Glad to see her

2586 Words
Aria : Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, Bick Russel berjalan dengan santainya memasuki ballroom dengan aura nya yang bak dewa, memancarkan aura berkuasa. Seolah dialah yang memiliki acara ini, Aria mengerjapkan matanya, apa ia salah liat? Tapi itu tidak mungkin, kali ini berani yakin kalau ia benar-benar melihat lelaki itu, Bick Russel, sekejap Aria langsung memalingkan wajahnya dan tetap memunggungi pintu dan Bick. Sekarang rasanya Aria ingin begitu pergi dari ballroom secepat mungkin hingga menghilang agar lelaki itu tidak melihat dirinya. "Ela aku akan-" ucapan Aria terpotong. Karena mengetahui keberadaan Ela yang sudah tidak ada lagi di sebelahnya, Aria melirik Ela berjalan ke arah mana tapi tak kunjung juga menemukannya. Aria melirik ke belakang dan mendapati Bick Russel yang berjalan santai menuju ke posisinya, Aria melihat sepertinya Bick masih belum menyadari akan kehadiran dirinya di pesta ini. Sekarang Aria tidak bisa diam saja di posisinya saja jika tidak dia pasti akan tidak sengaja berpapasan dengan lelaki b******k itu. Aria berjalan di kerumunan yang entah kenapa ruangan ini begitu sempit rasanya, Aria berjalan dengan begitu tergesa-gesa hingga menabrak wanita  paruh baya yang ternyata merupakan ibu dari temannya yang memiliki acara ini.  "Aria apa yang membuatmu sangat terburu-buru?" tanya Carla walton "Oh my god i'm so sorry Carla, apa kau baik-baik saja ? maafkan aku tadi aku tidak sengaja menabrakmu" Jawab Aria panik "It's fine Aria, tapi kenapa kau terlihat terburu-buru sekali tadi?" tanyanya lagi. "Ouh em tadi itu aku sedikit sesak di kerumunan jadi aku buru-buru pindah ke tempat yang lebih leluasa" jawab Aria ngasal "Oh begitu ya sepertinya aku mengundang terlalu banyak orang... oh iya aku hampir saja lupa, Apakah Cindy sudah memberitahumu bahwa kau yang akan memberikan kata sambutan sebagai sahabatnya ?" tanya Carla.  's**t ' ia melupakan hal itu matilah ia belum menyiapkan kata-kata sambutannya sama sekali. Aria melihat Carla yang seperti sedang menunggu jawaban darinya. Padahal sudah dari jauh-jauh hari Cindy memberitahunya, tapi ia bagaimana bisa lupa sekarang. "Tentu saja sudah Carla, Cindy tidak akan mungkin melupakan hal itu" jawab Aria tersenyum palsu. Dari kejauhan terlihat ada sekumpulan teman-temannya Carla yang melambaikan tangan kepadanya. Sepertinya Carla dipanggil untuk menghampiri mereka. Dan yaps betul saja dugaanku. "Syukurlah kalau kau sudah tahu, aku akan berbicara denganmu nanti lagi ya. Teman-temanku memanggilku" balasnya lembut. aku tersenyum simpul. Setelah Carla pergi dan menghampiri teman-temannya, Aria dengan segera menuju ke toilet yang memang tujuannya hanya satu yaitu memikirkan kata sambutan yang akan ia ucapkan nanti. Aria membutuhkan ketenangan untuk berpikir dan pas sekali toilet sangat sepi tidak seperti biasanya yang ramai. Ia habiskan 10 menit berdiam diri di dalam Toilet dan ketika ia sudah mendapat ide untuk kata sambutannya nanti ia keluar dari toilet, Terkaget dengan apa yang ia lihat di depan. Terdapat sepasang kekasih yang sedang asiknya b******u di toilet perempuan, Aria memutarkan bola matanya dan pergi meninggalkan sepasang love bird disana. Sesampainya ia di ballroom ia merasa mendengar namanya disebut yang arahnya berasal di atas panggung, Aria melihat sekeliling dan bisa merasakan seluruh orang yang ada di ballroom ini menatapi dirinya. Aria berjalan menuju ke atas panggung sambil mendapat lirikan dari beberapa lelaki yang menggoda dirinya. Sekarang Aria dengan menawan sudah berdiri di atas panggung dan tanpa berlama-lama ia langsung memberikan kata sambutan yang ia sudah pikirkan sebelumnya. Tidak perlu diragukan lagi kecerdasan yang Aria miliki hanya dengan ketenangan semua sudah beres, Ia berbicara dengan sangat lancar. Terlihat dari beberapa tempat Aria mendapati para lelaki tidak dapat melepaskan pandangan mereka dari kecantikan yang Aria miliki. Semuanya tampak memperhatikan dirinya, setelah selesai memberikan kata sambutan semua orang memberikan applause yang begitu meriah. Sebelum Aria turun dari panggung ia melihat sekeliling dan mendapati Bick Russel yang juga menatapi dirinya dengan senyum khas nya yang menggoda. Seketika kami jadi seperti lomba tatap mata, aku terfokus dengan Bick dan sama hal nya Bick juga terfokus dengan Aria.  Aron :  Ketika semua orang melihat ke arah belakang dan Aron jadi terikut menoleh ke belakang dan  mendapati wanita yang bernama Vitta Marwell yang ia kenal sedang berdiri dengan sangat anggun. Dress merah yang menyelimuti badan indahnya beserta riasan yang menghiasi mukanya membuat dirinya terlihat So Beautiful. Aron sangat membenci pikirannya ia membayangkan kembali dirinya dulu yang bersenang-senang dengan wanita yang ternyata bernama Aria Mozart Kennedy. Sejak kejadian malam itu Aron tidak bisa melupakan Aria, ia pikir Aria akan seperti wanita lain yang hanya 1-3 hari lalu Aron akan melupakannya. Tapi Aria sungguh berbeda.  Aron menatapi Aria yang berjalan ke atas dengan begitu menawan dan sekarang tidak hanya dirinya saja  yang terfokus kepada Aria. Tetapi hampir semua lelaki yang ada di acara ini ikut memperhatikan Aria yang sekarang sedang memberikan kata sambutan. Aron merasa marah dan jengkel mendapati ada lelaki lain yang akan menggoda Aria, hanya ia seorang yang bisa memiliki Aria. Sekarang rasa obsesi ini tidak bisa berakhir. 'Akan ku buat kau jatuh cinta padaku Aria' batin Aron. Aria : Aria merasa sangat deg-deg an saat moment dirinya dan Aron saling menatap satu sama lain. Pikirannya sangat kacau, Aria tidak ingin Aron tahu akan kehamilannya karena bagi Aria pasti Aron akan menolak hubungan itu. Sepertinya Aria harus pulang ia terlalu lelah berada di pesta ini, ketika Aria ingin berjalan ke arah pintu keluar, Ela merangkulnya dari belakang. "Aria! Ada yang ingin ku kenalkan dengamu," ucap Ela riang seperti biasa, Aria sangat ingin melarikan diri rasanya jika lelaki itu yang Ela maksud adalah Bick Russel.  Sayangnya itu tidak mungkin. Karena sudah terlambat. Aria menarik napasnya mencoba tenang, lalu membalikkan tubuhnya, dan matanya lengsung bertemu mata gelap milik Bick, Semuanya masih sama seperti yang Aria ingat, hanya saja sepertinya rambut Bick sedikit lebih panjang. Bick mengedipkan matanya, tapi Aria dapat melihat kilatan jahil di matanya, Apa Bick sudah lupa dengannya? Astaga Aria sangat berharap begitu.  "Aria, ini Aron Drew Morgan. Aron, ini sahabatku Aria Mozart Kennedy," ucap Ela. Aron? Oh ternyata itu nama aslinya, setidaknya nama satu ini terdengar lebih cocok pada sifat bajingannya daripada nama Bick yang terdengar sangat konyol. "Kata sambutan yang bagus," ucap Aron santai. Ia berdiri di situ dan menatap Aria seolah Aria ini adalah makanan paling lezat. Aria jadi kembali merasa terbakar oleh tatapannya, Aria berharap ia dapat membaca pikiran Bick alias Aron Ela menyenggolku. "Thankyou Mr. Morgan" balasku santai. Aron terlihat begitu seksi dengan senyuman khasnya. "Call me aron,"  aku hanya tersenyum palsu seolah menerimanya memanggil dengan sebutan Aron. Setelah itu tidak ada yang berbicara, Aron tidak mengatakan apa pun lagi dan ia hanya terus menatap dirinya instens. Ela mendeham. "Maaf, Aku sempat terpesona dengan kecantikan temanmu ini," Seru Aron sambil tersenyum menggoda sekarang. Aria sekarang menjadi murka. Berani-beraninya lelaki ini! Pergi meninggalkan dirinya tanpa mengucapkan apa-apa, dan sekarang kembali seolah ia tidak berdosa sama sekali. Aria sekarang menatapnya tajam. Ia tidak akan bersikap sopan dan baik kepada Aron, jika Aron dimaafkan Aria, Aron harus memotong tangannya dulu, dan mengatakan betapa ia sangat menyesali perbuatannya. Aria tidak akan lagi merasa terpesona dengan ketampanan yang Aron miliki! 'i hope so'  batin Aria Aria melihat wajah Ela yang sangat berubah begitu ceria akan kehadiran seseorang, Aria mengikuti arah tatapan Ela dan ternyata wanita paru baya yang begitu cantik untuk wanita seumurannya.  "Aunty Merlyn!" Tante nya Ela ikut tersenyum lebar ketika melihat Ela. "Ela Darling." Ucap tante nya, dan ia langsung memeluk Ela "Oh Siapa ini? kau bawa teman?" Tanya tante nya penasaran. "Oh yes, Aunty ini sahabatku, Aria Mozart Kennedy. Aria ini Aunty kesayangkan ku, Merlyn Morgan" Ela memperkenal kan. "Hi nice to see you Mrs. Morgan!" Ucap ku sopan sambil tersenyum ramah kepadanya. Mrs. Morgan seperti sedang menyelidiki ku dari atas sampai bawah, seteleh beberapa menit hening tiba-tiba ia tersenyum sangat lebar dan beigtu ramah. Entah kenapa kesannya membuat ku menjadi takut. "Ouh so sorry, kau tidak perlu tegang beigtu aku lagi mengagumi kecantikan mu. Kau sungguh cantik Aria. Ku kira kau adalah seorang model. Nice to meet you to Aria." Jawab Mr. Morgan "Hahaha aku jadi merasa tinggi disangka model Mrs. Morgan" balas ku. "Panggil aku Merlyn saja." Ucap Merlyn dengan tersenyum manis. "Oke Merlyn" Jawab ku. Setelah itu Ela dan Melryn mengobrol hal random. Aku sangat suka dengan Merlyn dia dia begitu baik, dia seperti tipe Sweet Mother. Sayang sekali aku tidak bisa mengobrol banyak dengannya karena Melryn harus menyapa teman-temannya. "Aria maaf sekali ya, sebenarnya aku mau sekali mengobrol dengan kalian berdua tapi temanku sudah memangilku jadi mau tidak mau." Ucap Merlyn. "No problem Merlyn kita masih bisa mengobrol lain waktu." jawab ku sambil tersenyum. Merlyn pun ikut tersenyum. Setelah itu Merlyn pergi untuk menyapa teman-temannya. "She likes you already. Dia seperti itu hanya kepada keluarga saja, biasanya dia terlihat biasa saja." ucap Ela. "Well, aku juga sangat menyukai nya. Dia sangat baik dan ramah" jawab ku. "Okey then, sekarang waktunya kita melakukan tujuan kita di sini." ucap Ela "Apa maksudmu tujuan ??" tanya ku bingung.  " C'mon Hunting a man for you Aria! apa kau akan terus menjomblo selamanya. Let's Go." Jawab emo dengan semangat. Aku menghela nafas. Akhirnya kita berdua keliling-keliling menyapa kenalan dari Ela, Well aku tidak bisa mengelak mereka semua tampan dan kaya-kaya, dan rata-rata mereka menunjukkan sifat kedua alias acting like a gentleman , justru aku malas sekali dengan lelaki seperti itu. Aku seperti tidak memiliki semangat untuk berkenalan dengan lelaki yang Ela kenalkan. Mereka semua terlihat sangat fake, Gentle di depan tidak tau dalamnya bisa jadi sama bajingannya seperti Aron.  "Kenapa kau terlihat sangat cuek sekali, apa mereka bukan tipe-tipe mu?" tanya Ela bingung. "Kau benar sekali, mereka sama sekali bukan tipeku." balasku santai sambil tersenyum palsu. "Hemm mungkin Aron memiliki kenalan siapa tau cocok dengan mu. Tipe mu yang dewasa kan!" ucap Ela girang. Ela menarik pergelangan tanganku untuk datang mehampiri Aron yang sedang asik mengobrol dengan teman-temannya. "Excuse me boys, boleh kami ikutan? kami merasa bosan disini" ucap Ela manis "Kenalkan dia Ela saudaraku dan ini temannya Aria." balas Aron yang memperkenalkan Aku dan Ela di depan teman-temannya. Dengan sifat friendly dan seru nya Ela, sekarang ia sudah jadi akrab dengan teman-temannya Aron. Teman-teman Aron menyapa kami dengan sangat ramah, ada yang sangat sopan dan ada juga sifatnya tidak jauh beda dengan Aron, b******k. "Nice to meet you Aria" ucap sopan lelaki bermata biru. 's**t dia terlihat lebih anak baik dari semuanya' batin Aria "Aria masih lanjang, sama sepertiku kita lebih bahagia sendiri bukan begitu Aria?" tanya Ela sambil mengedipkan matanya pada Aria, Aria tertawa geli. "Setidaknya alasanku lebih jelas dan jauh berbeda dengan alasan mu yang tidak jelas," goda Aria. "Apa alasanmu?" tanya Aron penasaran. Sekarang Aria ingin mengutuk dirinya sendiri. "Saya yakin itu bukan urusanmu, Mr. Morgan," Seru Aria dengan sedikit penekanan. Aria menjadi marah mengingat Aron pergi seenaknya, tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun. Aron tidak menjawab, ia hanya menatap Aria. Athena tidak akan bersikap sopan atau baik pada makhluk b******k ini. Ela mendeham.  Berjalannya waktu Ela asik menghabiskan waktu mengobrol dengan lelaki paling sopan diantara semua temannya. Dan teman lainnya pergi satu per satu untuk mencari sebuah mangsa malam ini. Rasanya begitu canggung hanya Aria dan Aron yang tidak ada perbincangan.  "Aria aku pergi dulu dengan Johnny okey" ucap Ela riang. Sepertinya hubungan Ela dengan Johnny menjadi cukup dekat. Tapi tiba-tiba aku teringat jika Ela pergi berarti artinya hanya menyisakan dirinya dan b******n ini. Wajah Aria pucat, ketika Ela akan pergi, oh tidak, jangan pergi Ela, jangan tinggalkan dirinya dengan saudara b***t mu ini. Ketika Ela pergi, Aria dengan cepat mencoba ikut pergi dari situ, tapi ia merasakan tangan Aron yang menahan tangannya. "Berusaha kabur dariku huh?" tanya Aron  "Aku butuh udara segar, disini beigtu padat membuatku sesak," ucap Aria acuh "Kalau begitu aku akan ikut denganmu," seru Aron. Aria mengerutkan dahinya ketika Aron menggemgam tangannya lalu menarik Aria pergi dari Ballroom menuju ke teras terdekat. Apa Aron sudah lupa bahwa dirinya adalah Vitta Marwell wanita yang ia ajak senang-senang di Hawaii? Aria kira Aron hanya berakting di depan Ela saja. "Sayangnya aku tidak mengizinkanmu untuk bergabung denganku," ucap Aria ketika mereka sudah sampai di Balcon hotel. Hanya ada mereka berdua disitu. "Tapi sepertinya aku tidak membutuhkan izin darimu, kau tidak akan menolak juga bukan? kecuali kalau kau pengecut," goda Aron. Matanya berkilat jahill, tidak tidak, Aria yakin Aron mengingatnya. Sekarang Aron memancingnya, 'asshole kau pikir aku akan terpancing' batin Aria "Oh atau karena kau mempunyai harga diri yang terlalu tinggi, sehingga kau tidak berani bertanya karena tidak mampu menerima penolakan dariku" tanya Aria menahan emosi "Tapi kita sudah disini yang berarti kau sudah mengizinkanku," jawab Aron yang belum juga melepaskan matanya dari Aria, seperti ingin memakan Aria sekarang juga. "Leave me alone Aron." ucap Aria dengan tenang dan memutuskan kontak mata dengan Aron dan menatap langit malam. Aria mendeham karena tidak melihat ada reaksi apapun dari Aron. "Kalau kau tidak pergi, aku yang pergi" ucap Aria lalu mencoba membuka pintu balcon, tapi ia terkesikap ketika lengan kuat menarik tangannya dan membuat Aria terpojok di dinding balcon. "We need to talk Aria," ucap Aron  "Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi Aron, dan sepertinya kau sudah memutuskan untuk tidak pernah berbicara lagi denganku sejak kejadian malam itu kan?" sindir Aria, Aron memejamkan matanya sejenak lalu mengumpat pelan. Aria tidak bisa berbohong sekarang, ketika Aron seperti itu, That was so f*****g sexy "I'm sorry, aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu lagi," seru Aron "Oh dan Yeay kita bertemu lagi ternyata, sorry to disapointed you karena telah bertemu kembali" seru Aria dengan tajam. Aron menggeram, jujur Aria sedikit kaget mendengarnya.  "Itu sama sekali tidak benar, karena aku luar biasa senang bisa bertemu lagi kembali denganmu," bisik Aron, Aria menahan nafasnya. "I don't care, sekarang biarkan aku pergi!" jawab Aria "Sebentar saja Aria kumohon, kita memiliki sesuatu yang lebih penting untuk di bahas," seru Aron sabar. "Tidak ada yang perlu dibahas Aron, kau sudah tau kita hanya bersenang-senang waktu itu." jawab Aria. Aron kembali manatap matanya, ia mengerutkan dahinya tidak suka, tapi ia menjawab. "Aku bersyukur kau mengerti, biasanya wanita lain akan selalu ingin lebih, aku hanya ingin kau mengerti, karena mungkin kita akan sering bertemu mengingat kau sangat dekat dengan Ela." Aria menyipitkan matanya. "Oh well yes, aku bukanlah salah satu wanita yang kau maksud itu dan aku juga lebih dari mengerti melihatmu kabur terbirit-b***t dan tidak mengatakan apapun padaku, seolah aku ini kuman berbahaya, aku sangat mengerti" sindir Aria, wajah Aron berubah serius sekarang, lalu ia menghela nafas. "Maafkan aku Aria sungguh." "Now bisakah kau minggir sedikit aku ingin pulang" seru Aria dengan tajam.  "Kenapa kau sangat begitu membenciku ? sampai kau tidak mau berduaan denganku." tanya Aron "Karena aku malas berdua denganmu dan apalagi menghirup satu udara denganmu!" balas Aria tajam. Aria melanjutkan "minggir atau aku gunakan kekerasan," ancam Aria "Sepertinya kau sangat menyukai kekerasan, aku tidak menyangka ku kira tidak menyukai kekerasan," seru Aron "Tapi sekarang aku sangat tergoda untuk melakukannya," Seru Aria lalu Aria membenturkan kepalanya pada kepala Aron dengan sangat keras, Aron mengumpat dan meringis kesakitan, lalu akhirnya ia mundur, walaupun kepala Aria juga sama sakitnya bukan main tapi ia coba untuk berpegangan pada tembok "you're crazy b***h," ringis Aron sambil memegangi kepalanya. Aria mengangkat bahunya seolah tidak berdosa. "Thankyou, i know right." jawab Aria. Aron memijat kepalanya, bahkan Aron sampai terjatuh di lantai sambil memegangi kepalanya, begitu saja ia sudah seperti dewa alam yang sedang kesakitan. "So, bye asshole," seru Aria lalu membuka pintu balcon. TO BE CONTINUED ---- ____________________ Jangan lupa untuk tinggalkan Love dan Komentar ya buat aku Semangat. Bab ini untuk kalian aku siapin 2,4 Words. Semoga juga ya *BIGHUG* Thankyou, Kez 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD