Our first day ... Bianca terbangun saat suara itu kembali terngiang di telinganya. Dia tersentak, napasnya memburu, keringat dingin kembali bercucuran. Matanya menatap sekeliling. Mannequin dengan potongan dress yang belum jadi dengan papan penuh tempelan potongan koran dan sketsa langsung menyambutnya. Ia kembali tertidur di meja kerjanya dengan tumpukan sketsa yang harus selesai ia kerjakan dalam beberapa hari terakhir ini. Untuk kesekian kalinya, ia kembali terbangun dalam keadaan seperti ini. Bermimpi suatu hal yang sepertinya pernah ia rasakan. Déjà vu. Mungkin itu yang sering dikatakan orang perihal mimpi-mimpi yang ia alami. Mimpinya terasa nyata. Dalam mimpi iu, ia melihat seorang pria dengan perawakan yang mirip Fabian, menempelkan dahinya ke dahi Bianca, setelah ciuman panas

