Pesta di Mulai

1051 Words
Dor…dor…dor… Terdengar suara tembakan peluru yang keras. Banyak darah dan tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa lagi. Suara teriakan, langkah kaki yang saling berlari, ada yang dikejar, ada yang mengejar. Kelompok pria bersenjata, dengan beringasnya menyerang isi penghuni sebuah rumah besar dan mewah. Ada yang bersembunyi, tapi ketahuan, hingga napas terakhirnya pun habis. Beberapa jam yang lalu, sebelum tragedi mengerikan itu terjadi, dirumah mewah sedang berlangsung pesta yang besar. Pesta sekaligus makan malam antara orang-orang yang kaya raya. Mereka sedang merayakan kemenangan atas perebutan wilayah kekuasaan. Tawa riang dari mereka, yang tidak tahu kalau sebentar lagi akan ada kelompok pencabut nyawa untuk melepas roh dari tubuh mereka. Alunan musik pun bermain, seolah memberikan hiburan untuk yang terakhir kali. Manusia-manusia yang tergolong sebagai rekan bisnis dan keluarga itu saling pamer, walaupun mereka satu golongan, tapi senyum persahabatan di antara mereka hanyalah sebagai topeng. Pelayan-pelayan pun berkeliling dengan membawa minuman dan cemilan di atas nampan, menawarkan pada tamu tersebut.   “Hahahahahaha…… akhirnya kita bisa merebut wilayah itu, kita bisa mengalahkan mereka.” tawa seorang pria dengan kepala botak, tidak ada rambut. “Kau benar sekali, mereka semua sudah ‘hilang’, lenyap. Tidak ada yang bisa menyaingi kita lagi.” balas rekan nya yang memegang gelas berisi minuman beralkohol. “Tapi… kenapa kelompok itu bisa kalah? Padahal selama ini kan mereka tidak pernah kalah.” Pria berkepala botak merasa ada yang aneh. “Tidak usah di pikirkan…. Yang terpenting adalah mereka semua sudah ‘hilang’ sudah mati. Hahahahaha…..” rekannya yang mengabaikan kecurigaan temannya. Mereka kembali tertawa kencang bersama lagi. Sambil menikmati alunan musik dan wanita-wanita yang berpakaian seksi dan mulus. Hingga akhirnya terdengar suara tembakan dari luar. Dor…dor…dor… Berkali-kali, suara tembakan itu menggema ruangan yang tiba-tiba menjadi sunyi terdiam. Semua mata sedang melihat arah pintu, penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Mereka hanya berdiri dengan ketakutan, tidak ada yang berani untuk melihat apa yang terjadi di luar. Semakin lama, suara tembakan semakin dekat dengan mereka. Itu berarti, ketakutan mereka semakin besar. Mereka berdiri, seperti kedua kakinya sudah terpaku, tidak bisa bergerak. Hanya diam mematung. Aura suhu yang berubah menjadi sangat dingin. Suara teriakan yang keluar dari mulut korban-korban yang sudah meregang nyawa lebih dulu. Drap…drap…drap…drap… Suara hentakan kaki yang kuat, seperti kelompok yang bergerombol ingin masuk ke dalam. Semakin lama suara hentakan kaki semakin dekat. “Hahahahahahaha…….wah…wah….wah….. kalian sedang pesta ternyata ya….. bagus sekali….” Terdengar suara tawa yang keras, berasal dari seorang pria dengan pedang samurai di tangannya. Pedang itu sudah berlumuran darah, bahkan terlihat tetesan darah dari benda yang tajam itu. Pria dan kelompoknya, yang saling memegang aneka senjata. Dengan lagak jagonya, berjalan dengan tatapan ingin membunuh, mereka sangat haus darah. “Lu…..Lu….Lucifer……” dengan susah payah, salah satu dari tamu itu kesulitan menyebutkan nama yang menyeramkan itu. “Ba….bagaimana….bisa….dia ada di…sini?” tanya rekannya yang juga sudah gemetaran saking ketakutannya. Ternyata yang melakukan p*********n dengan melayangkan pelurunya adalah Lucifer dan anak buahnya. Si bos Snake Poison itu berjalan semakin dekat pada mereka. Tentu saja mereka berusaha untuk menghindar, dengan mundur satu langkah kebelakang, itu pun sangat sulit. Lucifer, hanya tersenyum penuh arti kejam. Seperti ingin bermain-main dulu dengan makanannya. “Ma….ma….maafkan…kami tuan…..ku mohon…..” Pria yang berkepala botak itu memohon dengan melipatkan tangannya di hadapan pria pembunuh itu. Sret…Sret…Sret… Tanpa kata, Lucifer melayangkan pedang panjangnya pada tubuh pria berkepala botak itu. tidak langsung mati, hanya kedua tangannya saja yang baru putus akibat tebasan dari Lucifer. Tentu saja rasa sakit tidak bisa di tahannya. Jerit tangis dan kesakitan keluar dari mulutnya. “Aaaakkhhh….aaaaakkkkhhh…..hhhhiissss…..” Dengan kedua matanya, di lihat tetesan darah keluar dari kedua luka di tangannya. “Hahahahahaha……… itu….adalah….akibat..dari berkhianat pada ku…” Ucap Lucifer dengan tawa kerasnya. Tatapan matanya seperti mengisyaratkan kemarahan. Pedang panjang yang habis menebas kedua tangan pria itu berlumuran darah, di jilatnya dengan tatapan kehausan. Semua orang yang ada di situ tentu saja bergidik ketakutan. “Kau…..pura-pura bekerja pada ku, dan mencuri informasi tentang ku dan kekuatan ku, apa kau pikir aku akan melepaskan mu???” “Dari awal aku sudah tahu langkah maksud dan tujuanmu, hanya saja aku ingin melihat, bagaimana caramu melakukannya.” Ucap Lucifer dengan tatapan mata yang sangat tajam. Lucifer membelakangi pria itu, melemparkan pandangannya pada semua orang yang ada dalam ruangan itu. tentu saja yang di tatapnya menjadi ketakutan. Anak buah Lucifer yang beringas, sedang bersiap menunggu perintah selanjutnya dari bos kejam mereka. “Habisi semuanya!! Jangan ada yang ketinggalan!!!” Ucap nya pada Baron, salah satu anak buah yang di percayainya. “Baik boss….” Dengan cepat, Baron dan yang lainnya segera menyerang orang-orang yang ada di situ. Lucifer hanya duduk di salah satu sofa putih yang empuk. Sambil memperhatikan pergerakan dari anak buahnya. Sesekali bibirnya tersenyum, melihat alirah darah yang mengalir jatuh ke lantai. Sret…Sret…Dor…Dor…Sret….Dor… “Aaaakakkkhhh…….Aaaaaaahhhhhh…..” “Ttttoollloonngg….. “Jaaaannngaaannn….. “Lepas….lepaskannnnn…… Semuanya berlari, bersembunyi. Menjerit dan menangis. Seperti harimau yang sedang menyerang kumpulan ayam-ayam yang berlari kesana kemari. Suara tebasan dari pedang, suara letupan dari pistol, menyatu dengan rasa ketakutan. “Tttuuaannn….ttooloongg……ttooolloonnngg….llepppasskannn….sssayaa…..” “Saya….saya…..di paksa……tttoollonngg…..ttuaannn….. “Aaaaaakkkhhhh……. Beberapa kali mereka datang berlutut pada Lucifer, mencium kakinya seperti pengemis. Berharap agar ada rasa kasihan dari Lucifer untuk mengampuninya. Bbraggh… Bukannya merasa tersentuh, pria itu di tending dengan keras oleh Lucifer. Lucifer berdiri, dengan senyuman jahatnya, di angkat pedang yang masih setia di tangannya. Pria yang memohon ampun melihat silaunya pedang yang sudah di angkat di hadapannya, semakin ketakutan. “Tiidak…ttiiddakkk…jjannngann…. Sret… “Aaaaakkkhhhhh…. Pria yang sebagai pengkhianat itu pun mati. Kepalanya yang sudah terpisah dari tubuhnya terlempar  dilantai. Menggelinding hingga berada dibawah salah satu kaki tamu-tamu yang ikut ketakutan menyaksikannya. Darah segar pun keluar dari batang leher yang sudah berlubang. Melihat itu, semua menjerit ketakutan. Pria kejam yang membunuh itu melihat mayat yang habis di tebasnya dengan tatapan kebencian dan kemarahan. “Dari dulu aku paling tidak suka dengan pengkhianatan…..” Ucapnya sambil membuang ludah pada mayat yang tidak bergerak itu. Satu persatu orang-orang yang ada di situ sudah mulai habis, yang lainnya sudah tidak bernyawa. Acara pesta yang mewah itu berubah dengan acara p***************l. Suara alunan musik berubah menjadi suara tembakan dan teriakan dari mereka yang berusaha melarikan diri dari amukan anak buah Lucifer. Semua orang yang menyaksikan pesta, adalah mereka yang ikut bekerja sama untuk menghancurkan Lucifer. Padahal mereka dulu adalah orang yang pernah diselamatkan Lucifer, tapi karena keegoisannya, mengakibatkan nyawa mereka hilang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD