padanya saja sudah aku ingkari." Kayla tersenyum pasi. "Ambigu. Lalu, siapa orang yang kini ada di hati kamu? Aku atau ibu dari anak-anakmu?" "Keduanya. Dua-duanya ada di hatiku." Kayla manggut-manggut. "Tapi, Jason. Aku menawarkan diri hanya untuk menjadi pemuas nafsumu. Bukan untuk kamu cintai. Bahkan, tidak ada sejarahnya pria mencintai orang yang dengan senang hati memberikan tubuhnya kepada pria yang bukan miliknya." "Aku tau, apa yang kamu rasakan. Dua hari yang lalu, aku melihatmu sedang menangis. Mustahil rasanya jika bukan karena orang yang sudah merenggut kesucian kamu. “Aku siap, menjadi pengganti orang yang sudah mengkhianati kamu. Walau hanya sebatas hubungan ranjang. Pemuas nafsu belaka, naik turun ranjang dan membuatku puas." Jason mengecup kening Kayla. Ucapannya sungguh membuat dirinya seolah terjebak sendiri oleh jebakan yang dia buat. Bukan itu yang Kayla inginkan. "And i know, kamu memiliki gairah tinggi. Sama sepertiku. Tapi, Miranda tidak pernah bisa memuaskanku. Terlalu banyak mengeluh. Seperti yang aku katakan saat bercinta." Kayla menatap Jason. 'Niatku hanya ingin membalas dendam kepada Miranda dan juga Bisma. Dan aku pikir, Jason juga akan merasa bersalah karena sudah mengkhianati Miranda. ‘Tapi, kenapa dia malah seolah mendukungku? Andai dia tau, siapa orang yang sudah membuatku menjadi seperti ini, dia pasti akan menghentikan semuanya.' Kayla bahkan tidak tahu situasi apa yang sedang dia alami saat ini. Jason—yang tak lain adalah suaminya Miranda malah mencintainya. Bahkan, ia mau membantu memulihkan rasa sakit yang ada di dalam hatinya. Luka yang teramat sakit karena ditinggal menikah oleh Bisma. "Kita bisa jadi partner, Honey. Kamu memang tidak akan pernah mau mencintaiku. Bukan hanya karena aku sudah beristri dan punya dua anak, karena usiaku pun sangat jauh denganmu. Cukup jadi partner ranjangku saja, kalau memang tidak bisa mencintaiku." Kayla tersenyum pasi. "Hanya ingin mengobati luka yang masih aku rasakan kini?" Jason menggendong tubuh Kayla ke atas tempat tidur. Kemudian menganggukkan kepalanya sembari mengusapi gumpalan kenyal milik wanitanya itu. "Ya. Nikmati saja peran yang sudah kamu tawarkan padaku. Biar aku saja yang mencintaimu. Setelah siap untuk membuat mantan kekasihmu menyesal, bilang saja." Jason berbicara sembari bermain-main di atas d**a Kayla. Perempuan itu melenguh pelan. 'Apakah aku harus memberi tahu yang sebenarnya? Bahwa Bisma-lah, kekasih yang sudah mengkhianatiku?' Kayla geleng-geleng kepala. Kemudian melenguh nikmat tatkala bibir Jason menyesap pucuk yang sudah menegang sedari tadi. "Eum!! Jason. Apakah kamu ingin tau, siapa pria yang sudah meninggalkanku?" tanyanya dengan suara penuh gairah. Jason menggeleng. "Layani aku dulu. Setelah itu, kita bahas hal ini. Aku sudah tak tahan." Kemudian, pria itu menyatukan miliknya yang sedari tadi berdiri tegak dan ingin segera masuk ke dalam lubang kenikmatan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD