Obsession || Epilouge ||

1717 Words
Seorang wanita menatap kosong Vodka yang berada di depannya, entah sudah gelas ke berapa ia minum tapi ia tetap tidak bisa melupakan kesedihan yang sudah menghantuinya sejak mendapat kabar akan kematian tunangannya karena sebuah kecelakaan di Brazil. Wanita yang bernama Aria Mozart Kennedy itu menghembuskan nafasnya lalu menutup matanya sejenak, ia mencoba melihat sekelilingnya, ia sedang duduk di bar sendirian dengan perasaan hancur di tengah keberadaan orang-orang yang menikmati hidupnya. Musik berdentum dengan sangat keras, beberapa ada yang menari di dance floor, lalu ia melihat di sebelahnya ada sepasang kekasih yang sedang berciuman seolah dunia sudah jadi milik mereka. Tanpa mengetahui bahwa wanita di sebelah mereka sedang mengalami duka mendalam akibat kematian tunangannya. Lalu di pojokkan ia melihat dua lelaki tampan yang sedang menggoda dua perempuan pirang yang juga terlihat senang dengan kehadiran lelaki tersebut.   Hari ini, bar ini begitu ramai, mungkin karena ia datang pada saat jam yang ramai, Aria kembali menatap gelas Vodka miliknya dengan tatapan hampa dan bosan, Aria tidak mengerti mengapa takdir hidupnya begitu kejam padanya, dimulai ketika ibu dari tunangannya, Zach Murry tidak mengizinkan untuk memiliki hubungan denganku hanya karena keluargaku pernah membuat bangkrut perusahaannya, saat itu Aria dan Zach sudah bertekad akan meninggalkan keluarga mereka masing-masing dan menjalani hidup berdua, tetapi ternyata takdir berkata lain ia harus mendapat kabar Zach meninggal di Brazil karena sebuah kecelakaan, dan ibu Zach yang sejak awal sudah membenci dirinya terus menyalahkan Aria karena kematian dari putranya. Membuat Aria semakin Stress dan akhirnya memutuskan untuk pergi melarikan diri ke Hawaii mencoba melepas semua kekejaman takdirnya dan menghibur dirinya.   Aria kembali menangis ia tidak dapat menahan air matanya, Aria yakin bahwa Zach juga ikutan sedih melihat kondisi dirinya yang hancur seperti ini. Aria mencoba mengangkat kembali kepalanya dan meminum gelas vodka yang ada di tangannya untuk ke sekian kalinya, Aria mulai mabuk dan tidak dapat mengendalikan dirinya. Aria mencoba menyadarkan dirinya tetapi efek dari vodka sedang bekerja sekarang. Aria tahu dirinya terlihat berantakan sekarang, ia mendapat tatapan jijik dari lelaki maupun perempuan yang melewati dirinya. Aria berjanji pada dirinya ini akan menjadi minuman terakhirnya, akhirnya ia meminum tegukan terakhir lalu ia akan kembali ke kamar hotelnya dan tidur, lalu terbangun pada siang bolong.   Tetapi saat bartender memberikan gelas vodka, tiba-tiba ia merasakan kehadiran seorang lelaki tampan yang entah berasal dari mana. Aria menoleh dan mendapati lelaki yang duduk di sebelahnya dan sedang menatapi dirinya, tidak ada jarak sedikit pun diantara mereka. Aria menjauh dengan memberikan jarak dua bangku. Aroma maskulin dari wangi parfumnya memenuhi hidung Aria membuat dirinya sesak berada di dekat lelaki itu.   “Having a bad day ?” seru lelaki itu dengan suaranya yang rendah, Aria berani bersumpah baru pertama kali ini ia mendengar suara yang begitu seksi. Aria mengedipkan matanya, memastikan apa lelaki ini sedang berbicara padanya? Dan benar saja lelaki itu sedang menatapnya seperti ingin memakan mangsanya hidup-hidup.   “You speak English right?” Tanya lelaki itu, Aria kaget dan langsung tersadar.   “ Oh Yea of course, sorry tadi aku bingung apa kau berbicara dengan ku” jawab Aria singkat, lelaki itu tersenyum, ia yakin perempuan manapun akan meleleh di posisinya sekarang.   “Apakah sulit percaya padaku bahwa aku ingin berbicara denganmu?” Tanya lelaki misterius itu.   “you know the answer,” Jawab Aria sambal tersenyum sinis lalu meminum vodkanya, lalu lelaki itu tertawa rendah.   “Well, sebenarnya aku tidak mengetahui jawabannya,” seru lelaki itu.   “Listen pretty boy, biar ku beritahu sedikit tentang hukum alam, lelaki macam sepertimu tidak perlu mengajak wanita seperti diriku di bar,” Jawab Aria santai sambal kembali meminum vodka. Aria melirik, alis lelaki itu terangkat.   “Lelaki seperti diriku? Memangnya aku lelaki seperti apa menurutmu?” Tanya lelaki itu dengan polos. Dari matanya terlihat jahil dan penasaran dengan jawaban yang akan Aria berikan.   Jika lelaki di depannya ini berharap dirinya akan memujinya, jangan harap hal itu akan terjadi.   “From what I see, kau adalah lelaki yang hanya dapat menarik perhatian perempuan dengan pesonamu saja, lalu kau mengajak mereka untuk tidur bersama dan besoknya kau bahkan lupa dengan namanya,” ujar Aria jujur. Karena dari apa yang Aria lihat lelaki yang ada di depannya tidak kekurangan akan pesonanya, Aria menatap lelaki dengan seksama, ia memiliki kaki yang panjang, tubuhnya yang cukup tinggi, dan badannya yang kekar tampak dirinya seperti bak dewa. Sesaat saja mata mereka bertemu, matanya gelap dan bentuk bibir yang sempurna dengan rambut coklat. Yaps betul sekali dia tidak kekurangan akan pesona.   “Aku tidak bisa mengelak karena memang kau benar tentang itu,” jawab lelaki itu santai. Tidak marah karena Aria sudah menghina di depannya secara terang-terangan padahal Aria berharap lelaki itu marah dan pergi dari hadapannya.   Ternyata memang lelaki yang ada di depannya adalah lelaki b******k. Sangat disayangkan, Aria benci seorang b******k, setampan apa pun lelaki itu Aria akan menolak.   “Ku sarankan lebih baik kau mengajak wanita berambut hitam itu karena sejak tadi ia tidak berhenti menatapimu” ucap Aria acuh. Mata lelaki itu mencari sosok yang Aria bicarakan, lalu ketika lelaki itu menemukan wanita itu, Aria berani yakin barusan saja ia melihat wanita itu berkedip genit pada lelaki yang ada di depannya.   “Tapi kau lebih menarik daripada wanita itu,” seru lelaki itu kembali menatap Aria intens. Aria tidak percaya yang baru saja lelaki itu katakana, dengan jelas di seberang sana ada wanita berambut hitam yang sexy as f**k, dan lelaki ini malah memilihnya? Of course not, ini bukan negeri fairytale b***h, dimana lelaki tampan lebih memilih wanita yang biasa saja untuk menjadi istrinya dan live happily ever after.   Terlihat jelas sepertinya lelaki di depannya ini tidak begitu putus asa nya pada wanita karena tidak ada yang ingin berbicara padanya, hingga terpaksa memilih Aria yang jelas bukan sejenisnya.   Yang berarti, motifnya cuman satu yaitu ingin menidurinya.   “Tertarik untuk kau tiduri jika memang itu yang kau maksud?” Tanya Aria sinis sambal memutar bola matanya, lelaki itu hanya tertawa dengan suaranya yang rendah.   “You know what, itu bukanlah ide yang buruk kan” Jawabnya sambal tersenyum menggoda   ‘Really b***h! Now he tease me’ batin Aria sebelum Aria sempat menjawab, lelaki itu menambahkan.   “Sejujurnya aku sudah memperhatikanmu semingguan ini, kau sering kemari minggu ini bukan?” Tanya lelaki itu, Aria tersentak kaget, oke fix dia terlihat berlebihan tapi ia benar sangat kaget, lelaki di depannya ini memperhatikan dirinya, astaga bahkan ia kemari dengan penampilan yang paling buruk di bar ini. Ia mencoba mengingat kembali apa yang ia kenakan kemarin.   Kemarin malam ia mengenakan piyama tidur bewarna gold dan kacamata hitam, lalu rambutnya sama seperti ini di sanggul asal, kemarin ia sudah mabuk sebelum datang ke bar dengan mata bengkak karena menangis seharian penuh, akhirnya ia memakai kacamata hitam di tempat yang sudah gelap untuk menutupi mata bengkaknya, ia menyadari ia akan terlihat sangat konyol dan orang membicarakan dirinya perempuan freak.   “Aku tidak menyadari ada seorang lelaki yang telah memperhatikan ku semingguan ini, tapi sayangnya aku tidak membutuhkan perhatianmu pretty boy. Jadi bisakah kau pergi dari hadapanku” ucap Aria santai sambal tertawa kecil   Lelaki di depannya ikut tertawa pelan, oh god bahkan suara tertawanya saja seperti dewa yang sedang tertawa sopan dan tetap berwibawa, tapi Aria melihat di mata lelaki itu penuh dengan humor, seolah dirinya menikmati waktu bersama dengan dirinya.   “Apakah kau mengincap di hotel ini?” Tanya lelaki itu.   “yes you’re right sir, kenapa? Apa penampilanku sangat terlihat bahwa aku baru bangun dari Kasur?” Tanya Aria santai walaupun ia tahu memang itulah kenyataannya, ia hanya ingin mengetahui pendapat lelaki di depannya ini   “Kau lebih terlihat seperti perempuan yang baru saja bercinta hebat di Kasur, dan membutuhkan minum sebanyak mungkin di bar, dan sepertinya kau membutuhkan teman minum.” Jawab lelaki itu lantang, Aria tidak bisa membedekan lelaki ini sedang memuji dirinya atau malah menghinanya.   “Tampaknya kau sangat berpengalaman sampai bisa beranggapan seperti itu” seru Aria yang ikut dalam permainan lelaki ini.   “I’ll bet semua lelaki akan beranggapan sama denganku” jawab lelaki itu.   ‘b******n’ batin Aria sambal memaksa senyumnya, ia meneguk vodka terakhir, ia lelah mengurus lelaki di depannya dan segera menuju kasurnya dan melupakan lelaki tampan di depannya, tapi sepertinya lelaki di depannya tidak akan membiarkan Aria pergi.   Aria melihat uluran tangan dari lelaki itu sambil memperkenalkan namanya “Bick Russel” Aria mengangkat alisnya tinggi ketika mendengar nama konyol itu, sungguh tidak cocok dengan penampilannya yang gagah dan maskulin.   “you?” Tanya Bick. Karena Aria yakin dengan pasti Bick bukan nama asli lelaki ini, akhirnya ia mencari nama palsu untuknya juga.   “Vitta Marwell” ucap Aria dengan mata menantang.   Bick memiliki kecurigaan yang sama dengan Aria. Walau kalau dipikir nama Vitta terdengar nama yang umum tidak seperti ‘Bick”   Aria mulai merasakan pening di kepalanya, dan ia merasa terbakar dengan tatapan Bick. Semoga dewa alam menjaganya untuk malam ini saja Aron tidak bisa mengelak bahwa wanita yang mengaku sebagai Vitta Marwell ini menarik perhatian dirinya untuk semingguan ini. Walaupun dirinya hanya memakai piyama dan sandal jepit, kaca mata besar yang menutup mata biru tua yang indah itu, dengan rambut yang di sanggul berantakan, entah kenapa membuat kesan seksi. Sepertinya Aron kali ini sudah gila dengan masalah ibunya yang terus mempertemukan dirinya dengan wanita pilihan ibunya.   “Apa kau menikah ? atau memiliki kekasih?” Tanya Aron, karena ia terlalu malas berurusan dengan lelaki mana pun yang memiliki hubungan dengan wanita ini.   “Bagaimana kalau benar aku memiliki kekasih?” Tanya Vitta santai. Aron hanya tersenyum.   “Tidak masalah, karena kau pasti baru putus dengannya, karena kau sangat terlihat seperti orang yang baru putus cinta,” Jawab Aron. Aron dengan jelas dapat melihat ada kesedihan di mata Vitta. Vitta membuka kacamata hitam lalu melepas sanggulnya, membuat rambut pirang nya yang indah dan lembut menutupi punggungnya.   “Apa aku sudah tidak terlihat seperti wanita yang baru patah hati lagi?” dengan senyum simpulnya, Aron mengerjapkan matanya, ia masih tidak percaya apa yang baru saja ia lihat di depannya.   Aron berani bersumpah wanita ini tiba-tiba berubah menjadi wanita yang sangat berbeda hanya dengan melepas kacamata dan sanggulnya.   Aron memang tidak pernah salah dalam melihat, wanita di depannya benar-benar mengagumkan, sangat cantik bahkan lebih menggairahkan di banding dengan sanggul berantakan.   Aron menggeram pelan, ia tidak bisa mengontrol pikirannya, ada satu hal yang ia sangat sadari, ia sangat ingin meniduri wanita ini. Aron sangat ingin menculik Vitta ke kamar hotelnya sekarang juga.   Dan yah ia berdoa semoga obsesinya yang sementara ini terhadap wanita di depannya akan berakhir ketika ia meninggalkan Hawaii, berharap semua pikiran dan perasaan aneh ini akan hilang ketika ia sudah meniduri wanita ini.   Tapi kembali melihat ke kehidupan normalnya. Menjadi Aron Drew Morgan, yang memiliki reputasi keluarga yang sangat baik, tetapi tetap di sukai oleh semua wanita, hanya karena uangnya saja tidak lebih.   Bagusnya wanita di depannya ini tidak tau siapa dirinya, hal itu menjadi semakin mudah, ia tidak perlu repot dan pusing mendapati wanita yang terus akan mengejarnya seakan dirinya satu-satunya lelaki di dunia.    TO BE CONTINUED ---- ____________________ Jangan lupa untuk tinggalkan Love dan Komentar ya buat aku Semangat *BIGHUG* Thankyou, Kez 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD