Part 2

1236 Words
Hari ini adalah ulang tahun Keyra, Kenna selalu ingat. Ia tahu jika di rumah orangtuanya pasti akan mengadakan pesta mewah untuk merayakan hari kelahiran Keyra. Kenna akan pergi ke rumah orangtuanya untuk memberikan kado kepada Keyra dan ia berharap jika Keyra akan menyukai hadiahnya. “Adrian, lo hari ini ke kantor?” tanya Kenna. “Iya, tumben lo nanya,” ledek Adrian. “Emang gak boleh?” “Boleh aja sih, emangnya kenapa?” tanya Adrian. “Gue mau nebeng ya, anterin gue ke rumah Bunda,” pint ague. Tanpa banyak kata Adrian hanya mengangguk. Di dalam mobil tak ada obrolan penting. Kenna dan Adrian sama-sama diam. Hingga akhirnya tak terasa mobil Adrian sudah tiba di depan gerbang rumah orang tua Kenna. “Gue turun ya, lo bawa mobilnya hati-hati,” ucap Kenna kepada Adrian yang hanya dibalas dengan anggukan kepala karena suaminya itu lebih fokus ke layar ponselnya. Saat Kenna membuka gerbang, dilihatnya ada beberapa orang EO sedang membereskan barang-barang bekas berpesta. Kenna tersenyum miris, sepertinya ia ketinggalan. Dengan menguatkan hatinya, Kenna masuk ke dalam. Di sana terlihat ada Bundanya, Keyra dan Mbak Kartika—ART di rumah orang tuanya. Mereka semua tersenyum melihat kedatangan Kenna. “Hai Kenn, apa kabar? Udah jadi istri nih sekarang,” Tanya Keyra sambil menggoda. “Hehehe, gue baik kok seperti yang lo lihat,” jawab Kenna dengan senyum yang dipaksakan. “Lihat Kenna, kakak kamu mendapat banyak sekali kado dari teman-temannya,” ujar Alifa—Bunda dengan antusiasnya. “Emang pestanya semalem ya? ‘”Iya, semalam kita semua ngadain pesta buat Keyra,” ujar Alifa dengan senang. “Bukannya ulang tahun hari ini?” tanya Kenna. “Iya, tapi tepat jam dua belas malam tadi acara tiup lilinnya. Di sini pesta sampe pagi pokoknya, ini aja bunda ngantuk banget, lho.” Kenna hanya menganggukan saja kepalanya. Ia merasa tak dianggap. Bagaimana  bisa kakaknya mengadakan pesta namun dirinya tak diberitahu sama sekali. Bahkan ini merupakan pesta yang mewah, Kenna belum pernah mendapatkan pesta semeriah ini. Saat Keyra membuka kadonya, Kenna pun menemani. Kenna terpana saat melihat isi kado dari teman-temannya Keyra begitu bagus dan harganya tentu mahal. “Ini kado dari bunda, lho,” beritahu Keyra kepada adiknya itu. Kenna hanya tersenyum. Ia melihat itu handphone keluaran terbaru yang sedang hits masa sekarang ini. Dalam hati ia iri, bundanya tak pernah membelikan handphone sebagus itu. Jika Kenna dibelikan pun standarnya tak akan melebihi milik Keyra. Tiba-tiba Andar—Ayah Kenna memanggil Keyra dari luar. “Keyra sayang, sini nak! Ayah punya kejutan besar untuk kamu!” Keyra pun langsung berdiri dan berlari keluar diikitu oleh Kenna dibelakangnya. Saat tiba di halaman rumah, seketika langkah Kenna terhenti. Ia shock melihat hadiah dari ayahnya untuk Keyra. Bagaimana tidak, hadiah dari sang ayah untuk Keyra adalah satu unit mobil sport keluaran terbaru. Tubuh Kenna seketika gemetar, dalam hatinya ia begitu iri. Kenapa nasib kakaknya beruntung? Apa salahnya sampai ia tak pernah mendapatkan apa yang Keyra dapat? Kenapa ia berbeda? Kira-kira itulah pertanyaan yang selalu ada di benak Kenna. Tak lama kemudian Kenna berjalan mendekati mereka bertiga yang tengah berbahagia tanpa dirinya. “Ayah, Bunda, Keyra , aku pamit ya. Ini udah siang, aku harus belanja buat makan malam suamiku,” pamit Kenna berbohong. Ia sungguh tak sanggup berada di sana. “Iya Kenna, kamu hati-hati. Mau diantar supir?” tawar Andar. Kenna menggeleng. “Aku naik taksi aja, Yah.” *** Tiba di apartemen, Kenna menangis tersedu. Ia sungguh merasa tak diharapkan dalam keluarganya. Ia merasa dibuang, dengan dirinya menikah dengan paksaan itu membuktikan bagaimana keluarganya ingin segera ia pergi dari hadapan mereka. Saat Kenna sedang terisak, ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Adrian “Hallo, kenapa?” “Gue boleh minta tolong?” “Apa?” “Flashdisk gue ketinggalan di kamar, kalau bisa elo anterin ke kantor gue. Kalau enggak bisa, gak apa-apa gojekin aja,” suruh Adrian di seberang sana.   “Gue gojekin aja, ya? Gue baru banget nyampe di apartemen. Mager aja gitu kalau kudu otw lagi ke kantor lo,” ujar Kenna menolak halus. “Tapi itu penting isinya, takutnya dibawa kabur,” ujar Adrian cemas. “Ck! Ya udah gue anterin deh, send lokasinya aja.” “Oke,” Sesampainya di kantor, semua mata tertuju kepada Kenna. Mereka semua tersenyum ramah kepada Kenna, seperti segan. Kenna sendiri pun tak mengerti, apakah karena ia istrinya Adrian? “Mbak, saya mau ketemu Adrian. Tadi udah janjian,” ujar Kenna sopan kepada sekretaris yang berada tepat di depan ruangan Adrian. “Boleh kok, Bu. Ibu istrinya Pak Adrian ya?” tanya sekretaris itu sedikit gugup. Kenna hanya mengangguk dan tersenyum tipis. “Silahkan masuk saja, Bu. Bapak pasti sudah menunggu ibu di dalam.” Kenna mengangguk lalu berjalan menuju ke depan pintu. Ceklek. Saat pintu terbuka, Kenna bisa melihat Adrian yang sedang fokus dengan pekerjaannya. “Ehm.” Adrian menengok dan tersenyum. “Eh, lo udah datang ya.” “Menurut lo?” tanya Kenna sinis. “Hahahaha, biasa aja dong, Bu. Gak usah gitu, jelek tahu,” ledek Adrian. “Nih, barang yang elo minta,” ujar Kenna sambil memberikan benda yang dibutuhkan Adrian itu. “Thanks ya,” ucap Adrian tulus. “Ya udah, kalau gitu gue balik ya,” pamit Kenna. “Elo balik make apa?” Tanya Adrian. “Maybe gojek atau jalan kaki,” jawab Kenna asal. “Oh ya udah,” ujar Adrian cuek dan lelaki itu fokus lagi terhadap pekerjaannya. Kenna menggeram. Ia berpikir Adrian akan mengantarkannya, tapi nyatanya ia memilih kembali fokus kepada pekerjaannya. Apakah pekerjaannya lebih penting daripada istirnya? Tunggu, istrinya? Yakin Adrian menganggap Kenna sebagai istrinya? Kenna hanya bisa tersenyum miris. Saat Kenna keluar dari ruangan Adrian, para karyawan tersenyum ramah kepadanya dan di balas dengan senyuman ramah lagi oleh Kenna. Brukkk. Karena fokus beramah tamah kepada para karyawan Kenna sampai tidak melihat seseorang yang berjalan di depannya hingga akhirnya dia juga jatuh. “Eh, sorry gue gak sengaja,” ujar perempuan berparas cantik yang bertabrakan dengan Kenna. “Iya gak apa-apa kok, gue juga salah karena jalan gak lihat ke depan,” ujar Kenna tak enak. Setelah itu perempuan tersebut melangkah meninggalkan Kenna yang masih berdiri. Kenna terus memperhatikan perempuan itu, hingga akhirnya keningnya berkerut kala melihat perempuan itu masuk ke dalam ruangan Adrian. Tapi Kenna tidak memusingkan hal itu, ia berpikir bahwa perempuan barusan adalah rekan kerja Adrian. “Wih! Pacar sama istirnya bos tabrakan, cuy!” seru salah seorang karyawan. Pacar? “Jadi selama ini Adrian punya pacar? Kok gue gak tahu ya?” tanya Kenna dalam hatinya. Kenna menjadi was-was sendiri saat mengetahui bahwa Adrian punya pacar. Itu artinya suaminya itu mencintai pacarnya dan Kenna harus mempersiapkan diri dari sekarang supaya saat dia dibuang nanti oleh Adrian, ia takkan terlalu sakit hati. Tapi siapa yang tahu dengan masa depan? *** Malam pun tiba, Kenna sedang berada di ruang tv menonton salah satu acara favoritnya. Pintu terbuka dan munculah Adrian dari sana. Kenna pun cuek dan pura-pura tak tahu jika Adrian sudah pulang. “Kenn, gue pulang,” beritahu Adrian. “Hmm…” jawab Kenna hanya dengan gumaman saja. Adrian langsung masuk ke kamarnya dan bergantu baju, setelah itu dia langsung menuju ke ruang makan dan makan malam sendirian. Entah kenapa Kenna kesal dengan Adrian, jadi ia membiarkan Adrian melakukan semuanya sendirian. Setelah selesai dengan makan malamnya Adrian kembali masuk ke kamarnya. Kenna melihat ke meja makan dan berantakan karena bekas makan Adrian. Jadi, ia berinisiatif membereskannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD