Prolog

537 Words
Siara Cakrawala—perempuan berisi dengan kulit sawo matang dan memakai hijab, harus menahan semua rasa sesaknya akibat ucapan sang adik yang melukai dengan begitu parah. Hana tidak pernah lelah untuk membuat Siara tidak percaya diri bahkan merasa dirinya sangat tidak berharga. Untuk keseribu kalinya Siara harus menahan kepahitan akibat lamaran pekerjaan yang selalu di tolak dan itu tentu saja membuat ia kecewa tapi di sebuah perusahaan besar akhirnya menerimanya untuk menjadi salah satu karyawan di sana. Hingga pada suatu ketika lamaran seorang pria yang tidak sengaja ia temuai di halte bus membuat siapa saja ingin berganti posisi menjadi dirinya.Hamid adalah sosok laki-laki yang berhasil menjadi orang yang mencintai dengan tulus mengkhitbah dan tidak mengajak berpacaran bukti keseriusan yang Hamid tunjukkan mampu membuat siapa saja akan luluh. Hamid selalu berdoa di sepertiga malam dan semakin diyakinkan untuk memilih Siara “Siara, aku sedang memantaskan diri untuk menjadi imam yang baik untuk kamu nantinya semoga kita bisa sama-sama memperbaiki setiap kehidupan ini dengan menggapai ridho-Nya,” ucap Hamid dalam acara lamaran yang di adakan oleh kedua belah pihak keluarga. Hal itu membuat pandangan iri Hana tidak bisa lepas dari sang kakak, seperti kehidupan yang Hana impikan membuat ia tambah membenci sang kakak. Rencana jahat bermunculan untuk menggagalkan pernikahan Siara dan Hamid. Kasus yang dihadapi Hamid sebagai seorang TNI sangat banyak, sampai ada sebuah kasus besar yang berdampak besar bagi hidupnya bahkan nyawa menjadi taruhannya. “Siara, jadilah seorang perempuan yang akan menemaniku mengejar ridho Allah dan selalu dekat dengan-Nya.” “Aku merasa engga pantas untuk Mas Hamid, jauh dari kata sempurna dan penuh dengan kekurangan,” balas Siara saat satu buah kotak merah disodorkan kepadanya. “Karena ketidaksempurnaan hadir untuk kedua orang saling melengkapi,” ucap Hamid tersenyum bangga,” jawab Hamid tersenyum lembut. Di atas langit biru, dibawah sinar senja. Hamid melamar dengan penuh kesiapan dan dihadiri oleh semua temannya sesama TNI, hal itu sungguh membuat semua orang pasti akan iri. “Tapi aku banyak kurangnya Mas Hamid,” jawab Siara masih syok atas sikap Hamid yang serius membuktikan ucapannya. “Gapapa Ra, manusia hadir dalam ketidak sempurnaan dan saling melengkapi satu sama lain karena kesempurnaan hanya milik sang pencipta,” balas Hamid tulus. Hamid memang sosok laki-laki yang penuh tanggung jawab dan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk membahagiakan orang-orang disekitarnya, tapi Siara merasa tidak pantas untuk mendampingi sosok sempurna yang diimpikan hampir seluruh kaum Hawa. “Aku engga bisa jawab sekarang Mas, biarkan aku sholat istikharah dulu untuk menyakinkan jawabanku dan Allah,” ucap Siara yang tidak tahu apa jawaban dalam dirinya, sebenarnya tidak tahu kenapa hatinya belum yakin 100% tapi ada beberapa hal yang masih mengganjal, biarkan dia menyakinkan dengan sholat sepertiga malam. Jika memang Hamid yang ditakdirkan untuknya maka yang namanya jodoh tidak akan pernah tertukar. Hamid mengerti atas kebimbangan seorang perempuan karena pernikahan bukan hal main-main yang bisa dilakukan semau kita tapi pernikahan adalah perihal kesiapan kedua belah pihak jika keduanya sama-sama siap maka perjalanan untuk mengejar ridho Allah akan semakin mudah, pernikahan adalah keseriusan hati, pikiran, rohani, jasmani dan fisik kedua belah pihak untuk saling membina dan bukan di lakukan satu atau dua hari saja tapi seumur hidup. Maka dapatkah Hamid menyakinkan Siara?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD