BAB 3

542 Words
LUNA POV Hari ini aku berencana untuk menjenguk ayahku. Saat aku tiba di rumah ayahku, aku melihat ayah yang semakin baik keadaannya. " Bagaimana keadaan ayah?" " Ayah sangat baik. Bagaimana keadaanmu?" " Luna sangat baik" " Syukurlah, ayah selalu berdoa semoga kau sehat dan bahagia" " Terima kasih ayah" " Kenapa kau sendirian? Kemana suamimu?" " Dia sedang berada di kantor" " Seharusnya kalian berbulan madu" " Joe sangat sibuk mengurus perusahaannya jadi kami tidak bisa berbulan madu" " Ayah selalu berharap yang terbaik untuk pernikahan kalian" Aku hanya terdiam mendengar perkataan ayah karena pada kenyataannya hidupku tidak bahagia semenjak menikah dengan Joe. ***     JOE POV Malam ini aku sengaja pulang larut malam karena aku tidak ingin melihat wanita itu. Saat aku tiba di rumah, aku melihat wanita itu tertidur di sofa. Entah kenapa ada perasaan iba saat melihat wajahnya yang terlihat tampak kelelahan. Tiba - tiba wanita itu terbangun dan aku langsung pergi meninggalkannya. " Joe, darimana saja kau? Kenapa pulang selarut ini?!" " Itu bukan urusanmu!" " Tentu saja itu urusanku! Kau sekarang suamiku dan aku berhak tau kau pergi kemana!" " Sudahlah! Sebaiknya kau urus dirimu sendiri! Aku tidak mau kau ikut campur urusanku!" Aku menutup pintu kamarku dan menguncinya agar wanita itu tidak masuk ke dalam kamarku. *** LUNA POV Aku sangat kesal ketika Joe pulang larut malam. Dia membentakku ketika aku menanyakan kemana saja dia pergi. Rasanya hatiku sakit saat ia berkata kasar kepadaku. Aku tidak terima dengan perlakuannya yang semakin menjadi - jadi. Aku tidak akan membiarkannya menindasku karena aku dari kecil di didik orang tuaku agar menjadi perempuan yang kuat dan tidak mudah di tindas oleh laki - laki. *** LUNA POV Aku terbangun pukul 5 pagi dan aku langsung menyiapkan sarapan untuk kami. Setengah jam kemudian, Joe bangun dan ia terlihat heran saat melihatku yang sedang memasak di dapur. " Tidak biasanya kau bangun pagi. Cepat buatkan aku sarapan!" " Buat saja sendiri! Aku bukan pembantumu!" " Apa kau bilang?! Kau menolak untuk membuatkanku sarapan?!" " Memangnya kenapa?! Aku memasak untuk diriku sendiri!" Aku sangat terkejut ketika Joe mendekatiku dan tiba - tiba dia menciumku dengan kasar hingga aku berusaha mendorongnya hingga ia terjatuh ke lantai. " Berani - beraninya kau mendorongku!" " Aku tidak takut padamu dan aku tidak suka dengan perlakuanmu yang kasar terhadapku!" Aku pergi meninggalkannya dan masuk ke dalam kamarku karena aku tidak tahan melihatnya. *** SISCA POV Saat Joe tiba di kantor, aku melihat wajahnya yang seperti menahan amarah. Aku yakin dia pasti habis bertengkar dengan istrinya. " Kenapa kau terlihat seperti menahan emosi? Apa yang sebenarnya terjadi?" " Sudahlah! Tinggalkan aku sendiri! Aku tidak ingin diganggu siapapun!" Aku sangat kesal karena baru pertama kali ini Joe membentakku. Semenjak ia menikah, ia berubah menjadi temperamen dan tidak bisa menahan emosi. Dari dulu aku tidak pernah setuju jika ia menikah dengan wanita pilihan ayahnya tetapi ia tidak bisa menolak keinginan ayahnya karena ia takut kehilangan semua yang di milikinya sejak kecil. Selama ini aku berusaha menjadi wanita yang terbaik untuknya tetapi ia selalu saja menganggapku sebagai mainannya. Aku berharap suatu saat nanti ia bercerai dengan istrinya. Lalu ia menikahiku dan kami bisa hidup bahagia tanpa ada gangguan dari siapapun. Aku hanya tinggal menunggu waktu saat Joe pergi meninggalkan istrinya                    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD