Kekasih Gelapku

1725 Words
Rey sebenarnya adalah cowok yang setia pada pasangan jika itu telah menyentuh hatinya. Walaupun hanya level pacaran ya, belum resmi menjadi suami istri. Hal ini sudah ia buktikan sewaktu  mulai merasakan jatuh cinta atau kata orang first love, sejak duduk di bangku SMA. Awalnya juga ia tak menyangka bakal bisa mendapatkan cintanya, sebut saja nama gadis itu Nindy. Ada yang mengatakan kalau Rey benar-benar beruntung bisa mendapatkan cintanya. Namun ada juga yang HATERS mengatakan kalau si Nindy sedang mendapat ‘musibah’. Entah apa yang dimaksud mereka ‘musibah’ tersebut. Mungkin karena si Nindy adalah bunga sekolah, dimana anaknya memang cakep abis, tidak sombong, baik hatinya, murah senyum dan agak pemalu juga, serta rajin menabung (eh salah keterusan, maaf pembaca). Secara tidak langsung, Nindy nih banyak banget fansnya terutama dari kaum Adam. Sampai dari guru pun ada yang mencoba mendekati, yang mencoba menarik perhatiannya. Luar biasa ya kharisma si Nindy. Yah mungkin bisa jadi para haters Rey bertambah dengan Nindy menjatuhkan pilihan padanya. Rey pahami resiko tersebut, tapi apa cinta bisa memilih?? Entahlah, ia juga tidak mengerti bagaimana bisa seorang Nindy jatuh hati padanya. Padahal yang lebih baik dari Rey masih banyak waktu itu. Wait … wait, apa Rey sejelek itukah? Apa memang ia tak pantes bersama Nindy? Atau jangan-jangan penulis ga terima juga kalo Nindy suka dengan Rey? Hehe … sabar, sabar ini ujian saudara. Sayangnya Rey mendapat anugrah itu saat ia sudah duduk di kelas 3, masa injury time di SMA. Amat sangat disayangkan, perjalanan cinta pertamanya hanya setahun, atau malah bisa kurang dari setahun. Yah walau begitu ia sangat menikmati hubungan itu. Setiap kehidupan pasti ada ujiannya. Begitu juga hubungan Rey dan Nindy kala itu. Ada saja ujian yang datang silih berganti. Di mulai dari Nindy, sudah pasti banyaklah, kan dia ‘bunga Sekolah’ waktu itu. Dari mantannya yang mau ajak balikan, dari adik kelas juga ada yang demen, belum lagi dari guru les mereka. Yah wajar saja sih kalau dia jadi bahan rebutan. Lha terus gimana dengan Rey? Cowok biasa yang hanya mengandalkan kehebatan ia bermain voli dan basket. So pasti Rey ga kalah jugalah, walau dengan wajah pas-pasan ada juga ujiannya. Mulai dari sekolahnya saja, adik kelas ada yang lirik-lirik juga, bahkan sempat juga ada anak SMP yang naksir berat dengannya juga, apalagi anak SMP ini tajir. Namanya Retno, anaknya cantik, hitam manis, walaupun tidak secantik Nindy. Waktu itu Retno masih duduk di kelas 3 SMP. Awal perkenalan juga lewat teman main basket di kampung. Kebetulan saat itu ia sedang melihat Rey bermain basket bersama teman-teman sekampung. Dari situ rupanya Retno jatuh hati pada Rey. Rey yang melihat seorang gadis manis berada di pinggir lapangan langsung unjuk gigi. Tak sia-sia dengan kepiawaiannya, ia mampu membuat getar hati gadis itu. Padahal saat itu Rey sudah memiliki pacar Nindy. Retno yang merasa mendapat respon dari cowok yang ia taksir, langsung memberi signal pada Rey. Akhirnya merekapun jadian sebagai sepasang kekasih ilegal. Jadilah Rey memiliki pacar 2 orang yang sama-sama mencintainya. Satu dari Nindy teman se-angkatan dan satu dari adik kelas. Retno yang begitu tergila-gila dengan Rey sampai nekat mendatangi rumah Rey. Dengan ketajirannya ia selalu membawa roda empat di kala mengunjungi rumah cowoknya.  “Anak mana itu nak, kok sering datang ke rumah? Bawa mobil lagi …” Abahnya Rey mencoba selidiki seorang gadis yang sering datang ke rumah Rey. “Biasa Bah, cuma teman kok …” jawab Rey ngeles. “Awas kon pacaran yo, rampung ke sek sekolahe, ra usah macem macem, ga ono pacar-pacaran” Abah cuma nyengir melihat istrinya mulai mengomeli sang anak Rey. Tahun 90-an kalau ada anak SMP yang bawa si roda 4 sudah pasti hebat banget, apalagi seorang cewek. Memang diakui Retno adalah anak sultan kala itu. Rey merasa bingung juga kenapa nih anak SMP bisa terpikat dengannya. Padahal ia hanya anak penjual nasi kuning, yang setiap subuh harus membantu kedua orang tuanya menyiapkan jualan ibunya. Tapi sudahlah mungkin Rey lagi hoki, anggap saja begitu ya. Rey sempat di kenalkan orang tuanya Retno di rumahnya. Agak sedikit shock ternyata emaknya lebih cakep dari anaknya. Rey yang melihat kondisi rumah Retno bak istana, sangat mewah di bandingkan dengan rumahnya. Apalagi Retno adalah anak tunggal di keluarganya, wajar saja jika ia begitu di sayang. Setelah berkenalan dengan ortunya yang begitu ramah, mereka diberi kesempatan untuk berduaan di ruang tamu. Nih emak pengertian banget ya dengan situasi dan kondisi, batin Rey yang mulai nakal. Retno yang berada di kandang sendiri mulai mencoba menggoda Rey. Sayang peluang ini ia hanya mendapatkan sebuah ciuman hangat, tidak ada adegan s****l yang extreme atau w*****k seperti di film-film bokep. Saat itu Rey masih terlalu culun, seharusnya ia bisa mendapatkan lebih dari sekedar ciuman. Baginya bisa mendapatkan sebuah ciuman sudah cukup untuk menaklukkan seorang gadis masa itu. Kurang lebih sebulan Rey menjalani hubungan gelap bersama Retno. Ia telah mengkhianati Nindy yang telah mencintainya. Namun itu semua tak perlu waktu lama. Sebaik apapun Rey mencoba menutupi sebuah kebusukan atau menyembunyikan kebohongan tersebut, suatu saat pasti akan terungkap juga. Apalagi Tarakan adalah kota kecil yang hanya dalam hitungan jam sudah bisa terdeteksi semuanya. Mau kemana pasti ada saja yang mengenali. Bangkai itu tercium saat Rey bersama sahabat kentalnya Killik sedang berlibur ke sebuah Pantai Wisata Amal. Mereka telah berjanjian dengan pasangan masing-masing. Sayang pilihan Rey saat itu adalah Retno yang ia temui di pantai itu. Malang tak dapat di hindari, ketika sedang bermesraan di pantai itu, tanpa sengaja ada sahabat Nindy yang melihat kelakuan Rey sedang bergandengan tangan. Sahabat itu hanya tersenyum kecut melihat kejadian itu. Rey tak berkutik ia tak bisa lagi menghindar. Terbayang di kepalanya saat itu adalah Nindy, gadis yang sangat ia cintai. Keesokan harinya Rey yang pura-pura tak tahu di sekolah tidak menunjukkan sikap yang mencurigakan pada Nindy, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Padahal Nindy terlihat sikapnya mulai mencurigakan, tapi Rey tidak sebodoh itu, ia sudah mempersiapkan seribu alibi guna mempertahankan cinta pertamanya. Pulang sekolah seperti biasa Rey mengantar Nindy pulang ke rumahnya, meski jarak rumah dan sekolah sangat dekat, Rey tetap bersikeras ingin mengantarnya. Bagi Rey sedetik adalah waktu yang berharga bisa bersama kekasihnya. Ia rela berjalan kaki di bawah teriknya mentari hanya untuk bisa berlama-lama dengan Nindy. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Nindy cuek saja. Ia tak banyak merespon bicara Rey, bahkan joke-joke yang coba di lontarkan Rey terasa garing baginya. Rey yang melihat gelagat pacarnya berubah mencoba untuk memahami. Ia lagi mencari timing yang pas untuk mengungkap semuanya. Hingga tiba di rumah Nindy, tak ada juga pertanyaan dari Nindy mengenai Retno. Rey sudah siap sedia dengan kondisi tersebut. Saat berpisah pun Nindy terlihat jutek dengan sikap Rey. Sedikitpun ia tak memberi senyuman gingsulnya. Rey mulai gelisah dengan sikap Nindy, ada terbersit rasa takut jika ia akan di putus hubungannya dengan Nindy. Terbayang para cowok sekolahnya yang sedang mengantri untuk mendapatkan cintanya Nindy. Ah benar-benar sebuah kisah cinta horror yang sangat mengerikan, mengalahi ketika menghadapi demit yang menyeramkan. Siangnya Rey kembali menjemput Nindy, karena mereka ada jadwal les privat computer bersama. Mendekati masa akhir di SMA mereka ada kewajiban menyusun makalah untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir di sekolah. Sepanjang perjalanan menuju tempat les, Nindy tak ada sedikitpun mengeluarkan sepatah kata, sepertinya ia lagi kesal dengan Rey. Hal ini semakin membuat gelisah hatinya Rey. Ia mencoba sabar hingga waktu selesai les. Mereka sempatkan menikmati sunset sepanjang jalan. Rey mulai menanyakan perubahan sikap kekasihnya yang tidak seperti biasanya. Padahal ia sudah mengetahui perubahan itu, ia yakin pasti karena ia ketangkap basah dengan sahabat Nindy saat bermesraan dengan Retno. “Benar apa yang dikatakan Diana, kamu pacaran dengan anak SMP, Rey?” tanya Nindy dengan terlihat di matanya yang mulai berkaca-kaca. Ya Allah indahnya mata itu, mata gadis yang sangat di cintai Rey. Baru kali ini ia melihat langsung dengan jarak yang begitu dekat. Memandang indahnya anugrah Illahi yang diciptakan buat seseorang. Rey sangat tersentuh hatinya, ia merasa tak mungkin lagi menghindar. Hati Rey benar-benar tersentuh dengan situasi saat itu. Wajahnya yang begitu indah dengan senyum manis yang selalu terhias dalam cintanya. Ah Rey tak sanggup lagi jika sampai ada setitik air mata yang menetes di sudut mata nan indah tersebut. “Ga Nin itu hanya teman, kebetulan si Killik naksir temannya, jadi aku hanya menemani dia.” Rey masih bisa mengelak dengan alas an yang cukup masuk di akal. Beruntung Nindy masih mau menerima alasan yang diberikan Rey.  Alhasil cinta Rey masih bisa diselamatkan hari itu. Beberapa hari berikutnya, telepon Retno mulai coba di hindarinya. Sang Abah melihat kelakuan anaknya kembali cengar cengir. Abah memang orangnya asik jika menyangkut hal kebahagiaan anaknya, apalagi jika soal pacaran atau hubungan dengan cewek. Mungkin dulunya beliau juga seperti itu, pikir Rey. Kunjungan ke rumah pun Retno juga mulai berkurang, jikapun ada ke rumah, pasti Rey mengumpet menghindari tamunya. Rey mulai dilemma dengan kondisi saat itu. Ia tidak bisa terus terusan menghindari masalah tersebut dan memang harus memilih diantara keduanya. Di satu sisi ia sangat mencintai Nindy, sementara di sisi lain ia tak ingin menyakiti hati Retno. Gadis SMP itu terlalu baik buatnya, ia tak tega terlalu jauh menyakitinya dengan memberi harapan palsu. Namun akhirnya Rey tetap harus memilih karena ia tidak mungkin ‘poligami’ saat usia remaja kan. Walaupun pasti ada yang tersakiti, ia harus mengambil keputusan itu dan finally Rey harus mengikuti kata hatinya. Ia tetap mempererat hubungan cintanya dengan Nindy, karena ia sudah merasa sangat klik dengan doi, ia merasa nyaman berada di sisi gadis itu ketimbang Retno. Apalagi Nindy adalah idola di sekolahnya, bisa mendapatkan cintanya adalah anugrah yang takkan pernah ia dapatkan untuk kedua kalinya. Beda halnya dengan Retno yang masih memiliki perjalanan panjang dalam urusan percintaan. Di tambah lagi faktor materi yang menunjang gadis itu tidaklah begitu sulit untuk mendapatkan yang ia inginkan. Dengan sangat terpaksa Rey harus memutus hubungannya dengan Retno. Akibatnya sudah bisa ditebak … si Retno menjadikan Rey sebagai public enemy nya kala itu. Itupun memberi keputusan pada Retno hanya melalui sambungan telepon. Kebencian gadis ini semakin jadi ketika tahu hubungan itu berakhir hanya melalui sebuah sambungan telepon, itupun melalui seorang perantara sepupunya. “Aku ga bisa lagi meneruskan hubungan ini, kamu terlalu baik buat aku, Ret” pinta Rey kala itu. Ah kata-kata klasik yang selalu keluar untuk mengakhir sebuah hubungan. Ah pengecut lu Rey! Terkadang memang kita harus bersikap seperti seorang pengecut demi kebaikan seseorang. Semua hanya masalah timing yang kurang tepat dan situasi yang salah ketika cinta itu hadir.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD